Leoly Ahadiathul Akhiriah Nasution
IAIN Padangsidimpuan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengukuran Kesiapan Sekolah : Analisis Empirik Berdasar Teori Tes Klasik Fitri Ramadhini; Leoly Ahadiathul Akhiriah Nasution
BUHUTS AL-ATHFAL: Jurnal Pendidikan dan Anak Usia Dini Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (917.146 KB) | DOI: 10.24952/alathfal.v2i1.5274

Abstract

Penelitian  ini  adalah  penelitian  kuantitatif deskriptif  guna melihat kualitas Nijmeegse Schoolbekwaamheids Test (NST) sebagai salah satu dari berbagai alat tes untuk mengukur kesiapan seorang anak memasuki sekolah dasar. Subjek penelitian ini adalah siswa TK IT Darul Hasan Padangsidimpuan yang akan memasuki Sekolah Dasar. Jumlah subjek penelitian  adalah  37 orang  anak  TK B.  Alat  ukur  yang  dipakai  pada penelitian  ini  adalah Nijmeegse  Schoolbekwaamheids  Test  (NST)  dan  juga  observasi. Berdasarkan hasil  penelitian menunjukkan  bahwa  dari  37  orang  subyek,  sejumlah 35 orang anak dengan persentase  94,6%  dinyatakan memiliki kesiapan untuk masuk sekolah dasar.  Sejumlah 1 orang anak dengan persentase 2,7% dinyatakan cukup siap atau dipertimbangkan untuk masuk sekolah dasar. 1 orang anak dengan persentase 2,7% dinyatakan belum siap untuk masuk sekolah dasar. Aspek yang paling menonjol tingkat kematangannya adalah aspek ketajaman pengamatan pada subtes 4 yaitu sebanyak 100% yaitu sejumlah 37 orang anak. Serta aspek menguraikan cerita pada subtes 9 sebanyak 100% yaitu sejumlah 37 orang anak. Aspek yang paling kurang adalah motorik halus yaitu 56,75 % sejumlah 22 orang anak dikatakan matang atau siap. Secara deskriptif, aspek-aspek kesiapan memasuki sekolah dasar sangat erat kaitannya dengan kognitif diantaranya adalah pemahaman tentang besaran, jumlah, dan perbandingan, pengamatan kritis, pengamatan dan kemampuan membedakan, konsentrasi, pengamatan tajam, memahami cerita, penilaian situasi dan menggambar orang adalah aspek-aspek yang dinyatakan masuk dalam kategori cukup optimal. Sedangkan pada spek yang terkaitan dengan kemampuan motorik halus masuk dalam kategori belum optimal.
PENGUKURAN KESIAPAN SEKOLAH : ANALISIS EMPIRIK BERDASAR TEORI TES KLASIK Fitri Ramadhini; Leoly Ahadiathul Akhiriah Nasution
BUHUTS AL-ATHFAL: Jurnal Pendidikan dan Anak Usia Dini Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/alathfal.v2i1.5274

Abstract

Penelitian  ini  adalah  penelitian  kuantitatif deskriptif  guna melihat kualitas Nijmeegse Schoolbekwaamheids Test (NST) sebagai salah satu dari berbagai alat tes untuk mengukur kesiapan seorang anak memasuki sekolah dasar. Subjek penelitian ini adalah siswa TK IT Darul Hasan Padangsidimpuan yang akan memasuki Sekolah Dasar. Jumlah subjek penelitian  adalah  37 orang  anak  TK B.  Alat  ukur  yang  dipakai  pada penelitian  ini  adalah Nijmeegse  Schoolbekwaamheids  Test  (NST)  dan  juga  observasi. Berdasarkan hasil  penelitian menunjukkan  bahwa  dari  37  orang  subyek,  sejumlah 35 orang anak dengan persentase  94,6%  dinyatakan memiliki kesiapan untuk masuk sekolah dasar.  Sejumlah 1 orang anak dengan persentase 2,7% dinyatakan cukup siap atau dipertimbangkan untuk masuk sekolah dasar. 1 orang anak dengan persentase 2,7% dinyatakan belum siap untuk masuk sekolah dasar. Aspek yang paling menonjol tingkat kematangannya adalah aspek ketajaman pengamatan pada subtes 4 yaitu sebanyak 100% yaitu sejumlah 37 orang anak. Serta aspek menguraikan cerita pada subtes 9 sebanyak 100% yaitu sejumlah 37 orang anak. Aspek yang paling kurang adalah motorik halus yaitu 56,75 % sejumlah 22 orang anak dikatakan matang atau siap. Secara deskriptif, aspek-aspek kesiapan memasuki sekolah dasar sangat erat kaitannya dengan kognitif diantaranya adalah pemahaman tentang besaran, jumlah, dan perbandingan, pengamatan kritis, pengamatan dan kemampuan membedakan, konsentrasi, pengamatan tajam, memahami cerita, penilaian situasi dan menggambar orang adalah aspek-aspek yang dinyatakan masuk dalam kategori cukup optimal. Sedangkan pada spek yang terkaitan dengan kemampuan motorik halus masuk dalam kategori belum optimal.