Claim Missing Document
Check
Articles

Antena Mimo 2x2 Mikrostrip Dual Band Patch Rektangular Bercelah Untuk Lte 1.8 Ghz Dan 2.1 Ghz Aisyah Chindrakasih Ainur Rofiq; Heroe Wijanto; Bambang Setia Nugroho
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Long Term Evolution (LTE) merupakan evolusi lanjutan dalam standar jaringan bergerak yang ditentukan oleh 3 rd Generation Partnership Project (3GPP). Teknologi LTE menawarkan performansi data rate yang lebih tinggi dari teknologi sebelumnya. Teknologi ini juga menggunakan konsep Multiple Input Multiple Output (MIMO) yang memungkinkan antena mempunyai kapasitas dan kehandalan yang lebih baik. Antena multi band sekarang ini sudah banyak digunakan karena lebih praktis, sehingga dapat meminimalisasi space yang digunakan pada sebuah sistem. Pada Tugas Akhir ini dirancang dan direalisasikan antena mikrostrip MIMO 2x2 dengan rectangular patch yang dapat bekerja pada frekuensi 1,8 GHz dan 2,1 GHz Long Term Evolution (LTE). Dalam pencantuannya digunakan pencatuan microstrip line feed dan untuk memperoleh dua frekuensi resonansi yang berbeda akan diberikan beban berupa slot pada patch antena. Hasil antena MIMO 2x2 dual band setelah difabrikasi dan dilakukan pengukuran memiliki nilai VSWR ≤ 2 dengan bandwidth ≥ 60 MHz, gain ≥ 2,82 DBi dengan pola radiasi bidireksional dan polarisasi elips, serta memiliki nilai mutual coupling ≤ -26,33 dB. Kata Kunci : Antena Mikrostrip, Dual Band, LTE, MIMO, Rectangular Patch. Abstract Long Term Evolution (LTE) is an advanced evolution in mobile network standards determined by the 3rd Generation Partnership Project (3GPP). The LTE technology offers a higher data rate performance than the previous technologies. This technology also uses the concept of Multiple Input Multiple Output (MIMO) which allows the antenna to have a better capacity and reliability. The Multi-band antennas are widely used now because of their more practical function, therefore the space used in the system is minimized. This Final Project is designed and realized the 2x2 MIMO microstrip antenna with a rectangular patch which is able towork on 1.8 GHz and 2.1 GHz Long Term Evolution (LTE) frequencies. In the inclusion, a microstrip line feed is used and in order to obtain two different resonant frequencies, a slot is applied to the antenna patch. The results of the 2x2 MIMO antenna after being fabricated and measured have a VSWR value ≤ 2 in the bandwidth of ≥ 60 MHz, gain ≥ 2.82 DBi with a bidirectional radiation pattern along with the elliptical polarization, and a mutual coupling values of ≤ -26.33 dB. Keywords : Microstrip Antenna, Dual Band, LTE, MIMO, Rectangular Patch.
Perancangan Dan Analisis Kinerja Antena Mikrostrip Dengan Patch Segiempat Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi Nano Satelit Dengan Teknik Miniaturisasi Antena Febri Zenti Ramadhani; Bambang Setia Nugroho; Nachwan Mufti Adriansyah
eProceedings of Engineering Vol 4, No 3 (2017): Desember, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi komunikasi global sedang berkembang pesat seiring dengan banyaknya layanan telekomunikasi yang diselenggarakan, khususnya teknologi antariksa pada komunikasi satelit. Hal tersebut dituangkan dalam sebuah riset nano satelit untuk pengolahan citra digital (DIP). Dibutuhkan sebuah antena sebagai komponen transmisi yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Jenis yang akan digunakan yakni antena mikrostrip. Dengan frekuensi kerja 2,325 GHz s.d. 2,375 GHz, antena yang bekerja pada frekuensi tersebut relatif memiliki ukuran yang besar, oleh sebab itu diperlukan suatu teknik optimasi untuk hal tersebut, yaitu miniaturisasi antena. Teknik miniaturisasi antena yang digunakan berupa penambahan celah pada bagian patch, serta menggunakan substrat berbahan FR-04 Epoxy Fiberglass. Dalam penelitian ini, penguatan antena 11,23 dB, dengan VSWR 1,383, return loss -15,875 dB, mempunyai pola radiasi unidireksional dan polarisasi eliptikal dengan penerapan untuk nano satelit. Hasil penelitian tersebut digunakan untuk melakukan pengolahan citra digital pada satelit dengan fungsi menerima data hasil transmisi berupa gambar ruang angkasa dan bumi dari satelit yang membutuhkan lebar kanal lebih dari 50 MHz.Kata Kunci: Antena Mikrostrip, Miniaturisasi Antena, Nano Satelit
