Atika Dian Ariana
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Hubungan antara Stres dengan Emotional Eating pada Mahasiswa Perempuan yang sedang Mengerjakan Skripsi Egananda Gryzela; Atika Dian Ariana
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 1 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.335 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i1.24328

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres dengan emotional eating pada mahasiswa perempuan yang sedang mengerjakan skripsi. Lazarevich, dan kawan-kawan (2015) menjelaskan bahwa ketika seseorang merasakan emosi negatif seperti kecemasan, kesedihan atau kesepian, akan menimbulkan respon berupa emotional eating. Emotional eating merupakan bentuk coping strategy untuk mengatasi stres dan kecemasan. Penelitian ini dilakukan pada 198 mahasiswa perempuan yang sedang mengerjakan skripsi usia 21-22 tahun. Alat ukur yang digunakan yaitu skala Perceived Stress Scale-10 (PSS-10) dan skala Dutch Eating Behavior Questionnaire (DEBQ). Analisis data dilakukan dengan teknik korelasi Pearson’s r dengan bantuan program Jamovi 1.6.6.0 for Windows. Hasil dari penelitian ini memperoleh koefisien korelasi sebesar 0,14 dengan nilai p-value sebesar 0,04. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bersifat positif, yang berarti semakin tinggi stres maka semakin tinggi emotional eating pada mahasiswa perempuan yang sedang mengerjakan skripsi.
Sikap terhadap Gangguan Mental pada Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga Berdasarkan Jenis Kelamin Grace Ririn; Atika Dian Ariana
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 1 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.709 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i1.27751

Abstract

Keyakinan seperti stereotip dan prasangka maupun sikap yang menunjukkan diskriminasi tetap dapat ditemukan pada mereka yang memiliki gangguan mental meskipun gangguan mental dapat dialami oleh siapa saja. Sikap terhadap gangguan mental adalah penilaian evaluatif yang dibentuk dari pengetahuan dan interaksi dengan penderita gangguan mental. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan sikap terhadap gangguan mental pada mahasiswa psikologi Universitas Airlangga berdasarkan jenis kelamin. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode pengambilan data survei yang dilakukan pada 210 sampel mahasiswa psikologi Universitas Airlangga, terdiri dari 169 mahasiswa perempuan dan 41 mahasiswa laki-laki. Skala yang digunakan untuk mengukur sikap terhadap gangguan mental adalah Mental Illness: Clinicians’ Attitude versi 4 (MICA-4). Penelitian ini menggunakan uji t independen sebagai metode analisis data. Hasil analisis data menunjukkan terdapat perbedaan sikap yang signifikan terhadap gangguan mental berdasarkan jenis kelamin partisipan (t= -2,815; p < 0,05). Perempuan (M=2,81; SD=0,401) menunjukkan sikap lebih positif terhadap gangguan mental dibanding laki-laki (M=3,01; SD=0,395).
Hubungan antara Self-Esteem dengan Strategi Coping Remaja yang mengalami Kekerasan Emosional masa Kanak Geby Zelindra Meida; Atika Dian Ariana
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 2 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.391 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i2.28548

Abstract

Kekerasan emosional pada masa kanak meninggalkan luka dan trauma yang mendalam bagi remaja yang mengalaminya. Kekerasan emosional dapat berdampak pada self-esteem remaja dan bagaimana strategi coping yang diterapkan remaja dalam menghadapi stressor. Self-Esteem menentukan apakah remaja merasa memiliki kemampuan untuk menghadapi stressor. Strategi coping yang efektif berhubungan dengan sikap adaptif terhadap stressor dan kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-esteem dengan strategi coping remaja yang mengalami kekerasan emosional masa kanak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan dilakukan pada 76 partisipan berusia 12-21 tahun. Alat ukur yang digunakan adalah BRIEF Cope dan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-esteem dan strategi coping memiliki hubungan yang signifikan dan positif pada remaja yang mengalami kekerasan emosional masa kanak. Hubungan yang positif berarti semakin tinggi self-esteem remaja maka semakin efektif strategi coping yang diterapkan remaja korban kekerasan emosional masa kanak.
Hubungan antara Efikasi diri dengan Kecemasan dalam menghadapi Ujian SBMPTN pada Siswa SMA Adelia Eka Lauditta; Atika Dian Ariana
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 2 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.476 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i2.29053

