Murtono -, Murtono
Universitas Muria Kudus

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT SISWA KELAS V SDN 5 NGEMBALREJO Musdalifa, Naella Ichdatul; -, Murtono; Oktavianti, Ika
Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/re.v5i1.444

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi hasil belajar IPS siswa yang rendah, dikarenakan siswa merasa bosan ketika mempelajari IPS. Proses pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat konvensional. Suasana belajar IPS yang cenderung membosankan menyebabkan siswa sulit mempelajari IPS. Numbered Heads Together adalah metode belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak, guru memanggil nomor dari siswa. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmuilmu sosial. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, menggunakan desain dari Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Kondisi awal siswa sebelum melakukan tindakan mendapat ketuntasan klasikal sebesar 32% dengan rata-rata 61,1 meningkat pada siklus I menjadi 64% dengan rata-rata 70,2 dan pada siklus II meningkat menjadi 88% dengan rata-rata 73,6. Aktivitas belajar siswa secara klasikal pada siklus I mendapat rata-rata 2,45 dengan kategori cukup baik meningkat pada siklus II menjadi 2,64 dengan kategori baik. Keterampilan guru juga mengalami peningkatan, siklus I mendapatkan rata-rata 2,82 dengan kategori baik, pada siklus II meningkat menjadi 3,08 dengan kriteria baik. Simpulan pada penelitian ini adalah menggunakan model kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa, yaitu nilai evaluasi siswa sebagai aspek kognitif, dan aktivitas belajar siswa, serta aktivitas guru dalam pembelajaran sebagai aspek afektif dan psikomotor. Saran dalam penelitian ini bagi siswa diharapkan pada saat pembelajaran sebaiknya siswa harus lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Bagi guru proses pembelajaran perlu menerapkan model pembelajaran untuk menciptakan kondisi belajar yang menarik dan menyenangkan.
EKSPERIMENTASI MODEL KOOPERATIF CIRC DAN JIGSAW UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DITINJAU DARI KEMAMPUAN LOGIKA BERBAHASA -, Murtono
Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/re.v4i2.419

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keterampilan membaca siswa sekolah dasar di Indonesia umumnya dan di Jawa Tengah khususnya yang masih di bawah rata-rata masyarakat dunia. Kerendahan keterampilan membaca ini salah satunya disebabkan oleh model pembelajaran yang diberikan oleh guru yang masih relatif trasidional (pembelajaran langsung) sehingga siswa tidak melakukan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan. Di samping itu, di dalam pembelajaran juga tidak secara langsung dilibatkan kemampuan logika berbahasa siswa. Berpijak dari kondisi inilah peneliti melakukan eksperimen penerapan model pembelajaran kooperatif CIRC dan Jigsaw terhadap keterampilan membaca ditinjau dari kemampuan logika berbahasa, yang bertujuan untuk menemukan perbedaan keterampilan membaca bahasa Indonesia siswa antara: (1) yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif CIRC dan yang mengikuti model kooperatif Jigsaw. (2) yang memiliki kemampuan logika berbahasa tinggi dan yang rendah, (3) dan menemukan interaksi antara penggunaan kedua jenis model pembelajaran kooperatif dan kemampuan logika berbahasa dalam mempengaruhi keterampilan membaca. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain faktorial 2x2. Manipulasi dilakukan pada variabel model pembelajaran. Kelompok eksperimen diberikan perlakukan khusus, masing-masing model pembelajaran CIRC dan Jigsaw. Pada kelompok eksperimen dibedakan atas siswa yang memiliki kemampuan logika bahasa tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan logika bahasa rendah. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas 5 sekolah dasar di Jawa Tengah tahun pelajaran 2011/2012, sedangkan sampel adalah siswa kelas 5 pada 8 SD di empat kabupaten/kota, yaitu 2 SD di Kabupaten Kudus, 2 SD di Kota Semarang, 2 SD di Kabupaten Magelang, dan 2 SD di Kabupaten Karanganyar, yang keseluruhannya berjumlah 246 siswa yang diambil dengan teknik multi stage area random sampling. Pengumpulan data keterampilan membaca dilakukan dengan tes keterampilan membaca, penentuan tingkat kemampuan logika berbahasa dilakukan dengan tes kemampuan logika berbahasa. Setelah data terkumpul disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, selanjutnya dilakukan analisis. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan. Terdapat tiga kesimpulan utama dan kesimpulan hasil interaksi dalam penelitian ini. Pertama, keterampilan membaca kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran CIRC lebih baik daripada yang belajar dengan model Jigsaw. Kedua, keterampilan membaca kelompok siswa yang memiliki kemampuan logika bahasa tinggi lebih baik daripada kelompok siswa yang memiliki kemampuan logika bahasa rendah. Ketiga, terdapat interaksi antara penggunaan jenis model pembelajaran kooperatif dan kemampuan logika berbahasa dalam mempengaruhi keterampilan membaca. Interaksi tersebut berupa: siswa yang memiliki kemampuan logika tinggi model CIRC lebih efektif digunakan dibandingkan Jigsaw. Sedangkan untuk siswa yang memiliki logika bahasa rendah ketiga model sama efektifnya.
EKSPERIMENTASI MODEL KOOPERATIF CIRC DAN JIGSAW UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DITINJAU DARI KEMAMPUAN LOGIKA BERBAHASA -, Murtono
Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/re.v4i2.419

