Fetri Lestari
Farmasi, Universitas Islam Bandung

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Studi Kepatuhan Penggunaan Obat Antihiperglikemik Oral pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Cikutra Lama 1 Bandung Diva Rachmadita Kusumawardani; Fetri Lestari; Umi Yuniarni
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.225 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4106

Abstract

Abstract. Diabetes mellitus is a lifelong metabolic illness that can occur in all levels of society, and causes the rising of glucose levels in the bloodstream. Normalizing the glucose levels can be done either by therapy of changing the lifestyle or ingesting oral antihyperglycemic medicine. The patient using oral antihyperglycemic medicine has to take the medicine regularly and cannot miss any of it, thus the adherence of the patient is important. This study was done to depict adherence and reasons of disobedience on ingesting oral hyperglycemic medicine of Type 2 Diabetes Mellitus patients in Puskesmas Cikutra Lama Bandung using MMAS-8 type questionnaire on 25 adults as subjects with criteria such as man or woman, in the range of 18-65 year old, and is treated with oral antihyperglycemic on January 2021-May 2022. This study was carry out on May 2022 with interview method. MMAS-8 is used because of its objectiveness and can be used to both identify and measure how the patients adhere to ingesting oral hyperglycemic medicine. From 25 subjects, 36% has "high adherence", 16% has "medium adherence", and 48% has "low adherence". There are several factors that promote low adherence such as forgetting or being lazy to take the medicine and also the minimal knowledge of the patient's ongoing treatment. Abstrak. Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik seumur hidup yang dapat ditemui di berbagai kalangan masyarakat dan menyebabkan meningkatnya kadar glukosa dalam tubuh. Untuk mengembalikan kadar glukosa dalam tubuh menjadi normal, dilakukan terapi dengan mengubah gaya hidup atau pun dengan obat antihiperglikemik oral. Pasien yang menggunakan obat antihiperglikemik oral harus menggunakannya secara teratur dan tidak boleh terlewat, sehingga kepatuhan pasien menjadi hal yang sangat penting. Pada penelitian ini, dilakukan studi gambaran kepatuhan dan faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Cikutra Lama 1 Bandung dengan menggunakan kuesioner MMAS-8 kepada 25 subjek dewasa dengan kriteria wanita atau pria, berumur 18-65 tahun, dan sedang menjalankan pengobatan antihiperglikemik oral pada periode Januari 2021-Mei 2022 di Puskesmas Cikutra Lama 1 Bandung. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2022 dengan metode wawancara. MMAS-8 digunakan karena sifatnya yang objektif dan dapat digunakan untuk identifikasi masalah kepatuhan pasien juga dapat digunakan untuk memantau kepatuhan pasien. Dari 25 subjek, sebanyak 36% memiliki tingkat kepatuhan tinggi, 16% memiliki tingkat kepatuhan sedang,dan 48% memiliki tingkat kepatuhan yang rendah. Ketidakpatuhan pasien dapat disebabkan karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti lupa, adanya rasa resah dan malas, dan juga minimnya pengetahuan dalam pengobatan yang dijalani pasien.
Studi Literatur Beberapa Tumbuhan Suku Asteraceae yang Memiliki Efek Antidepresan Hilda Novianti Putri; Siti Hazar; Fetri Lestari
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.032 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4265

Abstract

Abstract. Depression is a common disease as anyone can experience it from time to time during their lifetime. Synthetic antidepressant drugs have been developed continuously to produce more effective drugs with minimal side effects. The use of medicinal plants is widespread in developing countries. Asteraceae is one of the plant tribes known for its various secondary metabolites that possess various pharmacological activities, including in the central nervous system. This research aims to determine the antidepressant activity of multiple plants of Asteraceae tribes and the contents that deliver the antidepressant effects. This study started with conducting a literature study using “antidepressants” and “Asteraceae” as keywords through many reputable international journal publishers such as Science Direct (Elsevier), PubMed, and Hindawi. The criteria used were research articles published in the last ten years. The research was conducted through several stages: literature search and retrieve, literature review, data extraction and synthesis, and reporting. It can be concluded that Chrysactinia mexicana A. Gray, Tanacetum parthenium L. Schultz-Bip, Anthemis wiedemanniana Fisch. & Mey, Centaurea kurdica Reichardt, Taraxacum officinale, Xanthium orientale subsp. italicum (Moretti) Greuter, Artemisia indica Linn, and Synedrella nodiflora (L.) Gaertn have antidepressant activities that are mediated by its flavonoids, sesquiterpene lactones, and pentacyclic triterpenes. Abstrak. Depresi umum terjadi sebab dapat dialami oleh siapapun dari waktu ke waktu selama masa hidupnya. Obat-obatan antidepresan sintetik terus dikembangkan untuk melahirkan obat yang efektif dengan profil efek samping seminimal mungkin. Pada waktu bersamaan penggunaan tanaman obat umum ditemukan di negara-negara berkembang. Suku Asteraceae (kenikir-kenikiran) merupakan salah satu suku tumbuhan yang kaya akan kandungan berbagai metabolit sekunder yang teruji memiliki berbagai aktivitas farmakologis, salah satunya pada sistem saraf pusat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas antidepresan dari beberapa tumbuhan suku Asteraceae beserta kandungannya yang dapat memberikan efek antidepresan. Metode yang digunakan yaitu dengan melakukan studi literatur. Penelusuran artikel dilakukan menggunakan kata kunci “antidepressants” dan “Asteraceae” bersumber dari jurnal internasional sejumlah penerbit bereputasi seperti Science Direct (Elsevier), PubMed, dan Hindawi. Kriteria literatur yang digunakan adalah artikel berbentuk studi eksperimental yang terbit pada sepuluh tahun terakhir. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu pencarian dan pengambilan literatur, review literatur, ekstraksi dan sintesis data, dan pelaporan. Dapat disimpulkan bahwa Chrysactinia mexicana A. Gray, Tanacetum parthenium L. Schultz-Bip, Anthemis wiedemanniana Fisch. & Mey, Centaurea kurdica Reichardt, Taraxacum officinale, Xanthium orientale subsp. italicum (Moretti) Greuter, Artemisia indica Linn, dan Synedrella nodiflora (L.) Gaertn memiliki aktivitas antidepresan yang dimediasi oleh kandungan flavonoid, seskuiterpen lakton, dan triterpen pentasiklik.
Studi Literatur Pemanfaatan Kulit Buah Genus Citrus sebagai Larvasida Aedes aegypti Niken Suci Meliani Hernawan; Sri Peni Fitrianingsih; Fetri Lestari
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.906 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4267

