Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Buletin Antropologi Indonesia

Strategi Pengembangan Wisata Pantai Berbasis Masyarakat Di Tanjung Siambang Kota Tanjungpinang Santi Maulani; Siti Arieta; Rahma Syafitri
Buletin Antropologi Indonesia Vol. 1 No. 1 (2024): Januari
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/bai.v1i1.2224

Abstract

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui strategi pengembangan wisata pantai yang dilakukan oleh masyarakat di Tanjung Siambang Kota Tanjungpinang. Terdapat beragam perkembangan yang ada di Dompak sehingga peneliti tertarik untuk meneliti strategi pengembangan wisata pantai yang dilakukan oleh masyarakat di Tanjung Siambang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data didapatkan dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang didapatkan melalui hasil wawancara terstruktur secara mendalam Face to Face berdasarkan pedoman wawancara. Dalam penelitian ini untuk menentukan informan menggunakan Teknik purposive sampling atau terlebih dahulu menentukan kriteria informan. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah Strategi Pengembangan Wisata dan Pariwisata Berbasis Masyarakat atau Community Based Tourism (CBT). Pariwisata berbasis masyarakat merupakan bentuk kepariwisataan dimana masyarakat lokal memiliki kontrol dan keterlibatan penuh dalam pembangunan dan pengelolaannya. Strategi pengembangan yang telah dilakukan oleh pemilik/pengelola tempat wisata pantai tersebut yaitu: - Melakukan promosi di media sosial seperti di Facebook (FB), Instagram (IG), dan You Tube. - Mempercantik pondok-pondok santai yang ada di tempat wisata tersebut. - Membuat tempat spot foto yang menarik bagi para wisatawan. -Ingin membuat proposal ke pemerintah untuk kemajuan infrastruktur agar lebih memudahkan para wisatawan dalam berkunjung ke tempat wisata yang ada di Tanjung Siambang.
Anomie dalam Praktek Ngelem di Kampung Bugis KotaTanjungpinang Shelvia Pransisca; Siti Arieta; Nanik Rahmawati
Buletin Antropologi Indonesia Vol. 1 No. 1 (2024): Januari
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/bai.v1i1.2236

Abstract

Penyalahgunaan lem aibon atau ngelem di kalangan remaja Kampung Bugis, ngelem menjadi trend jika seseorang ngelem akan di anggap keren, dan gaul. Harga yang murah dan mudahnya mendapatkan lem aibon menjadi salah satu. Ngelem dapat memberikan sensasi fly, nyaman, dan tenang. Ngelem disebabkan oleh salahnya pergaulan, guncangan ekonomi, dan kerenggangan antara orang tua dan anak sehingga kurangnya komunikasi, kasih sayang dan perhatian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penyebab kondisi anomie yang terjadi pada perilaku ngelem belum bisa di atasi diKampung Bugis Kota Tanjungpinang. Penelitian ini menggunakan kualitatif deskiftif dimana melakukan penlitian dengan menentukan informan berdasarkan Teknik snowbel sampling. Hasil dari penlitian ini bahwa perilaku ngelem yang dilakukan oleh remaja kampung bugis di sebabkan oleh faktor pergaulan yang mengarah negatif, renggangnya hubungan antara anak dan orang tua, serta faktor lingkungan masyarakat. Terjadinya perubahan tingkah laku anak yang sesudah dan sebelum menghisap lem seperti sebelumnya remaja itu rajin mengerjakan tugas sekolah, membantu orang tua dan tidak suka melawan orang tua namun sejak menghisap lem remaja cendrung menjadi pemalas, suka melawan orang tua dan yang seharusnya remaja itu bersekolah dan bermain namun malah terjerumus pada hal yang berbahaya. Masyarakat mulai merasa resah dan terganggu dengan perilaku ngelem sehingga masyarakat mulai bersifat apatisme dengan perilaku ngelem yang dilakukan oleh remaja, masyarakat. Masyarakat melakukan pengucilan terhadap remaja yang kecanduan lem dan orang tua yang anaknya kecanduan. Kesimpulan dari penelitian ini remaja adalah usia pencarian jati diri sehingga peran orang tua dan lingkungan sangat penting dalam perkembangan remaja, dalam teori anomie masyarakat sementara tidak mampu menjalankan kontrol sosial yang efektif , yang mana di tandai dengan peningkatan anomie