Imran Imran
Prodi Ners ITIKES Muhammadiyah Kalbar

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Promosi Kesehatan “Peduli Kesehatan Ginjal Remaja” Pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah 2 Pontianak Ridha Mardiyani; Almumtahanah Almumtahanah; Indri Erhwani; Imran Imran; Lidia Hastuti; Annisa Rahmawati
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) Vol 4, No 3 (2022): November
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.391 KB) | DOI: 10.36565/jak.v4i3.404

Abstract

In this era of the industrial revolution 4.0, there are many teenagers whose attitudes and behavior are very caring. Health problems that are quite vulnerable to adolescents are fluid balance problems, because adolescents are more active in physical activities and there are also changes in metabolism in the body so that the need for fluids increases. The Indonesian Regional Hydration Study (THIRST) research suggests that 46.1% of the Indonesian population is mildly dehydrated, where adolescents have a higher level of mild dehydration (49.5%) than adults (42.5%), increase the risk of kidney stones, urinary tract infections, colon cancer, constipation, obesity, cerebral vascular stroke, and other disorders. The target of this activity is 23 students from SMA Muhammadiyah 2 Pontianak. The output of the activity is an increase in the cognitive aspects, attitudes and behavior of students in maintaining the health of the kidney organs. The activity was carried out with a Health Education approach. After being given health education, there was an increase in knowledge of the majority of students.
UJI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN DAUN SALAM (Syzygium Polyanthum) DAN MADU SERTA NACL 0,9% TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA AKUT PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus Strain Wistar) Suriadi Suriadi; Imran Imran; Ardyan Wanto Hadi
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 5 No 3 (2014): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JK2)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.999 KB) | DOI: 10.54630/jk2.v5i3.17

Abstract

Background: Bay leaf (Syzygium polyanthum) contains flavonoids, saponins, tannins, carbohydrates, vitamin A, vitamin C, calcium and iron, while honey contains various classes of nutrients such as protein, carbohydrates, vitamin B1, vitamin C, phosphorus and iron has a healing effect on wounds. The content contained within the bay leaves and honey is able to give the effect of re- epithelialization of skin tissue damaged as a result of acute injury. Objectives: This study aims to determine the effectiveness of the test bay leaves and honey and nacl 0.9 % as a control for acute wound healing in male white rats (Rattus norvegicus Wistar strain). Methods: The research method uses a form of quasi-experimental studies (Quasy-Experiment Design) and posttest study design used is the Only Design. Manufacture of bay leaf extraction by maceration method and used as many as 15 test animals were divided into 3 treatment groups, namely treatment bay leaf, honey treatment group and the group treated with nacl 0.9 %. Acute wounds in the back right and left with a diameter of 1 cm were treated and observed the healing effects for 6 days. Results: The results showed that from day 1 to day 6 observation of acute wounds suffered diminution in diameter but no significant difference of the three treatments. Conclusion: It was concluded that the bay leaves and honey and 0.9 % NaCl effect on wound healing, but the use of bay leaves is no more effective than honey and 0.9 % NaCl.
Tinjauan Pola Pengobatan Yang Dilakukan Pengobat Tradisional (Batra) Pasien Patah Tulang Di Kota Pontianak Sitti Syabariyah; Imran Imran; Rara Barbara Nurlah
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 7 No 1 (2016): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JK2)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.885 KB) | DOI: 10.54630/jk2.v7i1.47

Abstract

Latar Belakang: Berdasarkan data yang didapatkan sekitar delapan juta orang mengalami kejadian fraktur dengan jenis penyebab yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa kasus patah tulang di Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu dan cenderung membutuhkan biaya serta fasilitas yang mahal untuk mengobatinya. Pengobatan patah tulang secara umum pada tindakan medis melalui 3 proses, yaitu reduksi, imobilisasi dan rehabilitasi. Tetapi masyarakat banyak menggunakan jasa pengobat tradisional patah tulang dengan alasan kondisi saat ini dalam krisis ekonomi. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk Meninjau pola pengobatan yang dilakukan pengobat tradisional (batra) pasien patah tulang di Kota Pontianak. Metode Penelitian: Metode pendekatan kualitatif kombinasi dengan kuantitatif tipe studi observational. Peneliti mengobservasi pola pengobatan yang dilakukan batra patah tulang dan melakukan wawancara kepada batra patah tulang. Populasi penelitian adalah batra patah tulang di wilayah Kota Pontianak berjumlah 40 orang. Sampel penelitian adalah pengobat tradisional (batra) patah tulang, dengan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Hasil: Batra menggunakan teknik arah gerakan yang satu arah (proksimal-distal) selama proses mengurut dan ada batra yang tidak menggunakan arah gerakan karena saat mengurut hanya sebentar guna mencari bagian yang patah dan melemaskan ketegangan. Batra memperhatikan kondisi pasien dan bagian yang patah karena akan sangat berbahaya bila harus dipaksakan menekan jika pasien tidak mampu untuk menahannya. Saat teknik irama gerakan, batra menggunakan irama yang searah, maju mundur dan selang seling. Posisi batra saat mengurut menyesuaikan pada bagian yang patah dan kadang batra mengurut bagian selain yang patah guna mengalihkan sakit yang dirasakan pasien. Batra membutuhkan waktu ± 10-15 menit untuk memperbaiki/mengurut dengan menggunakan minyak urut, memberi ramuan kemudian membalut dengan menggunakan perban. Jika diperlukan batra akan memakai spalk/bidai untuk menopang bagian yang patah. Kesimpulan: Pengobatan tradisional patah tulang pada umumnya masih cukup banyak diminati. Biaya yang relatif murah dan keberadaannya mudah ditemui menjadi hal positif dalam pengobatan ini. Namun kecenderungan terjadinya gangguan lanjutan atau infeksi merupakan sisi negatif metode pengobatan tersebut yang tidak baik untuk kesehatan.