Sri Hartini Mardi Asih, Sri Hartini
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENATALAKSANAAN ISPA TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU MERAWAT BALITA ISPA DI RUMAH Mardi Asih, Sri Hartini; Dewi Sunarno, Rita; Marettina, Nita
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2012
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ISPA merupakan masalah kesehatan masyarakat. Di Kabupaten Batang ditemukan sebanyak 2.594 kasus pada tahun 2010. Ibu menganggap ISPA pada balita merupakan penyakit biasa yang sering timbul dan tidak berbahaya serta bisa menghilang dengan sendirinya, apabila ISPA tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian. Untuk mengetahui kejadian ISPA pada balita maka perlu diidentifikasi faktor penyebabnya seperti tingkat pengetahuan orang tua, umur, status gizi, imunisasi, lingkungan, ASI dan BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan ISPA dengan pengetahuan dan keterampilan ibu merawat balita ISPA di rumah Desa Sawahjoho Warungasem Batang. Menggunakan Eksperimental Design dengan jumlah sampel 32 ibu terdiri kelompok kontrol dan perlakuan. Sampel dipilih dengan teknik Systematic Sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan keterampilan dengan nilai p = 0,000. Rekomendasi dari hasil penelitian ini diharapkan ibu-ibu lebih memperhatikan kesehatan balitanya dan mengetahui tanda-tanda awal dari penyakit yang sering menyerang balita. Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Keterampilan
EFEKTIVITAS KOMPRES AIR SUHU BIASA DAN KOMPRES PLESTER TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM USIA PRASEKOLAH DI RSUD UNGARAN SEMARANG Fatkularini, Dian; Mardi Asih, Sri Hartini; Solechan, Achmad
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2014
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam merupakan gejala dari suatu penyakit, kondisi ini merupakan suatu reaksi atau mekanisme tubuh untuk bertahan dalam menghadapi masuknya benda asing atau kuman penyakit seperti virus, bakteri atau parasit kedalam tubuh, untuk memusnahkannya diperlukan suhu tertentu yang biasanya lebih tinggi dari suhu normal dan disebut dengan demam. Tindakan non farmakologis dengan memberikan kompres hangat atau kompres plester. Tujuan dari penelitian ini menganalisis efektivitas kompres air suhu biasa dan kompres plester terhadap penurunan suhu tubuh pada anak demam usia prasekolah di RSUD Ungaran Semarang. Rancangan penelitian ini menggunakan True Eksperiment dengan jumlah sampel sebanyak 72 responden dengan teknik purposive sampling. Rata-rata suhu tubuh responden sebelum diberikan kompres adalah 38,2oC. Setelah diberikan kompres air suhu biasa mengalami rata-rata penurunan suhu tubuh sebesar 0,8oC dan setelah diberikan kompres plester mengalami rata-rata penurunan suhu tubuh sebesar 0,4oC. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan nilai P=0,02 (P<0,05), sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kompres air suhu biasa dan kompres plester terhadap penurunan suhu tubuh anak dengan demam usia prasekolah.   Kata kunci      : Suhu tubuh, Demam, Kompres Air Suhu Biasa, Kompres Plester
PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ZAITUN (OLIVE OIL) TERHADAP DERAJAT RUAM POPOK PADA ANAK DIARE PENGGUNA DIAPERS USIA 0-36 BULAN DI RSUD UNGARAN SEMARANG Vega Jelita, Maretha; Mardi Asih, Sri Hartini; Nurulita, Ulfa
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2014
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit yang sering terjadi pada usia 0-36 bulan adalah salah satu yang angka kejadiannya terus meningkat yaitu diare. Pengeluaran feses yang meningkat pada anak yang menderita diare, mengharuskan orangtua lebih sering mengganti popok jika popok tidak segera diganti akan menimbulkan kemerahan disekitar genetalia yaitu ruam popok. Minyak zaitun (Olive Oil) mengandung emolien yang bermanfaat untuk menjaga kondisi kulit yang rusak seperti psoriaris dan eksim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian minyak zaitun (olive oil) terhadap derajat ruam popok pada anak diare pengguna diapers usia 0-36 bulan. Rancangan dalam penelitian ini menggunakan quasy eksperiment, dengan design Non-equivalent control group dengan jumlah sampel sebanyak 33 responden untuk setiap kelompok. Hasil penelitian ini