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keterampilan membaca siswa sekolah dasar di Indonesia umumnya dan di Jawa Tengah khususnya yang masih di bawah rata-rata masyarakat dunia. Kerendahan keterampilan membaca ini salah satunya disebabkan oleh model pembelajaran yang diberikan oleh guru yang masih relatif trasidional (pembelajaran langsung) sehingga siswa tidak melakukan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan. Di samping itu, di dalam pembelajaran juga tidak secara langsung dilibatkan kemampuan logika berbahasa siswa. Berpijak dari kondisi inilah peneliti melakukan eksperimen penerapan model pembelajaran kooperatif CIRC dan Jigsaw terhadap keterampilan membaca ditinjau dari kemampuan logika berbahasa, yang bertujuan untuk menemukan perbedaan keterampilan membaca bahasa Indonesia siswa antara: (1) yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif CIRC dan yang mengikuti model kooperatif Jigsaw. (2) yang memiliki kemampuan logika berbahasa tinggi dan yang rendah, (3) dan menemukan interaksi antara penggunaan kedua jenis model pembelajaran kooperatif dan kemampuan logika berbahasa dalam mempengaruhi keterampilan membaca. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain faktorial 2x2. Manipulasi dilakukan pada variabel model pembelajaran. Kelompok eksperimen diberikan perlakukan khusus, masing-masing model pembelajaran CIRC dan Jigsaw. Pada kelompok eksperimen dibedakan atas siswa yang memiliki kemampuan logika bahasa tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan logika bahasa rendah. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas 5 sekolah dasar di Jawa Tengah tahun pelajaran 2011/2012, sedangkan sampel adalah siswa kelas 5 pada 8 SD di empat kabupaten/kota, yaitu 2 SD di Kabupaten Kudus, 2 SD di Kota Semarang, 2 SD di Kabupaten Magelang, dan 2 SD di Kabupaten Karanganyar, yang keseluruhannya berjumlah 246 siswa yang diambil dengan teknik multi stage area random sampling. Pengumpulan data keterampilan membaca dilakukan dengan tes keterampilan membaca, penentuan tingkat kemampuan logika berbahasa dilakukan dengan tes kemampuan logika berbahasa. Setelah data terkumpul disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, selanjutnya dilakukan analisis. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan. Terdapat tiga kesimpulan utama dan kesimpulan hasil interaksi dalam penelitian ini. Pertama, keterampilan membaca kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran CIRC lebih baik daripada yang belajar dengan model Jigsaw. Kedua, keterampilan membaca kelompok siswa yang memiliki kemampuan logika bahasa tinggi lebih baik daripada kelompok siswa yang memiliki kemampuan logika bahasa rendah. Ketiga, terdapat interaksi antara penggunaan jenis model pembelajaran kooperatif dan kemampuan logika berbahasa dalam mempengaruhi keterampilan membaca. Interaksi tersebut berupa: siswa yang memiliki kemampuan logika tinggi model CIRC lebih efektif digunakan dibandingkan Jigsaw. Sedangkan untuk siswa yang memiliki logika bahasa rendah ketiga model sama efektifnya.