Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KORELASI MINYAK BUMI DENGAN BATUAN INDUK PADA DAERAH LHOKSEUMAWE, CEKUNGAN SUMATERA UTARA Muhamad Aditya; Agus Guntoro
Jurnal Eksakta Kebumian Vol. 1 No. 2 (2020): Vol 1, No 2 (2020): JURNAL EKSAKTA KEBUMIAN (JEK)
Publisher : Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1282.56 KB) | DOI: 10.25105/jek.v1i2.10695

Abstract

Cekungan Sumatera Utara merupakan salah satu cekungan sedimen dengan potensi hidrokarbon terbesar di Indonesia. Oleh sebab itu studi mengenai batuan induk dan minyak bumi pada daerah ini akan menjadi salah satu hal yang krusial dalam eksplorasi minyak dan gas bumi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kandungan biomarker baik pada batuan induk maupun minyak bumi pada daerah penelitian untuk kemudian dilakukan korelasi untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan genetik diantara keduanya. Daerah penelitian terletak pada daerah Lhokseumawe pada Provinsi Daerah Istimewa Aceh dan daerah Asahan pada Provinsi Sumatera Utara. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode korelasi kualitatif antara pola kromatogram normal alkana pada batuan induk maupun minyak bumi serta metode korelasi kuantitatif berdasarkan perhitungan perbandingan nilai isoprenoid dan Pr/nC17 pada batuan induk dan minyak bumi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa batuan induk pada sikuen SB2 eq Middle Miocene eq Near Top Lower Baong memiliki lingkungan pengendapan marine dan berada pada tingkat kematangan peak mature. Sementara itu hasil analisis pada sample minyak bumi menunjukkan adanya dua family minyak bumi yang berbeda dimana salah satu family minyak bumi berkorelasi positif dengan batuan induk pada SB2 eq Middle Miocene eq Near Top Lower Baong. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa minyak bumi pada daerah penelitian berasal dari batuan induk Formasi Baong dan sumber lain yang diinterpretasikan sebagai Formasi Bampo.
TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DI RUANG KAMAR BERSALIN (VK) RSUD PAKUHAJI Febi Ratnasari; Anisatun Zahroh; Lia Andini; Nur’aeni Putri; Nurul Rezaini; Muhamad Aditya; Kharijah Fasari; Maryanah, Maryanah; Muhammad Arief Rahman Hakim
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v2i1.2189

Abstract

Masa nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu. Tujuan Kegiatan : Meningkatkan pengertahuan, merubah sikap dan perilaku agar memahami tentang masa nifas, tanda bahaya masa nifas dan pengnanganan yg dilakukan jika tanda dan bahaya pada masa nifas. Metode Kegiatan : Melalui penyuluhan dengan metode ceramah dan tanya jawab menggunakan media leafllet serta demostrasi. Hasil Kegiatan : 90% peserta penyuluhan mengerti materi tentang materi yang disampaikan dan mampu menjelaskan kembali materi yang sudah dijelaskan.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SENAM KEBUGARAN JASMANI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA KASIH AYAH BUNDA Alfika Safitri; Muhamad Aditya
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 5 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v2i5.3067

Abstract

Kemunduran kesehatan fisik pada lansia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain proses penuaan alami, gaya hidup, faktor genetik, lingkungan dan kondisi kesehatan. Lansia atau lanjut usia merupakan seorang yang telah memasuki usia 60 tahun atau tahapan akhir dari kehidupannya. Seseorang dapat dikatakan lansia dikarenakan telah terjadi suatu proses yang disebut aging process atau proses penuaan (World Health Organization, 2019). Tujuan Kegiatan : Meningkatkan pengertahuan, merubah sikap dan perilaku untuk memahami pentingnya senam kebugaran untuk kesehatan. Metode Kegiatan : Dengan cara mendemonstrasikan senam kebugaran jasmani kepada lansia yang dilakukan oleh terapis, melakukan senam bersama-sama dengan menggunakan musik. Hasil Kegiatan : 90% Lansia mengikuti tahap kerja senam kebugaran jasmani secara kooperatif, tertib dan teratur.