Abstract

Abstract. One of the ways to control the main vector of DHF, Aedes aegypti mosquito, is by using larvicides. The use of natural larvicides is an alternative in overcoming the negative impacts of using chemical larvicides. The Citrus genus is one of the plant that can be used as natural larvicides. In addition, the Citrus genus industry produces large amounts of waste or by-products such as peels, seeds and pulp, which represent 50 % of the weight of fresh fruit, so that the use of fruit peels can be one way to treat waste. The aim of the study was to determine the larvicidal potential of fruit peels of the genus Citrus against the Aedes aegypti mosquito and the compounds that play a role in the larvicidal activity. The study was performed by systematic literature review using selected articles from reputable database that meet the inclusion and exclusion criteria. The results showed that 6 plant species from the genus Citrus had larvicidal activity against Aedes aegypti consisting of Citrus sinensis, Citrus limetta, Citrus reticulata, Citrus paradisi, Citrus aurantifolia, dan Citrus limettioides. From various studies, the essential oil microemulsion and the inclusion complex of β-cyclodextrin essential oil C. sinensis, and C. limettioides essential oil are included in the classification of active larvicides (LC50 < 50 ppm). Compounds that are believed to have a role in the larvicidal activity of Citrus fruit peels include limonene and γ-terpinen . Abstrak. Salah satu cara pengendalian vektor utama penyakit DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti ialah dengan larvasida. Penggunaan larvasida alami menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi dampak negatif dari penggunaan larvasdia kimia. Genus Citrus menjadi salah satu genus tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai larvasida alami. Disamping itu industri genus Citrus menghasilkan limbah atau produk sampingan yang cukup besar seperti kulit biji serta ampasnya yang mewakili 50 % dari berat buah segar, sehingga pemanfaatan kulit buahnya dapat menjadi salah satu cara untuk mengolah limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi larvasida dari kulit buah genus Citrus terhadap nyamuk Aedes aegypti dan senyawa yang berperan dalam aktivitas larvasida tersebut. Metode penelitian dilakukan dengan studi literatur terhadap sejumlah artikel dari database bereputasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi. Hasil penelitian menunjukkan 6 spesies tanaman dari genus Citrus memiliki aktivitas larvasida terhadap Aedes aegypti yang terdiri dari Citrus sinensis, Citrus limetta, Citrus reticulata, Citrus paradisi, Citrus aurantifolia, dan Citrus limettioides. Dari berbagai penelitian mikroemulsi dan kompleksi -siklodekstrin minyak atsiri C. sinensis serta minyak atsiri C. limettioides termasuk dalam klasifikasi larvasida aktif (LC50 < 50 ppm). Senyawa yang diyakini memiliki peran dalam aktivitas larvasida kulit buah Citrus diantaranya ialah limonen dan -terpinen.
Kepatuhan Pengobatan Pasien Geriatri dalam Pengobatan Hipertensi di Puskesmas Cicantayan Sukabumi Muhamad Erza Ardhana; Fetri Lestari; Ratu Choesrina
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.192 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4275