Perancangan Dan Realisasi Antena Mikrostrip Unidirectional Untuk On Body Wireless Ecg Sensor System Ahmad Rasyidi Syawali; Miftadi Sudjai; Bambang Setia Nugroho
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penggunaan teknologi wireless di dunia kesehatan bukanlah hal yang baru. Teknologi ini dapat diterapkan pada alat kedokteran salah satunya adalah electrocardiogram atau ECG. Perangkat ECG terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah sensor hub, dan monitor. Pada umumnya semua perangkat ini terhubung menggunakan kabel untuk mentransmisikan data dari sensor ke hub lalu dilanjutkan ke monitor atau ke basis data medis, sehingga metode ini tidak praktis untuk dilakukan. Antena merupakan salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk membantu sistem wireless ECG. Antena yang digunakan harus memiliki rentang frekuensi yang lebar agar dapat membaca data lebih teliti. Pada tugas akhir ini dirancang antena microstrip menggunakan substrat RT5880. Perancangan menggunakan aplikasi CST Studio. Dalam pengukurannya menggunakan phantom dada yang terdiri dari kulit, lemak dan otot. Antena ini dapat bekerja dengan baik pada frekuensi 3.9 GHz, dengan bandwidth 658 MHz saat VSWR ≤ 2 , pola radiasi unidirectional, dan gain positif Kata Kunci: Antena microstrip, ECG, dan Ultra WideBand, Abstract The use of Wireless Technology in medical application is common. This technology can be use in ECG or electrocardiogram. ECG device consist of several component such as hub, monitor, and sensor. Usually this component connected by wire to transmits data from sensor to the hub and then forwarded to the monitor or to the medical data base. Thus, this method it’s not effective and it’s not practical to do. In this final project will be designed a microstrip antenna using RT5880 substrate. Process of the simulation will be designed in CST application. In measurements use a chest as a phantom consisting of skin, fat, and muscle. This antena works well on 3.9 MHz frequency, with 658 MHz bandwidth, VSWR ≤ 2, unidirectional polarization, and positif gain. Keywords: , Microstrip Antenna, ECG, and Ultra Wide Band
Perancangan Dan Realisasi Antena Quadrifilar Heliks Pada Frekuensi 145,825 Mhz Sebagai Penerima Sinyal Aprs Satelit Lapan-a2 Farid Nur Hammadi; Bambang Setia Nugroho; Agus Dwi Prasetyo
eProceedings of Engineering Vol 3, No 3 (2016): Desember, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

APRS Repeater yang dibawa oleh LAPAN-A2 adalah salah satu upaya cepat tanggap bencana, APRS Repeater LAPAN-A2 akan mengirimkan sinyal yang bisa berisi data lokasi, koordinat, peta, gambar, maupun suara melalui frekuensi radio amatir (144-148 MHz) kepada siapapun yang berada di dalam jaringan. Salah satu komponen penting penerima sinyal APRS di Bumi ialah antenna, diperlukan antenna yang mempunyai polarisasi sirkular dan juga punya area penangkapan (Beam-Width) yang lebar. Antena Quadrifilar Heliks (AQH) adalah salah satu jenis antena yang sering digunakan untuk komunikasi satelit karena karakteristiknya sesuai dengan yang dibutuhkan, dan juga karena AQH adalah antena yang fleksibel, pola radiasi, polarisasi, impedansi, dan gain dari antena dapat diatur berdasarkan dimensi fisiknya. Maka dari itu pada penelitian ini dirancang Antena Quadrifilar Heliks yang bekerja pada frekuensi APRS yaitu 145,825 MHz. Pola radiasi dari AQH realisasi adalah uni-directional dengan lebar HPBW 130° untuk azimuth dan 110° untuk elevasi, antena juga mempunyai polarisasi sirkular dengan beam-width ≥120°, serta nilai gain sebesar 3,97 dB. Hasil tersebut menunjukkan bahwa antena memenuhi spesifikasi untuk digunakan sebagai antena penerima sinyal APRS satelit LAPAN-A2. Kata Kunci : LAPAN-A2, Automatic Packet Reporting System (APRS), Antena Quadrifilar Heliks
