Mia Kusmiati
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hubungan Aktivitas Fisik terhadap Tingkat Kecemasan Selama Masa Pandemi COVID-19: Scoping Review Sayida Nafisa; Mia Kusmiati; Panca Bagja Mohamad
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.570

Abstract

Abstract. During the COVID-19 pandemic, social restrictions and self-isolation policies were carried out to prevent and reduce the number of COVID-19 diseases. These policies led to the closure of various public facilities such as schools, offices, fitness centers, places of worship, etc. So that it has an impact on the level of physical and psychological activity. The purpose of this study was to assess how physical activity affects anxiety levels and what types of physical activity can be done during the quarantine period of the COVID-19 pandemic. This study was conducted with a scoping review approach. The databases used are PubMed, ProQuest, ScienceDirect, and SpringerLink with several keywords including Exercise (OR “Physical Activity”) AND Anxiety Disorder AND Self Isolation, and Physical Activity AND Anxiety AND Pandemic Covid 19 AND Self Isolation, as well as Physical Activity AND Anxiety Disorder AND Pandemic Covid 19 Self Isolation. The search for selected articles starts from 2019 – 2021 with a research design that is a cross-sectional study. The total journals obtained were 30495 articles which were then screened using PICOS, and 10 articles were obtained. There are 10 articles that meet the eligible criteria based on critical appraisal using JBI's critical appraisal tools. The results found in 4 selected articles showed that physical activity had a positive effect on reducing anxiety symptoms. Hypothalamic Pituitary-Adrenal (HPA) and brain-derived neurotrophic factor (BDNF) are said to play a role in this. Moderate to vigorous physical activity is said to reduce symptoms of anxiety. Abstrak. Selama masa pandemi COVID – 19, kebijakan pembatasan sosial dan isolasi mandiri dilakukan untuk mencegah dan mengurangi jumlah penyakit COVID – 19. Kebijakan tersebut menyebabkan penutupan berbagai sarana fasilitas publik seperti sekolah, kantor, pusat kebugaran, tempat ibadah, dll. Sehingga hal tersebut berdampak terhadap tingkat aktivitas fisik dan psikologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai bagaimana pengaruh aktivitas fisik terhadap tingkat kecemasan dan apa jenis aktivitas fisik yang dapat dilakukan selama masa karantina pandemi COVID – 19. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan scoping review. Database yang digunakan yaitu PubMed, ProQuest, ScienceDirect, dan SpringerLink dengan beberapa kata kunci diantaranya Exercise (OR “Physical Activity”) AND Anxiety Disorder AND Self Isolation, dan Physical Activity AND Anxiety AND Pandemic Covid 19 AND Self Isolation, serta Physical Activity AND Anxiety Disorder AND Pandemic Covid 19 Self Isolation. Pencarian artikel yang dipilih yaitu dimulai dari tahun 2019 – 2021 dengan desain penelitian yaitu cross-sectional study. Total jurnal yang didapatkan yaitu 30495 artikel yang kemudian dilakukan screening dengan menggunakan PICOS, dan didapatkan 10 artikel. Terdapat 10 artikel yang memenuhi kriteria eligible berdasarkan critical appraisal dengan menggunakan JBI’s critical appraisal tools. Hasil yang ditemukan pada 4 artikel yang terpilih menunjukan bahwa aktivitas fisik memiliki pengaruh positif dalam menurunkan gejala kecemasan. Hypothalamic Pituitary-Adrenal (HPA) dan brain-derived neurotrophic factor (BDNF) disebut berperan dalam hal ini. Aktivitas fisik sedang hingga berat dikatakan mampu menurunkan gejala kecemasan.
Pengaruh Senam Asma terhadap Pengurangan Frekuensi Serangan Asma pada Dewasa: Scoping Review Siti Namirah Nurul Rachmah; Mia Kusmiati; Pandith A.Arismunandar
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.1022

Abstract

Abstract. The development of disease in all countries today is no longer focused on communicable diseases but on non-communicable diseases, one of which is asthma. Asthma is a chronic inflammatory disease of the airways, characterized by airway obstruction. In Indonesia, asthma is first rank in the category of chronic non-communicable diseases. This research was taken by a scoping review method in the form of searching data and analyzing several articles. The samples came from national and international journals related to the effect of asthma exercise on reducing the frequency of asthma attacks in adults. The databases used in this study were PubMed, ScienceDirect, Springer Link, and Google Scholar, with the number of articles obtained as many as 5,067 articles and the results of the screening and eligible were 5 articles. The results of the scoping review of 5 articles with asthma gymnastics include aerobic exercises intervention had a significant result of p < 0.05 can do 3 times a week for 4–8 weeks so it has a significant effect on reducing the frequency of asthma attacks. The conclusion in this study is that there is an effect of asthma gymnastic on reducing the frequency of asthma attacks. Abstrak. Perkembangan penyakit di seluruh negara saat ini tidak lagi terfokus pada penyakit menular tetapi pada penyakit tidak menular, salah satunya adalah asma. Asma merupakan penyakit inflamasi kronis pada bagian saluran napas, ditandai dengan obstruksi jalan napas. Di Indonesia, asma merupakan peringkat pertama dalam kategori penyakit kronik tidak menular. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode scoping review berupa pencarian data dan menganalisa beberapa artikel. Sample berasal dari jurnal nasional dan internasional yang berkaitan dengan pengaruh senam asma terhadap pengurangan frekuensi serangan asma pada dewasa. Database yang digunakan pada penelitian ini adalah PubMed, Science Direct, Springer Link, dan Google Scholar, dengan jumlah artikel yang didapatkan sebanyak 5.067 artikel dan hasil skrining serta uji kelayakan terdapat 5 artikel. Hasil scoping review tersebut 5 artikel dengan intervensi latihan senam asma memiliki hasil signifikansi p < 0,05 yang dapat dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 4–8 minggu sehingga sangat berpengaruh signifikan terhadap penurunan frekuensi serangan asma. Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat pengaruh senam asma terhadap pengurangan frekuensi serangan asma.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Pedagang terhadap Pencegahan Penularan Covid-19 di Pasar Gandrungmangu Cilacap Muhammad Mufti Dewantara; Mia Kusmiati; Rizki Perdana
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.1760