Abstract

Efikasi diri atau self-efficacy adalah keyakinan seseorang pada kemampuannya dalam melakukan suatu bentuk kontrol terhadap keberfungsian kejadian dalam lingkungan dan orang itu sendiri. Individu cenderung akan lari atau memilih menghindari dari situasi yang individu tidak akan mampu untuk mengatasi atau menghadapinya. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan pada siswa yang akan menghadapi Ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada siswa SMA. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survei dengan melibatkan 113 responden. Penelitian ini menggunakan alat ukur General Self-Efficacy Scale dan Cognitive Test Anxiety Scale and Academic Performance. Pada penelitian ini hasil uji korelasi menunjukkan 0,166, variabel dapat dikatakan berhubungan apabila nilai signifikansi p  < 0,05 maka hasil menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini ditolak, yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan kecemasan dalam menghadapi ujian SBMPTN pada siswa SMA.
Pengaruh Kontrol Diri terhadap Perilaku Seksual pada Remaja Berpacaran Sasmita Palupi Rizkyani Putri; Atika Dian Ariana
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 2 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.207 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i2.29062

Abstract

Perilaku seksual merupakan salah satu proses tahapan perkembangan yang dialami remaja. Namun, banyak remaja bahkan bereaksi terhadap sikap dan perilaku yang tidak wajar dan tidak bermoral. Tetapi, di Indonesia, perilaku seksual ini menyimpang ketika dilakukan terhadap remaja dan pasangan yang belum menikah. Perilaku menyimpang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan sulitnya mengontrol diri pada masa remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara kontrol diri terhadap perilaku seksual pada remaja berpacaran di Surabaya. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survei dengan melibatkan 86 remaja. Penelitian ini menggunakan alat ukur kontrol diri dan perilaku seksual. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontrol diri memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perilaku seksual pada remaja berpacaran di Surabaya.
Hubungan Body Dissatisfaction dengan Depresi pada Remaja dengan Obesitas pada Masa Pandemi COVID-19 Nurul Awaliyah Hastanti Rahayu; Atika Dian Ariana
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 2 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.979 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i2.29704

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara ketidakpuasan tubuh dengan depresi pada remaja dengan obesitas pada masa pandemik COVID-19. Ketidakpuasan tubuh memiliki dampak negatif yang telah diidentifikasi sebagai prediktor masalah psikologis salah satunya adalah mood depresi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Partisipan pada penelitian ini melibatkan 42 remaja, dengan rentang usia 10-21 tahun dan Indeks Massa Tubuh 30 atau lebih. Alat ukur yang digunakan yaitu Skala Ketidakpuasan Tubuh dan Skala Depresi Center for Epidemiologi Studies Depression Scale Revised (CESD-R). Hasil dari analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara ketidakpuasan tubuh dengan depresi pada remaja dengan obesitas (r=0,642, p=0,000). Dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi ketidakpuasan tubuh maka semakin tinggi kecenderungan depresi pada remaja dengan obesitas pada masa pandemi COVID-19.
Hubungan Perceived Social Support dengan Perilaku Non-suicidal Self-Injury pada Remaja Fathiyya Nurul Izzah; Atika Dian Ariana
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 2 No 1 (2022): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.109 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v2i1.31904