Perancangan Dan Analisis Antena Massive Mimo Mikrostrip Dengan Pencatuan Proximity Feed Berpolarisasi Cross Linier Untuk Komunikasi 5g (28 Ghz) Raihan Santoso; Rina Pudji Astuti; Bambang Setia Nugroho
eProceedings of Engineering Vol 4, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi 5G dirancang untuk dapat menanggulangi kebutuhan user yang jumlahnya semakin bertambah. Pada tahun 2020, semua benda dimungkinkan terhubung ke jaringan. Oleh karena itu, salah satu kriteria teknologi 5G adalah mempunyai kemampuan beradaptasi, adaptasi terhadap keadaan cuaca maupun jumlah user yang menggunakannya. Teknik on/off pada antena merupakan salah satu teknik yang dinilai dapat menunjang keadaptifan dari suatu antena. Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan perancangan dan analisis isolasi antara antena massive MIMO cross polarization dengan single polarization yang bekerja di frekuensi 60 GHz. Pada tugas akhir ini dilakukan perancangan antena massive MIMO cross polarization yang bekerja di frekuensi 28 GHz dan dilakukan penerapan skenario teknik on/off, serta simulasi konektor. Antena yang dirancang merupakan antena mikrostrip berjumlah 64 antena dengan patch sirkular, berpola radiasi unidireksional, menggunakan substrat rogers duroid 5880 serta teknik pencatuan proximity coupled. Optimasi dilakukan di setiap tahap penyusunan antena dengan cara merubah dimensi dari antena. Berdasarkan perancangan yang dilakukan, diperoleh antena massive MIMO cross polarization dengan nilai S-Parameter rata-rata dibawah -15 dB, gain sebesar 18.76 dB, dan bandwidth 801 MHz. Setelah dilakukan perancangan, selanjutnya dilakukan pengujian teknik on/off untuk melihat seberapa besar pengaruh teknik on/off terhadap parameter antena yang telah dibuat sebelumnya. Kata kunci : Massive MIMO, Antena, 5G, Cross Polarization
Perancangan Dan Realisasi Antena Biquad Yagi Dan Antena Biquad Omnidirectional Sebagai Repeater Pasif Untuk Meningkatkan Daya Terima Sinyal Wcdma Fakhrana Dhaifina; Bambang Setia Nugroho; M. Irfan Maulana
eProceedings of Engineering Vol 4, No 3 (2017): Desember, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan BTS (Base Transceiver Station) untuk jaringan WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access) atau jaringan generasi ketiga (3G) pada saat ini sudah lebih merata hingga ke daerah pedesaan. Akan tetapi, masih terdapat daerah-daerah di pedesaan yang level daya terimanya rendah, seperti daerah yang terdapat banyak sawah ataupun hutan dengan pepohonan besar (daerah rural). Salah satu penyebab level daya terima yang rendah yaitu jarak pelanggan yang cukup jauh dari BTS sehingga dapat memperbesar pathloss dan tentunya akan menurunkan level daya terima di pelanggan. Dan untuk mengatasi kendala tersebut dapat ditambahkan penggunaan repeater pada sisi penerima. Repeater terdiri dari dua jenis yaitu repeater aktif dan repeater pasif, dimana hal yang membedakannya yaitu dalam hal kebutuhan akan catuan dan ada tidaknya komponen aktif (amplifier). Jika repeater aktif membutuhkan catuan dan komponen aktif (amplifier), maka repeater pasif tidak membutuhkan catuan dan komponen aktif (amplifier). Pada tugas akhir ini dilakukan perancangan dan realisasi antena serta pengujian repeater pasif terhadap penguatan sinyal radio pada frekuensi WCDMA pada ruangan indoor di daerah rural. Berdasarkan hasil pengukuran dari antena outdoor yang direalisasikan yaitu antena biquad yagi 10 elemen, antena bekerja pada frekuensi 2,02 GHz, gain sebesar 8,09 dBi, VSWR sebesar 1,182 dan pola radiasi unidirectional. Sedangkan berdasarkan hasil pengukuran dari antena indoor yang direalisasikan yaitu antena biquad omnidirectional, antena juga bekerja pada frekuensi 2,02 GHz, gain sebesar 1,39 dBi, VSWR sebesar 1,301 dan pola radiasi omnidirectional.Kata Kunci: Repeater Pasif, Antena Biquad Yagi, Antena Biquad Omnidirectional.
