Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Relasi Politik Dan Cinta Tanah Air Dalam Perspektif Islam Ananda Eka Delphie Pradana; Handaru Rakha Nanda; Andini Ndaru Irlambang; Rosalia Sanika Satyawada; Aditia Muhammad Noor
Journal Analytica Islamica Vol 11, No 2 (2022): ANALYTICA ISLAMICA
Publisher : Program Pascasarjana UIN Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Politik memiliki keterkaitan dengan manusia dan perilaku maupun aktivitasnya yang mana politik turut serta mempengaruhi kehidupan manusia dengan kekuasaannya. Cinta tanah air pun menjadi salah satu bentuk aktivitas dari manusia, bukan hanya dilafalkan saja, namun tetap wajib diwujudkan dalam upaya memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam Islam dipelajari juga mengenai cinta tanah air dan berpolitik, dua aspek tersebut telah ada pada zaman Rasulullah SAW. Kedudukan antara cinta tanah air dan berpolitik saling mengendalikan, karena tanpa adanya kekuasaan negara yang sifatnya memaksa, agama berada di dalam bahaya, sementara jika tanpa wahyu, negara sendiri pasti menjadi sebuah organisasi yang tiranik, tiranik sendiri dapat muncul dari sikap yang tidak cinta tanah air dan anti berpolitik. Melalui pemimpin, adanya  hubungan politik dan cinta tanah air ini dapat dilihat, contohnya dengan mengeluarkan kebijakan yang menumbuhkan rasa cinta tanah air pada rakyatnya. Di sisi lain, dalam suatu negara juga diperlukan pedoman atau dasar hukum yang diterapkan, dengan itu nantinya akan berpengaruh terhadap hubungan politik dengan proses penumbuhan rasa cinta tanah air.
Pandangan Islam Dalam Menyikapi Korupsi Muhammad Al Qodri Revanda Purnama; Muhammad Petra Albany; Daffa Justice Privian; Miftahul Huda; Aerio Galih Devano; Aditia Muhammad Noor
EDU-RILIGIA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam dan Keagamaan Vol 6, No 4 (2022): Oktober-Desember
Publisher : Pascasarjana UIN Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47006/er.v6i4.13079

Abstract

AbstrakDi Indonesia sendiri sering kita mendengar tentang korupsi. Korupsi adalah salah satu bentuk dari perbuatan manusia yang dapat dikategorikan menjadi penyuapan, manipulasi, pemalsuan dan lainnya ini adalah termasuk kasus serius. Di Indonesia sendiri sering kali kita mendapatkan pejabat pemerintahan yang melakukan korupsi untuk kepentingan pribadi. Meskipun di Idonesia ada komisi komisi pemberantasan korupsi (KPK) dan terdapat hukum di Indonesia yang mengatur tentang tindak pidana korupsi salah satunya UU No. 31 Tahun 1999 dan UU No.20 Tahun 2001. Jika melihat dari dampaknya perbuatan ini tidak hanya menyangkut pada mental dan moralitas pelaku saja, tetapi juga kepentingan umum yang terkait.. Sendi-sendi kehidupan bermasyarakat di Indonesia banyak yang tidak dilandasi dengan nilai-nilai Pancasila terutama sila kesatu. Yang mana tentu saja bertentangan dengan tujuan syariat islam. Melawan korupsi adalah tanggung jawab semua komponen negara, di dalam islam pun juga dilarang melakukan tindak korupsi.[1] Kata Kunci : korupsi,hukum,bertentanganAbstract In Indonesia, we often hear about corruption. Corruption is a form of human action that can be categorized into bribery, manipulation, forgery and others, this is a serious case. In Indonesia, we often get government officials who commit corruption for personal gain. Although in Indonesia there is a corruption eradication commission (KPK) and there are laws in Indonesia that regulate corruption, one of which is Law no. 31 of 1999 and Law No. 20 of 2001. If you look at the impact of this act, it does not only concern the mental and morality of the perpetrator, but also the related public interest. Many of the joints of social life in Indonesia are not based on values. Pancasila, especially the first principle. Which of course contradicts the objectives of Islamic law. Fighting corruption is the responsibility of all components of the state, in Islam it is also prohibited to commit acts of corruption. Keywords: corruption, law, contrary
Pandangan Islam Dalam Menyikapi Korupsi Muhammad Al Qodri Revanda Purnama; Muhammad Petra Albany; Daffa Justice Privian; Miftahul Huda; Aerio Galih Devano; Aditia Muhammad Noor
EDU-RILIGIA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam dan Keagamaan Vol 6, No 4 (2022): Oktober-Desember
Publisher : Pascasarjana UIN Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47006/er.v6i4.13079