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perceived social support dengan perilaku non-suicidal self-injury pada remaja. Perceived social support adalah bentuk dukungan sosial yang dipercaya tersedia oleh individu dan memiliki tiga dimensi, yaitu keluarga, teman sebaya, serta significant others. Sementara itu, perilaku non-suicidal self-injury merupakan perilaku menyakiti diri sendiri tanpa maksud bunuh diri. Penelitian ini dilakukan pada 146 remaja yang pernah menyakiti diri sendiri tanpa berniat untuk bunuh diri. Alat ukur yang digunakan adalah Multidimensional Scale of Perceived Social Support oleh Zimet dan Inventory of Statements about Self-Injury milik Klonsky dan Glenn. Analisis data menggunakan teknik korelasi Spearman’s rho dengan bantuan program Jamovi 1.2.27 for Windows. Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perceived social support dengan perilaku non-suicidal self-injury pada remaja (p=0.715; r=0.030).
Hubungan Penggunaan Media Sosial dengan Kualitas Komunikasi Orang Tua dan Anak Berusia Dewasa Awal Edo Evandio Putra; Atika Dian Ariana
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 2 No 1 (2022): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.511 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v2i1.31923

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan media sosial dan kualitas komunikasi orang tua dan anak berusia dewasa awal. Penelitian menggunakan metode kuantitatif korelasi dengan melakukan survei yang melibatkan 73 subjek, dengan rentang usia dewasa awal yaitu 18–25 tahun. Analisis data dilakukan menggunakan metode korelasi Pearson dengan bantuan program statistik IBM SPSS Statistic 25 for Windows. Hasil analisis data menunjukan bahwa ada korelasi signifikan antara penggunaan media sosial dan kualitas komunikasi antara orang tua dan anak berusia dewasa awal (r=0,006; p=-0,292) dimana semakin tinggi nilai individu dalam variabel penggunaan media sosial maka semakin rendah nilai individu dalam variabel kualitas komunikasi antara orang tua dan anak berusia dewasa awal.
Kecemasan Diri Dewasa Awal yang Menjalani Hubungan Romantis saat Mendapat Perilaku Silent Treatment Carissa Nabila Putri; Atika Dian Ariana
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 2 No 1 (2022): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.293 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v2i1.31926

Abstract

Fase dewasa awal merupakan fase ketidakstabilan sehingga dapat memunculkan perasaan negatif seperti kecemasan, hal ini dapat diakibatkan oleh adanya konflik dalam hubungan romantis. Cara penyelesaian konflik yang kurang tepat seperti silent treatment dapat menyebabkan kecemasan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu melihat hubungan antara silent treatment dengan kecemasan pada dewasa awal yang menjalani hubungan romantis. Penelitian ini menggunakan teknik survei dengan total 255 partisipan. Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan signifikan positif dengan Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,428. Hal tersebut menjelaskan apabila silent treatment meningkat maka kecemasan juga akan meningkat.
Hubungan antara Menonton Film Kekerasan dengan Agresivitas pada Remaja Awal Nur Lailatus Sa'adah; Atika Dian Ariana
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 2 No 1 (2022): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.819 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v2i1.31954

Abstract

Agresivitas sebuah ledakan emosi yang menjadi sebuah reaksi atas terjadinya kegagalan individu yang dapat dimunculkan melalui tindakan penghancuran kepada orang lain maupun benda, dengan unsur kesengajaan yang dimanifestasikan secara verbal atau perlakuan non-verbal. Agresivitas merupakan suatu perilaku yang ditujukan untuk menyakiti objek yang menjadi sasaran agresif, baik dalam bentuk verbal ataupun perlakuan non-verbal. Di kalangan remaja, wujud agresivitas ini sering dalam wujud tawuran antarpelajar dengan saling menyerang menggunakan senjata tajam, berkelahi antarteman, merusak fasilitas umum, bahkan sampai melakukan pembunuhan. Pengumpulan data menggunakan skala menonton film kekerasan dan skala Agresivitas. Analisis data dilakukan dengan teknik korelasi Bivariate Pearson dan memanfaatkan bantuan SPSS versi 20 for windows. Hasil dari penelitian ini diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.312 dengan nilai p-value sebesar 0.00. Terdapat hubungan yang bersifat positif, sehingga semakin tinggi menonton film kekerasan maka semakin tinggi agresivitas pada remaja. Kesimpulan penelitian ini ialah remaja yang menonton film kekerasan memiliki tingkat agresivitas yang sedang.