Desain Dan Realisasi Double Stage Low Noise Amplifier Pada Frekuensi C-band 5,6 Ghz Untuk Aplikasi Radar Cuaca Galuh Entin Oktavia; Bambang Setia Nugroho; Yaya Sulaeman
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pentingnya mempelajari iklim dan cuaca di Indonesia menggunakan instrumen pemantau cuaca dengan cakupan wilayah yang luas sangat diperlukan. Instrumen pemantau cuaca yang paling efektif untuk jangkauan wilayah yang luas adalah menggunakan radar. Radar cuaca adalah radar yang mampu mendeteksi tetes hujan dengan ukuran diameter sangat kecil. Radar cuaca juga mampu memantau pergerakan hujan dan awan. Salah satu kendala yang dihadapi pada sistem radar yaitu sinyal pantulan yang memiliki daya yang rendah sehingga kualitas penerimaan menjadi kurang baik. Untuk mengatasi kendala tersebut, sinyal perlu diperkuat lagi oleh low noise amplifier (LNA) agar sinyal memiliki level daya yang cukup besar dengan noise yang rendah agar dapat diproses oleh stage selanjutnya. Pada Tugas Akhir ini dirancang dan direalisasikan LNA yang dapat bekerja pada frekuensi 5.500-5.700 Ghz. Spesifikasi LNA yang dirancang adalah memiliki gain sebesar ≥ 20 dB dan noise figure sebesar ≤ 5 dB. Dalam perancangan dan simulasi LNA digunakan software Agilent’s Advanced Design System 2015 dengan komponen aktif yang digunakan adalah BFP740 ESD dari Infineon. Pengujian kinerja LNA dilakukan dengan membandingkan data hasil pengukuran dengan spesifikasi awal perancangan. Hasil simulasi LNA pada frekuensi 5,6 GHz menghasilkan gain sebesar 31.146, dB, noise figure 1,643 dB, sementara VSWR input dan VSWR output yaitu 1,109 dan 1,042. Dari hasil pengukuran diperoleh gain yang dihasilkan pada frekuensi 5,6 GHz adalah 24.5 dB dengan noise figure 4,019 dB. VSWR input dan VSWR output 2,222 dan 2,103. Setelah penambahan capasitor trimming hasil VSWR input dan VSWR output adalah 1,442 dan 1,371. Berdasarkan hasil pengukuran LNA yang dirancang sudah memenuhi spesifikasi untuk aplikasi radar cuaca. Kata kunci : Radar Cuaca, LNA, gain, noise figure, VSWR Abstract The importance of studying climate and weather in Indonesia using instruments of weather monitoring with a wide area coverage is very necessary. The most effective weather monitoring instrument for a wide area is using radar. Weather radar is a radar that can detect rain drops with very small diameter sizes. Weather radar is also able to monitor the movement of rain and clouds. One of the obstacles faced by radar systems is reflected signals that have low power so that the reception quality is not good. To overcome this problem, the signal needs to be reinforced by a low noise amplifier (LNA) so that the signal has a large enough power level with low noise so that it can be processed by the next stage. In this Final Project LNA is designed and realized which can work at a frequency of 5,500-5,700 Ghz. The LNA specification designed is having a gain of ≥ 20 dB and a noise figure of ≤ 5 dB. In the design and simulation of LNA, the Agilent's Advanced Design System 2015 software was used with the active component being used was BFP740 ESD from Infineon. LNA performance testing is done by comparing the measurement data with the initial specifications of the design. The simulation results of LNA on the 5.6 GHz frequency produce a gain of 31,146, dB, noise figure 1,643 dB, while the VSWR input and VSWR output are 1,109 and 1,042. From the measurement results obtained the gain generated at the frequency of 5.6 GHz is 24.5 dB with a noise figure of 4.019 dB. VSWR input and VSWR outputs are 2,222 and 2,103. After the addition of the trimming capasitor the output of VSWR input and VSWR output is 1.442 and 1.371. Based on the measurement results of several parameters, the LNA designed has met the specifications so that it is suitable for weather radar applications at C-band frequencies of 5,500-5,700 Ghz. Keywords: weather radar, LNA, noise figure, gain, VSWR