Abstract

AbstrakDi Indonesia sendiri sering kita mendengar tentang korupsi. Korupsi adalah salah satu bentuk dari perbuatan manusia yang dapat dikategorikan menjadi penyuapan, manipulasi, pemalsuan dan lainnya ini adalah termasuk kasus serius. Di Indonesia sendiri sering kali kita mendapatkan pejabat pemerintahan yang melakukan korupsi untuk kepentingan pribadi. Meskipun di Idonesia ada komisi komisi pemberantasan korupsi (KPK) dan terdapat hukum di Indonesia yang mengatur tentang tindak pidana korupsi salah satunya UU No. 31 Tahun 1999 dan UU No.20 Tahun 2001. Jika melihat dari dampaknya perbuatan ini tidak hanya menyangkut pada mental dan moralitas pelaku saja, tetapi juga kepentingan umum yang terkait.. Sendi-sendi kehidupan bermasyarakat di Indonesia banyak yang tidak dilandasi dengan nilai-nilai Pancasila terutama sila kesatu. Yang mana tentu saja bertentangan dengan tujuan syariat islam. Melawan korupsi adalah tanggung jawab semua komponen negara, di dalam islam pun juga dilarang melakukan tindak korupsi.[1] Kata Kunci : korupsi,hukum,bertentanganAbstract In Indonesia, we often hear about corruption. Corruption is a form of human action that can be categorized into bribery, manipulation, forgery and others, this is a serious case. In Indonesia, we often get government officials who commit corruption for personal gain. Although in Indonesia there is a corruption eradication commission (KPK) and there are laws in Indonesia that regulate corruption, one of which is Law no. 31 of 1999 and Law No. 20 of 2001. If you look at the impact of this act, it does not only concern the mental and morality of the perpetrator, but also the related public interest. Many of the joints of social life in Indonesia are not based on values. Pancasila, especially the first principle. Which of course contradicts the objectives of Islamic law. Fighting corruption is the responsibility of all components of the state, in Islam it is also prohibited to commit acts of corruption. Keywords: corruption, law, contrary
GRAPHIC DESIGN IN THE CREATIVITY DEVELOPMENT OF STUDENTS AT THE TAHFIDZ AL-QURAN ISLAMIC BOARDING SCHOOL "OEMAH AL-QURAN" MERJOSARI LOWOKWARU MALANG Albar Hasibuan; Nur Chanifah; Fitrahayunitisna; Muhammad Hambali; Aditia Muhammad Noor
Wisesa: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022): WISESA: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : UPT. PKM UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.wisesa.2022.01.1.5

Abstract

As an educational institution, Islamic boarding schools are required to carry out significant acceleration and transformation. If in the past the scope of output was limited to the religious dimension, now pesantren graduates are expected to be able to contribute a lot in various aspects of people's lives. The development of applications in the field of information technology has a major impact in various fields of life, including in the creative industries such as printing, digital image processing and graphic design. This requires us to provide training to students so that they can follow developments and be able to use it for preparation after they graduate. Training on the use of these applications is important to equip students' creativity so that later when they leave the boarding school, they can develop these skills to be more independent. Even these skills can also equip students for entrepreneurship, so they can support their economy. Based on this reality, the MPK Center Community Service Team initiated to assist Islamic boarding schools in developing students' creativity through graphic design training. This is because the human resources owned by Islamic boarding schools in the field of graphic design are minimal or even non-existent. With the graphic design training, it is hoped that it can help pesantren in equipping students with skills so that their creativity is formed.
ATAS NAMA JIHAD: KONSTRUKSI PEMIKIRAN RADIKALISME DAN TERORISME Reflani Fitrah Rochmadina; Aisha Alvina; Dina Nur Halimah; Ahnaf Maulana Putra; Aditia Muhammad Noor
At-Tabayyuun: Journal Islamic Studies Vol. 4 No. 1 (2022): AT-TABAYYUN - JOURNAL ISLAMIC STUDIES
Publisher : Pascasarjana IAIN Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terorisme dan radikalisme adalah dua kata yang saling berkaitan. Terorisme adalah faham yang menghalalkan segala cara agar tercapainya suatu tujuan tertentu secara radikal. Sedangkan radikalisme adalah tindakan yang menginginkan perubahan yang disertai tindakan anarkis. Kebanyakan dari mereka yang melancarkan aksi, berlindung dibalik kata jihad. Jihad adalah tindakan pengorbanan untuk membela agama di jalan Allah. Padahal seluruh agama mengajarkan kedamaian dan persatuan tanpa adanya konflik. Mereka yang menganggap bahwa yang tidak satu iman adalah kafir dan perlu diberantas. Berdasarkan dari analisis sederhana kami, di masyarakat FPIK banyak dari mereka yang mengartikan jihad sebagai kekerasan. Padahal jihad tidak hanya perang pada umumnya, banyak hal-hal lain yang dapat di artikan seperti jihad, seperti belajar, menjaga diri dari hawa nafsu, menjaga perdamaian antar umat, dan memperbaiki kualitas ibadah.