Abstract

Abstract. Coronavirus disease 2019 (Covid-19) is an infectious disease caused by severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) and is a major global health problem at the moment. The transmission of Covid-19 occurs through human-to-human, so prevention efforts are needed to suppress the spread, such as wearing masks, washing hands, and maintaining distance. Individual knowledge about preventing Covid-19 transmission is the basis for determining attitude in an effort to prevent transmission. The research was conducted in the market because the market is a crowded place so traders are at risk of contracting Covid-19. This study aims to analyze the relationship between the level of knowledge and attitudes of traders towards the prevention of Covid-19 transmission at the Gandrungmangu Market, Cilacap. This research is an analytic cross sectional study using primary data obtained from filling out questionnaires by 108 respondents. Samples were taken using purposive sampling technique. The statistical analysis using Fisher’s Exact test with p<0.05 was considered significant. The results of this study indicate that the majority of respondents have a good level of knowledge (59.3%) and good attitudes (75,9%). This study also describes that there is a significant relationship between the level of knowledge and attitudes towards preventing Covid-19 transmission (p=0.000). So, it can be concluded that the better the level of knowledge, the better the attitudes shown. Abstrak. Coronavirus disease 2019 (Covid-19) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dan menjadi masalah utama kesehatan global saat ini. Penularan Covid-19 terjadi secara ­human-to-human transmission, sehingga upaya pencegahan sangat diperlukan dalam menekan penyebaran seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Pengetahuan individu tentang pencegahan penularan Covid-19 merupakan dasar penentuan sikap dalam upaya pencegahan penularan. Penelitian dilakukan di pasar karena pasar merupakan tempat yang ramai sehingga pedagang berisiko tertular Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pedagang terhadap pencegahan penularan Covid-19 di Pasar Gandrungmangu Cilacap. Penelitian ini merupakan penelitian analitik cross sectional dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh 108 responden. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling. Analisis statistik pada penelitian ini menggunakan uji Fisher’s Exact dengan p<0,05 dianggap signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan baik (59,3%) dan sikap baik (75,9%). Penelitian ini juga menggambarkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan penularan Covid-19 (p=0,000). Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan maka sikap yang ditunjukkan juga semakin baik.
Hubungan Faktor Individu dengan Tingkat Stres pada Pekerja Pabrik Tekstil PT. X Kota Tangerang Refi Maya Arlita; Mia Kusmiati; Nurul Annisa Abdullah
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.2066