Analisis Penyerapan Gelombang Elektromagnetik Berbagai Bentuk Patch Berbasis Artificial Magnetic Conductor Dzecky Dzackwan Hady; Bambang Setia Nugroho; Levy Olivia Nur
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian tentang penyerap gelombang elektromagnetik telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Penyerap gelombang elektromagnetik memiliki peran dalam mengurangi interferensi gelombang elektromagnetik dengan cara menyerap energi gelombang datang dan mengurangi pantulan yang tidak diinginkan. Teknologi surface textured merupakan teknik yang digunakan dalam merealisasikan penyerap gelombang elektromagnetik yang memiliki tingkat penyerapan tinggi. Secara prinsip, teknik ini menggunakan lapisan AMC (artificial magentic conductor) dengan karakteristik impedansi permukaan tinggi. Dengan disimulasikan pada software CST Microwave Studio menggunakan substrat FR-4 Epoxy dengan konstanta dielektrik 4,3 akan dibandingkan tingkat penyerapan yang direpresentasikan sebagai return loss (S11) dengan melakukan variasi bentuk patch, dimensi substrat dan jarak gap antar patch untuk ketiga bentuk patch yaitu patch lingkaran, segi delapan dan bujur sangkar dengan frekuensi kerja pada 3 GHz. Penambahan elemen resistif membuat tingkat penyerapan menjadi lebih baik bila dibandingkan tanpa elemen resistif. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penyerap dengan bentuk patch persegi yang bekerja pada frekuensi 3 GHz memiliki nilai S11 sebesar -35,578 dB dengan penambahan elemen resistor 600 ohm. Pada penyerap gelombang elektromagnetik dengan bentuk patch segi delapan yang bekerja pada frekuensi 3 GHz memiliki nilai S11 sebesar -46,374 dB dengan penambahan elemen resistor 800 ohm. Pada penyerap gelombang elektromagnetik dengan bentuk patch lingkaran yang bekerja pada frekuensi 3,01 GHz memiliki nilai S11 sebesar -37,204 dB dengan penambahan elemen resistor 700 ohm. Kata kunci : Penyerap gelombang elektromagnetik, Artificial Magnetic Conductor, teknologi permukaan bertekstur (textured surface), metamaterial, patch, elemen resistif Abstract Research on electromagnetic wave absorbers has experienced rapid development in recent years. Absorbing electromagnetic waves has a role in reducing electromagnetic wave interference by absorbing incoming wave energy and reducing unwanted reflections. Surface textured technology is a technique used in realizing electromagnetic wave absorbers that have high absorption rates. In principle, this technique uses an AMC (artificial magnetic conductor) layer with high surface impedance characteristics. By simulating on CST Microwave Studio software using FR4 Epoxy substrate with a dielectric constant of 4,3 will be compared to the absorption rate represented as return loss (S11) by performing patch variations, substrate dimensions and gap between patches for all three patch forms circle, octagon and square with a working frequency at 3 GHz. Addition of resistive elements makes absorption rates better when compared to resistive elements. The simulation results show that the absorbent in the form of a square patch that works at a frequency of 3 GHz has an S11 value of -35,578 dB by adding 600 ohm resistor elements. In electromagnetic wave absorbers with octagonal patch form that works at a frequency of 3 GHz has an S11 value of -46,374 dB with the addition of an 800 ohm resistor element. In absorbing electromagnetic waves with a circle patch form that works at a frequency of 3.01 GHz has a S11 value of -37.204 dB with the addition of a 700 ohm resistor element. Keywords: Absorber of Electromagnetic Wave, Artificial Magnetic Conductor, Textured Surface Technology, Metamaterial, Patch, Resistive Element