menunjukan sebelum pemberian minyak zaitun pada kelompok eksperimen paling banyak pada derajat ruam popok sedang sebanyak 31 anak dan pada kelompok kontrol paling banyak pada derajat ruam popok sedang sebanyak 20 anak, sedangkan sesudah pemberian minyak zaitun pada kelompok eksperimen paling banyak pada derajat ruam popok ringan sebanyak 29 anak dan pada kelompok kontrol paling banyak pada derajat ruam popok sedang sebanyak 31 anak. Uji Wilcoxon Test menunjukan nilai p value=0,011 (<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian minyak zaitun (olive oil) terhadap derajat ruam popok pada anak diare pengguna diapers usia 0-36 bulan.   Kata Kunci : Diare, Ruam popok, Minyak zaitun (olive oil)
PENGARUH METODE LATIHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEMANDIRIAN MENGGOSOK GIGI ANAK RETARDASI MENTAL USIA SEKOLAH Pujiyasari, Septiani; Mardi Asih, Sri Hartini; Nurullita, Ulfa
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2014
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Retardasi mental merupakan gangguan ketidakmampuan beradaptasi dan tingkat kemandirian yang kurang pada seorang individu. Pendidikan khusus untuk anak retardasi mental dikenal dengan bina diri. Merawat diri merupakan salah satu pendidikan yang harus dikuasai oleh anak, namun masih banyak anak retardasi mental yang kurang mandiri dalam menggosok gigi. Kemandirian menggosok gigi anak retardasi mental dapat ditingatkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan memberikan pembelajaran latihan menggosok gigi. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode latihan menggosok gigi dengan kemandirian menggosok gigi anak retardasi mental usia sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu, dengan pendekatan one group preterst posttest. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, didapatkan jumlah anak yang menjadi responden sebanyak 32 anak. Berdasarkan karakteristik responden, didapatkan hasil sebanyak 18 anak (56,2%) laki-laki mendominasi penelitian ini. Hasil penilaian kemandirian anak sebelum dilakukan latihan menunjukan dari 32 anak yang mengikuti penelitian ini 15 anak (46,9%) tidak mandiri dalam menggosok gigi. Setelah dilakukan latihan menggosok gigi sebanyak 4 kali dalam 2 minggu, anak yang mandiri dalam menggosok gigi menjadi 23 anak (71,9%). Berdasarkan hasil uji wilcoxon didapatkan hasil p value=0.000, maka ada pengaruh metode latihan menggosok gigi dengan kemandirian menggosok gigi anak retardasi mental usia sekolah. Kata kunci:Anak retardasi mental, Kemandirian menggosok gigi, Metode Latihan
PENGARUH TERAPI BERMAIN MENYUSUN MENARA DONAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK DOWN SYNDROME USIA SEKOLAH DI SLB NEGERI SEMARANG Dekayati, Silviana; Mardi Asih, Sri Hartini; Nurullita, Ulfa
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2014
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angka kejadian down syndrome rata-rata di seluruh dunia adalah 1 pada setiap 700 kelahiran. Menurut catatan Indonesia Centre for Biodiversity dan Biotechnology (ICBB) Bogor, di Indonesia terdapat lebih dari 300 ribu anak pengidap down syndrome. Kemampuan anak down syndrome sangat lambat di bandingkan dengan anak normal, karena itu anak down syndrome membutuhkan rangsangan untuk dapat meningkatkan kemampuan motoriknya salah satunya dengan bermain menggunakan menara donat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi bermain menyusun menara donat terhadap peningkatan kemampuan motorik anak down syndrome usia sekolah di SLB Negeri Semarang. Desain penelitian ini adalah descriptive. Menggunakan teknik total sampling dengan sampel sebanyak  30 responden, pengambilan data dengan menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukan kemampuan motorik anak down syndrome sebelum diberikan intervensi terapi bermain menyusun menara donat 21 anak (70%) tidak mampu, dan 9 anak (30%) mampu. Kemudian setelah diberikan intervensi hasil meningkat sebanyak 14 anak (46,7%) tidak mampu, dan 16 anak (53,3%) mampu. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah perlu dikembangkan terapi bermain yang berbeda-beda untuk anak down syndrome agar kemampuan motoriknya dapat meningkat lagi.   Kata kunci       : terapi menyusun menara donat, kemampuan motorik, down syndrome usia sekolah.
PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DENGAN MELOMPAT SATU KAKI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK NEGERI PEMBINA BATURSARI Kartyasih, Estimining; Mardi Asih, Sri Hartini; Solechan, Achmad
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 7, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Sebagai aset bangsa, anak harus mendapat perhatian sejak mereka masih di dalam kandungan sampai mereka menjadi manusia dewasa. Awal hubungan mereka biasanya dengan orang tua dan anggota keluarga lain. Pada fase ini sangat tergantung pada pendampingan untuk memperoleh stimulus yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Permainan motorik kasar dengan melompat satu kaki adalah salah satu cara merangsang perkembangan motorik kasar anak, selain permainan lainnya.Tujuan dari penelitian ini menganalisis perbedaan pendampingan terhadap perkembangan motorik kasar dengan melompat satu kaki  pada anak usia 4-5 tahun di Taman Kanak-Kanak. Rancangan penelitianini menggunakanQuasy experimental designdengan jumlah sampel 35 responden, dan teknik Purposive Sampling. Hasil uji Wilcoxon melompat 1 kaki pada kelompok tidak didampingi diperoleh rata-rata sebelum dan sesudah tanpa pendampingan, dengan nilai p value sebesar 0.84 (p0.05) yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah indikator melompat 1 kaki pada kelompok tidak didampingi. Adapun pada kelompok didampingi diperoleh rata-rata sebelum dan sesudah pendampingan, dengan nilai p value sebesar 0.006 (p0.05) yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antar sebelum dan sesudah dengan indikator melompat 1 kaki pada kelompok didampingi. Hasil uji chi square pada kelompok tidak didampingi diperoleh p value sebesar 0.259 (p0.05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara kelompok kontrol (tidak didampingi) dengan interpretasi sesuai skala Denver II.Hasil uji Chi Square pada kelompok didampingi diperoleh p value sebesar 0.000 (p0.05) yang berarti bahwa ada hubungan antara kelompok perlakuan (didampingi) dengan interpretasi sesuai skala Denver II. Kata Kunci :Anak, Perkembangan motorik kasar, melompat satu kaki, Pendampingan
PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP SUHU TUBUH BAYI YANG MENGALAMI DEMAM Mardi Asih, Sri Hartini; Wanda, Dessie; -, Widyatuti; Rustina, Yeni
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 5, No 2 (2013): Desember 2013
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Imunisasi atau infeksi ringan dapat menyebabkan bayi mengalami demam. Penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan antipiretik dan Perawatan Metode Kanguru (PMK). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh PMK terhadap suhu tubuh bayi yang mengalami demam di RS Telogorejo dan RB Mardi Rahayu Semarang. Desain penelitian yang digunakan quasi experimental pre-post test non equivalen control group. Sampel penelitian terdiri atas 15 bayi kelompok kontrol (tanpa PMK) dan 15 bayi kelompok intervensi (PMK). Tcrdapat perbedaan yang signifikan antara suhu tubuh sebelum dan sesudah prosedur PMK dengan P value 0,000. Implikasi perawatan yang dapat direkomendasikan adalah pemberian antipiretik disertai PMK dengan monitor suhu secara ketat.Kata kunci: PMK, domain, bayi.