Abstract

Abstract. Mental health is an important aspect to achieve overall health. Mental health is just as important as physical health. Excessive and uncontrollable stress can cause fatigue, which is a combination of physical, mental and emotional exhaustion. Job stress is an emotional state that arises because there is a mismatch between the level of demand and the individual's ability to cope with the work stress it faces. Work stress experienced by female and male employees can be different. Stress is also determined by the individual himself with various risk factors experienced such as age, gender, marital status, and years of service. This study aims to determine the relationship of individual factors with stress levels in textile factory workers at PT. X Tangerang City. This study used a cross-sectional method with an observational analysis approach. There are 122 individual data that meet the inclusion criteria, respondents were asked to fill out the DASS-42 questionnaire to assess the level of stress in workers. Individual characteristics of textile factory workers at PT. X in Tangerang City were the most, aged 18-33 years (62.3%), female (60.66%), with married status (53.28%) and having a working period of < 5 years (59 ,56%). Description of stress levels in textile factory workers at PT. X in Tangerang City shows that most workers do not experience stress. The rest are based on the highest order in the category of heavy-very heavy (15.5%), mild (14.7%) and moderate (10.7%). Data from the study found that there was no relationship between the age of workers and stress levels (p value = 0.08), gender of workers with stress levels (p value = 0.102), marital status of workers with stress levels (p value = 0, 12) and there is a relationship between individual factors of tenure and stress levels (p value = 0.002). Abstrak. Kesehatan mental merupakan aspek penting untuk mencapai kesehatan secara keseluruhan. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Stres yang berlebihan dan tidak terkendali dapat menyebabkan kelelahan, yang merupakan kombinasi dari kelelahan fisik, mental dan emosional. Stres kerja merupakan keadaan emosional yang timbul karena ada ketidaksesuaian antara tingkat permintaan dengan kemampuan individu untuk mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Stres kerja yang dialami oleh karyawan wanita dan pria bisa jadi berbeda. Stres ditentukan juga dari individu itu sendiri dengan berbagai faktor risiko yang dialami seperti usia, jenis kelamin, status pernikahan, dan masa kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor individu dengan tingkat stres pada pekerja pabrik tekstil PT. X Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan pendekatan analisis observasional. Terdapat 122 data individu yang memenuhi kriteria inklusi, responden diminta untuk mengisi kuesioner DASS-42 untuk menilai tingkat stres pada pekerja. Karakteristik individu pekerja pabrik tekstil PT. X di Kota Tangerang yang paling banyak yaitu, usia 18-33 tahun (62,3%), berjenis kelamin perempuan (60,66%), dengan status sudah menikah (53,28%) dan memiliki masa kerja < 5 tahun (59,56%). Gambaran tingkat stres pada pekerja pabrik tekstil PT. X di Kota Tangerang menunjukkan sebagian besar pekerja tidak mengalami stres. Sisanya berdasarkan urutan terbanyak pada kategori berat-sangat berat (15,5%), ringan (14,7%) dan sedang (10,7%). Data dari penelitian didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia pekerja dengan tingkat stres (p value = 0,08), jenis kelamin pekerja dengan tingkat stres (p value = 0,102), status pernikahan pekerja dengan tingkat stres (p value = 0,12) dan terdapat hubungan antara faktor individu masa kerja dengan tingkat stres (p value = 0,002).
Pola Asuh Orang Tua Tidak Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan pada Siswa SMPN Satu Atap Tukdana Indramayu Isyah; Mia Kusmiati; Elly Marliyani
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5972

Abstract

Abstract. Introduction: Anxiety disorders of adolescents in Indonesia have a prevalence of 65-78% with a percentage in West Java of around 6.5%. Adolescence is a period of transition, a time when individuals are looking for self-identity, and a period of troubled age. Middle school is the right time to represent early adolescence with an age range of 11-17 years. One of the causes of anxiety in adolescents is the authoritarian parenting style. The purpose of this study was to determine the relationship between parenting style and anxiety levels in junior high school students in Indramayu. Methods: This study was conducted in March-July, this study was an observational analytic study with a cross sectional design. The sample in this study used a total sampling of 41 grade 8 students at SMPN 1 TUKDANA ATAP. Measuring tools used are Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) and Parenteral Authority Questionnaire (PAQ) questionnaires. Data analysis used Chi Square test with p-value <0.005. Results: Research shows that parents with democratic parenting style are 61%, authoritarian parenting style is 39%. Most student respondents did not have anxiety, namely 34%, mild anxiety 29%, severe anxiety 22%, and moderate anxiety 14%. The results showed that there was no relationship between parenting style and anxiety level (p-value = 1.000). Discussion: This type of democratic parenting shows responsible attitudes and behavior, accepts criticism openly, is willing to accept, and has stable emotional control so it doesn't cause anxiety in adolescents. Anxiety in adolescents is caused by many factors, such as not being able to adjust to changes, economic problems, physical changes, etc. Abstrak. Pendahuluan: Gangguan kecemasan pada remaja di Indonesia memiliki prevalensi 65-78% dengan jumlah persentase di Jawa Barat sekitar 6,5%. Masa remaja merupakan masa transisi, masa saat individu mencari identitas diri, dan masa usia bermasalah. Masa SMP merupakan masa yang tepat untuk merepresentasikan dari masa remaja awal dengan kisaran usia 11-17 tahun. Salah satu penyebab kecemasan pada remaja adalah pola asuh orang tua dengan tipe otoriter. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan tingkat kecemasan pada siswa sekolah menengah pertama di Indramayu. Metode: Penelitian ini dilakukan pada bulan maret-juli, penelitian ini merupakan analitik observasional dengan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling sebanyak 41 orang siswa kelas 8 SMPN 1 ATAP TUKDANA. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan Parenteral Authority Questionnaire (PAQ). Analisis data menggunakan uji Chi Square dengan p-value <0,005. Hasil: Penelitian menunjukan bahwa orang tua dengan tipe pola asuh demokratis yaitu 61%, pola asuh otoriter 39%. Responden siswa terbanyak tidak memiliki kecemasan yaitu 34%, kecemasan ringan 29%, kecemasan berat 22%, dan kecemasan sedang 14%. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan tingkat kecemasan (p-value= 1,000). Diskusi: Tipe pola asuh demokratis menunjukan sikap dan perilaku tanggung jawab, menerima kritikan secara terbuka, mau menerima, dan kontrol emosi yang stabil sehingga tidak menimbulkan kecemasan pada remaja. Kecemasan pada remaja disebabkan oleh banyaknya faktor, seperti tidak bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan, masalah ekonomi, perubahan fisik, dll.