Susunan Antena Yagi Untuk Air Surveillance Radar Vhf Efrat Murpratama; Bambang Setia Nugroho; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Air Surveillance Radar (ASR) merupakan sebuah radar pengintai yang berfungsi untuk mendeteksi dan melacak pesawat berukuran besar. Saat ini, ASR banyak bekerja pada pita frekuensi tinggi seperti S-band dan X-band. Hal ini membuat kapasitas jangkauan deteksi radar sangat pendek. Selain itu, radar ASR memiliki keterbatasan kemampuan untuk mendeteksi pesawat dengan karakteristik radar cross section (RCS) yang sangat kecil. Oleh sebab itu, banyak pesawat siluman yang memanfaatkan hal tersebut, untuk bersembunyi dan menghindar dari jangkauan radar. Pada dasarnya, sumber kelemahan ini terletak pada kinerja suatu antena. Solusi yang optimal dalam mendeteksi pesawat siluman adalah mendesain sebuah antena yang mampu beroperasi pada pita frekuensi rendah serta meningkatkan parameter Gain sebagai long range. Tugas Akhir ini, membuat perancangan desain antena yagi untuk radar pengawasan udara yang mampu bekerja pada frekuensi Very High Frekuensi (VHF) dengan frekuensi tengah 150 MHz. Desain perancangan ini meliputi perancangan single dan array antenna. Untuk mendapatkan hasil Gain yang maksimal, maka antena radar di desain dengan cara susunan/stack antena yagi 8 × 2. Hasil pengukuran simulasi single antenna untuk parameter VSWR, Return Loss dan Gain berturut-turut sebesar 1,457, -11,954 dB, dan 13,19 dB. Sedangkan hasil simulasi yagi 8 × 2 untuk VSWR, Return Loss dan Gain berturut-turut sebesar 1,357, -18,5 dB, dan 22,58 dB. Hasil simulasi tersebut dibandingkan dengan hasil dari pengukuran yang secara berturut untuk VSWR dan Return Loss sebesar 1,3609 dan -16,34 dB. Dari hasil simulasi antena yang dibuat memiliki sifat pola radiasi unidirectional serta mampu mendeteksi pesawat F117A Nighthwk pada range 19,8 Km Kata kunci : Air Surveillance Radar, Radar VHF, Stack Antenna Yagi, dan pesawat siluman.. Abstract Air Surveillance Radar (ASR) is a surveillance radar that serves to detect and track large-sized aircraft. At present, ASR works a lot on high frequency bands such as S-band and X-band. This makes the radar capasity detection range very short. In addition, ASR radar has limited ability to detect aircraft with very small characteristics of the radar cross section (RCS). Therefore, many stealth planes use this, to hide and avoid radar range. Basically, the source of this weakness lies in the performance of an antenna. The optimal solution for detecting stealth aircraft is to design an antenna that is capable of operating on a low frequency band and increasing the Gain parameter as a long range. This Final Project, designed the yagi antenna design for air surveillance radars that are capable of working at Very High Frequency (VHF) frequencies with a center frequency of 150 MHz. This design design includes single design and antenna arrays. To get the maximum Gain, the radar antenna is designed by stacking 8 × 2 yagi antennas. The measurement results of single antenna simulation for VSWR, Return Loss and Gain are 1.457, -11,954 dB, and 13.19 dB, respectively. Whereas the simulation results of Yagi 8 × 2 for VSWR, Return Loss and Gain are 1.357, -18.5 dB, and 22.58 respectively. The simulation results are compared with the results of successive measurements for VSWR and Return Loss of 1.3609 and -16.34 dB. From the simulation results the antenna that is made has unidirectional radiation pattern properties and is able to detect F117A Nighthwk aircraft in the range of 19.8 Km Keywords: Air Surveillance Radar ,VHF Radar, Yagi Stack Antenna and Stealth Aircraf
Perancangan Dan Realisasi Antena Mikrostrip Meander Line Pada Band Uhf Untuk Aplikasi Pembaca Rfid As’ad Muhammad Nashrullah; Bambang Setia Nugroho; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak RFID (Radio Frequency Identification) dapat mendeteksi dan mengidentifikasi objek tanpa menggunakan kabel (wireless) dengan jarak lebih jauh. Pada sistem RFID dilengkapi antena agar dapat menangkap sinyal yang berisi informasi produk tertentu, dan selanjutnya diproses ke server sistem. Kemampuan antena dalam menangkap sinyal adalah salah satu parameter penting agar menjadi sistem RFID yang baik. Perancangan dilakukan pada band frekuensi UHF (Ultra High Frequency), karena memiliki