Ni Made Sri Muryani
STIKES Kesdam IX/Udayana, Denpasar, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Family Experience Dealing with Relapse in People with Mental Disorders Ni Made Sri Muryani; I Gede Yudiana Putra; I Kadek Artawan
Babali Nursing Research Vol 3 No 2 (2022): July
Publisher : Babali Health

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.637 KB) | DOI: 10.37363/bnr.2022.32106

Abstract

Introduction: Recurrence is a problem that often occurs in patients with mental disorders. Families who have family members with mental disorders, said that relapse can be caused by not taking medication regularly and when they relapse the family is afraid to face the patient, because the patient is angry and throw things. This study aims to explore in depth the meaning of family experience dealing with relapse in people with mental disorders. Methods: This study uses a qualitative research design with an interpretative phenomenological approach. This study used purposive sampling, with total 15 participants with inclusion criteria: families who have family members with mental disorders who have experienced a relapse in the last six months and are willing to become participants by signing the participant's informed consent form. Exclusion criteria were families with family members with mental disorders who also had other illnesses. The data collection strategy used in-depth interview techniques with semi-structured interview guidelines. Researchers conducted data analysis using Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Results: There are four themes in this study, namely (1) Always pay attention to prevent recurrence, (2) Families are able to recognize signs of relapse in family members with mental disorders, (3) Families use medical health services when a relapse occurs, (4) Feel emotional and fearful when the patient relapses. Conclusion: The results of this study indicate that families feel emotional and fear when the patient experiences a relapse, and the family also knows about the signs of relapse in patients with mental disorders.
Authoritarian Parenting and Bullying Behavior in Adolescents in Bali Ni Putu Eka Febianingsih; Ni Made Sri Muryani
Babali Nursing Research Vol 4 No 2 (2023): April
Publisher : Babali Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37363/bnr.2023.42141

Abstract

Introduction: Bullying in adolescents harms all parties involved, the victims, perpetrators, bystanders present during the bullying event, and even the institution or schools. One important factor related to bullying among adolescents is parenting style. Methods: This study was a survey study involving the population of adolescents in Bali. A total of 783 eligible students recruited by consecutive sampling technique were participated in the study. Data was collected using a Google form questionnaire that was distributed through a Whatsapp group. Data were analyzed using the simple logistic regression analysis to discover the relationship between authoritarian parenting style and bullying behavior among adolescents. Results: Findings revealed that adolescents with authoritarian parenting styles posed a risk of being bullies by 3.87 higher than adolescents who received permissive and democratic parenting styles (95% CI:1.75 – 8.57) with a significance value of 0.001. Conclusion: This study showed that adolescents with authoritarian parenting have a 3.87 times higher risk of becoming bullies than adolescents who received permissive and democratic parenting.
Gambaran Tingkat Stress Pada Keluarga Yang Merawat Pasien Gangguan Jiwa Di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Tegallalang Ni Made Sri Muryani; Gusti Ngurah Dwi Apriana
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol. 9 No. 02 (2023): Oktober: Jurnal Kesehatan Medika Udayana
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47859/jmu.v9i02.368

Abstract

Latar Belakang : Merawat orang dengan gangguan jiwa memang tidak mudah. Pasalnya, selain harus membantu pasien untuk melakukan kegiatannya sehari-hari, pasien juga sering menunjukkan perilaku yang agresif dan emosi yang tidak terkendali. Orang yang merawat pasien gangguan jiwa bisa mengalami stress, bahkan terganggu mentalnya. Stres keluarga yang muncul bisa berupa rasa malu, isolasi sosial, dan juga rasa kebingungan dalam pemenuhan kebutuhan treatment anggota keluarga yang sakit yang harus dilakukan secara terus menerus. Tujuan umum dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat stress pada keluarga yang merawat pasien dengan gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas 1 Tegallalng. Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survey. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu simpel random sampling. Populasi penelitian ini adalah keluarga yang merawat pasien gangguan jiwa, dengan jumlah sampel yaitu 41 keluarga. Instrumen penelitian yang dipakai yaitu berupa kuesioner PSS-10, untuk mengukur tingkat stress. Kemudian dijumlahkan. Jangka skor PSS-10 antara 0- 40. pada pasien gangguan jiwa. Data kemudian diolah menggunakan SPSS dengan uji univariat. Hasil : Hasil penelitian keluarga di Puskesmas 1 Tegallalang memiliki tingkat stress dalam kategori sedang yaitu sebanyak 37 responden (90.2%), dari karakteristik usia bahwa dari 41 responden, karakteristik responden sebagian besar berumur 18 – 40 tahun sebanyak 23 responden (56.1%), berdasarkan jenis kelamin, dari 41 responden Sebagian besar berjenis kelamin laki – laki sebanyak 22 responden (53.7%). Simpulan : Tingkat Stress keluarga yang merawat yang merawat pasien gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas 1 Tegallalng dominan memiliki tingkat stress sedang.