Agi Rivi Hendardi
Fakultas Teknik, Universitas Perjuangan Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EVALUASI PENENTUAN DEBIT BANJIR RENCANA DI DAERAH TANGKAPAN AIR BENDUNG MANGANTI DENGAN METODE HIDROGRAF SATUAN SINTETIS LIMANTARA Yasir Muhamad Ridsan; Anri Noor Annisa Ramadan; Agi Rivi Hendardi
JITSi : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 2 No. 2 (2022): JUNI 2022
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.416 KB) | DOI: 10.36423/jitsi.v2i2.781

Abstract

Abstract— The problem of flooding around the river can cause disasters and losses for the community around the river. To reduce the risk of damage due to flooding, flood control efforts are needed. Planning for flood control in a watershed can be carried out properly if the planned flood discharge is known. The purpose of this study was to compare the planned flood discharge of the Q100 Hydrograph of the Limantara Synthetic Unit with the planned flood discharge of the Q100 planning of the Manganti Weir. The method of data processing and analysis used in this study is the analysis of the planned flood discharge using the calculation of effective rainfall and the calculation of the peak discharge with the Limantara Synthetic Unit Hydrograph. Data analysis includes the calculation of effective rainfall and flood discharge plans for 2 years, 5 years, 10 years, 25 years, 50 years, and 100 years. The results of the analysis show that the Q100 of the Limantara Synthetic Unit Hydrograph is 1223.44 m3/s, while the Q100 of the Manganti Weir is 1750 m3/s, there is a difference of 526.56 m3/s or 30.1%. The results of the analysis can be used as input for related agencies as an evaluation of the safety of the Manganti Dam. Keywords — Effective Rainfall, Planned Flood Discharge, Limantara Synthetic Unit Hydrograph. Abstrak— Permasalahan banjir disekitar sungai bisa menimbulkan bencana dan kerugian bagi masyarakat disekitar sungai tersebut. Untuk mengurangi resiko terjadinya kerusakan akibat banjir dibutuhkan upaya pengendalian banjir. Perencanaan pengendalian banjir di suatu Daerah Aliran Sungai dapat dilakukan dengan baik apabila debit banjir rencana diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan debit banjir rencana Q100 Hidrograf Satuan Sintetis Limantara dengan debit banjir rencana Q100 perencanaan Bendung Manganti. Metode dalam pengolahan data dan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis debit banjir rencana menggunakan perhitungan curah hujan efektif dan perhitungan debit puncak dengan Hidrograf Satuan Sintetis Limantara. Analisis data meliputi perhitungan curah hujan efektif dan debit banjir rencana kala ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun, dan 100 tahun. Hasil analisis menunjukan Q100 Hidrograf Satuan Sintetis Limantara sebesar 1223,44 m3/s, sedangkan Q100 perencanaan Bendung Manganti sebesar 1750 m3/s, terdapat perbedaan sebesar 526,56 m3/s atau 30,1%. Hasil analisis tersebut bisa dijadikan bahan masukan untuk instansi terkait sebagai evaluasi keamanan Bendung Manganti. Kata kunci — Curah Hujan Efektif, Debit Banjir Rencana, Hidrograf Satuan Sintetis Limantara.
STUDI KESIAPAN KONTRAKTOR DI KOTA TASIKMALAYA DALAM MENGHADAPI ERA ADAPTASI KEBIASAAN BARU Usep Risman; Agi Rivi Hendardi; Dicky Nurmayadi
JITSi : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 2 No. 2 (2022): JUNI 2022
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.818 KB) | DOI: 10.36423/jitsi.v2i2.997

Abstract

Abstract— The City of Tasikmalaya has imposed restrictions on Covid-19 emergency community activities by enforcing rules starting with the implementation of WFH (Work From Home) as well as restrictions on company operating hours. In accordance with the Instruction of the Minister of Home Affairs No. 15 of 2021 on the enactment of restrictions on Covid-19 emergency community activities in Java and Bali that the implementation of construction activities can operate 100% by strictly implementing health protocols. This research aims to find out the readiness of contractors in Tasikmalaya City in facing a new habit adaptation era based on three aspects, namely human resources, information systems and costs. The population in this study is a contractor in Tasikmalaya City with a small qualification of 80 companies with a sample of 13 companies. Instruments in this study used questionnaires. The results showed that overall contractors in Tasikmalaya City were ready to face the new habit adaptation era with an average value of 70%. The largest aspect is the human resources and information systems aspect which is 85% of the number of contractors. While the lowest aspect of readiness is the cost of 77%. Keywords — Readiness of contractors, New habit adaptation era, Small contractors. Abstrak— Kota Tasikmalaya melakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat Covid-19 dengan memberlakukan aturan-aturan dari mulai pemberlakuan WFH (Work From Home) serta pembatasan jam oprasional perusahaan. Sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2021 tentang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat Covid-19 diwilayah Jawa dan Bali bahwa pelaksanaan kegiatan konstruksi dapat beroperasi 100%  dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan kontraktor di Kota Tasikmalaya dalam menghadapi era adaptasi kebiasaan baru berdasarkan tiga aspek yaitu sumber daya manusia, sistem informasi dan biaya. Populasi pada penelitian ini adalah kontraktor yang ada di Kota Tasikmalaya dengan kualifikasi kecil berjumlah 80 perusahaan dengan sampel sebanyak 13 perusahaan. Instrument pada penelitian ini menggunakan angket kuesioner. Hasil Penelitian menunjukan secara keseluruhan kontraktor di Kota Tasikmalaya telah siap dalam menghadapi era adaptasi kebiasaan baru dengan nilai rata-rata 70%. Aspek yang paling besar adalah sumber daya manusia dan aspek sistem informasi yaitu sebesar 85% dari jumlah kontraktor yang dijadikan sampel. Sedangkan aspek yang paling rendah kesiapannya adalah biaya yaitu sebesar 77%. Kata kunci — Kesiapan kontraktor, Adaptasi kebiasaan baru, Kontraktor kecil.