kecepatan lebih tinggi dan dapat membaca jumlah tag yang lebih banyak (bulk reading). Pada tugas akhir ini, dilakukan perancangan dan realisasi antena mikrostrip yang berbentuk meander line sebagai pembaca RFID dengan substrat FR-4. Band frekuensi yang digunakan adalah band UHF (923 – 925) MHz. Rentang tersebut berdasarkan pada regulasi frekuensi di Indonesia untuk aplikasi RFID yang dikeluarkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia pada Peraturan Nomor 34 Tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Telekomunikasi Jarak Dekat. Hasil perancangan antena ini memiliki ukuran substrat 120,85 mm x 37,5 mm. Pada frekuensi kerja 924 MHz didapatkan VSWR sebesar 1,363, bandwidth 21,659 MHz, pola radiasi bidireksional, gain -3,59 dB dan polarisasi ellips. Kata Kunci: Antena, antena mikrostrip, meander line, RFID, UHF. Abstract RFID (Radio Frequency Identification) can detect and identify objects without using a cable (wireless) with a longer distance. The RFID system has an antenna so that it can capture signals that contain certain product information, and then process it to the system server. The antenna's ability to capture signals is one of the important parameters in order to become a good RFID system. The design is carried out on the UHF (Ultra High Frequency) frequency band, because it has higher speed and can read more number of tags (bulk reading). In this final project, a meander line shaped microstrip antenna is designed and realized as an RFID reader with FR-4 substrate. The frequency band used is the UHF (923 - 925) MHz band. The range is based on frequency regulation in Indonesia for RFID applications issued by the Indonesian Minister of Communication and Informatics in Regulation No. 34 of 2012 concerning Technical Requirements of Near-Distance Telecommunication Tools and Equipment. The results of this antenna design have substrate size of 120.85 mm x 37.5 mm. At 924 MHz working frequency, the VSWR is 1.363, the bandwidth is 21.659 MHz, the radiation pattern is bidirectional, the gain is -3.59 dBi and the polarization of the ellipse. Keywords: Antenna, microstrip antenna, meander line, RFID, UHF.
Co-Authors Achmad Munir Adam Fauzan Ahmad Agus Dwi Prasetyo Ahmad Rasyidi Syawali Aisyah Chindrakasih Ainur Rofiq Aji Gautama Putrada Aldi Rivaldi Dwinanda Alfrina Dyah Purnamasari ALOYSIUS ADYA PRAMUDITA Amalina Muthiah Arif Indra Irawan As’ad Muhammad Nashrullah Bagus Aditya Budi Syihabuddin Budi Syihabuddin Christian Mahardika Daniel Christian Sianipar DWI ANDI NURMANTRIS Dzecky Dzackwan Hady Dziqru Akbar Dzulfikar Natya Afif Hakim Edwar EDWAR EDWAR Efrat Murpratama Erna Sri Sugesti Ernaldo Lumbantobing Ersyach Irham Sunny Fakhrana Dhaifina FARDAN FARDAN Farid Nur Hammadi Febri Zenti Ramadhani Fikri Ardian Fiky Yosef Suratman Fithqoti Afiroh Zuqri Fithqoti Afiroh Zuqri Fithqoti Afiroh Zuqri, Fithqoti Afiroh Galih Fajar Kurnia Galuh Entin Oktavia Gina Hapshah Arrahmah Harfan Hian Ryanu HARFAN HIAN RYANU Hawary Siddik Heroe Wijanto Hesty Susanti Husneni Mukhtar Husnul Khatim Indri Handayani Istiqomah Kevin Jones Sinaga Kirbi Timur Nomas Levy Olivia Nur Linda Ulifaturrosyidah Purnamasari Lutfianne Rafasari M. Irfan Maulana Maman Abdurohman Merghita Zahrah Yuliandari Miftadi Sudjai Moh. Fery Akhsan Muhamad Abdul Rahman Suyudi Muhammad Abi Dhikri Alfadillah Muhammad Angga Ramadhan Muhammad Arsyad Muhammad Daffa Hamsy Muhammad Endi Hardanu Muhammad Fathan Hizbuddin Muhammad Iqbal Nabila Rizqa Damayanti Nachwan Mufti Adriansyah Nadia Husnul Nicola Akmal Afrinaldi Okfarima Mandasari Raihan Santoso Regita Nurul Fauziah Reza Julian Syahputra Rina Pudji Astuti Rina Pudjiastuti Rissa Rahmania Rizky Maulana Putra Ruben Samuel Marojahan Purba Salwa Salsabila Stepen Martinus Tarigan Suryo Adhi Wibowo Suto Setiyadi Theodorus Edsa Leo Prabowo Umar Muaz`zad Hsb Ummi Jumria Wenda Adi Irawan Willy Anugrah Cahyadi Yaya Sulaeman YUNITA, TRASMA Yussi Perdana Saputera Yuyu Wahyu Yuyu Wahyu Yuyu Wahyu Zainul Umam Takdir