Abstract

Abstract. The prevalence of hypertension continues to increase with age. Hypertension can cause morbidity and mortality caused due to poor blood pressure control which can be caused due to low adherence. In geriatrics, it is common that low adherence of treatment occurs caused due to several factors. The purpose of this study was to determine the level of adherence to the treatment of geriatric patients with hypertension at the Cicantayan Sukabumi Health Center and find out the factors that can influence the low level of treatment compliance in geriatric patients. This study was conducted using the MMAS-8 Questionnaire to measure the level of treatment adherence. From the results of the study conducted, the level of adherence to the treatment of geriatric patients with hypertension at the Cicantayan Sukabumi Health Center showed a low level of adherence and there was a factors affecting low adherence in geriatric patients are cognitive condition, a history of diseases associated with cognitive function, the busyness of the patient, family support, the patient's understanding, the presence of side effects, motivation in the patient, travel conditions, availability of drugs, provision of education through counselling, and polypharmaceuticals. Abstrak. Prevalensi hipertensi terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hipertensi dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang disebabkan karena kontrol tekanan darah yang buruk yang dapat disebabkan karena rendahnya kepatuhan. Pada geriatri umum terjadi ketidakpatuhan pengobatan yang disebabkan karena beberapa faktor. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepatuhan pengobatan pasien geriatri dengan hipertensi di Puskesmas Cicantayan Sukabumi dan mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya kepatuhan pada pasien geriatri. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Kuesioner MMAS-8 untuk mengukur tingkat kepatuhan pengobatan. Dari hasil penelitian yang dilakukan tingkat kepatuhan pengobatan pasien geriatri dengan hipertensi di Puskesmas Cicantayan Sukabumi menunjukan tingkat kepatuhan yang rendah dan terdapat faktor yang mempengaruhi rendahnya kepatuhan pada pasien geriatri adalah kondisi kognitif, riwayat penyakit yang berhubungan dengan fungsi kognitif, kesibukan pasien, dukungan keluarga, pemahaman pasien, adanya efek samping, motivasi pada pasien, kondisi bepergian, ketersediaan obat, pemberian edukasi melalui konseling, dan polifarmasi.
Kajian Interaksi Obat Antihipertensi pada Pasien Geriatri Rawat Inap di Rumah Sakit Al-Mulk Kota Sukabumi Aliya Rahmah Adriani; Suwendar; Fetri Lestari
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.814 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4328

Abstract

Abstract. The prevalence of hypertension in Indonesia continues to increase every year, and is widely found in the geriatric category. The cause of hypertension in geriatrics is due to a decrease in the functioning of the body's organs. In pasien geriatrics are at high risk of experiencing drug interactions due to health problems that are likely to be more than one, resulting in the administration of more than one drug. Drug interactions can lead to changes in the effectiveness or toxicity of a drug. The purpose of this study is to determine what drugs can cause interactions with antihypertensive drugs and their impact on geriatric patients undergoing antihypertensive therapy. The study was conducted using data in the form of medical records of inpatient geriatric patients at Al-Mulk Hospital, Sukabumi City. This study used Stockley's Drug Interaction E-book and Drug Interaction Checker to analyze drug interactions. The results of the analysis obtained are further classified by the mechanism of drug interaction and severity. Based on the research that has been carried out, that drugs that have the potential to cause drug interactions with antihypertensive drugs are aspirin, atorvastatin, cefadroxil, ceftriaxone, digoxin, ibuprofen, ketorolac, lansoprazole, meloxicam, and omeprazole and their adverse effects. Abstrak. Prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, dan banyak terdapat pada kategori geriatri. Penyebab hipertensi pada geriatri karena adanya penurunan fungsi kerja organ tubuh. Pada pasien geriatri beresiko tinggi mengalami interaksi obat karena permasalahan kesehatan yang kemungkinan lebih dari satu, sehingga pemberian obat yang lebih dari satu. Interaksi obat dapat menyebabkan berubahnya keefektifan atau toksisitas dari suatu obat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui obat apa saja yang dapat menimbulkan interaksi dengan obat antihipertensi serta dampaknya pada pasien geriatri yang menjalani terapi antihipertensi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data berupa rekam medis pasien geriatri rawat inap di Rumah Sakit Al-Mulk Kota Sukabumi. Penelitian ini menggunakan E-book Stockley’s Drug Interaction serta Drug Interaction Checker untuk menganalisis interaksi obat. Hasil analisis yang diperoleh selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan mekanisme interaksi obat dan tingkat keparahan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bahwa obat yang berpotensi menyebabkan interaksi obat dengan obat antihipertensi yaitu aspirin, atorvastatin, cefadroxil, ceftriaxone, digoksin, ibuprofen, ketorolak, lansoprazole, meloxicam, dan omeprazole serta dampaknya yang merugikan.
Studi Literature Kasus Drug Related Problems Kategori Adverse Drug Reactions pada Pasien Pediatrik Munadiya Waridatiddiyanah Fauzi; Fetri Lestari; Sri Peni Fitrianingsih
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.776 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4458

Abstract

Abstract : Adverse drug reactions are responses to a drug that are noxious, unwanted and that occur at doses normally used for the prevention, diagnosis, or treatment of disease or for the modification of physiological function. Pediatrics comes from the Greek, namely pedos which means child and iatrica which means treatment of children, so pediatrics is treatment of pediatric patients. In this study, the authors used the Literature Review Study method by conducting studies in several journals and taking data according to the inclusion and exclusion criteria. The problem formulation of this study is to identify the presence of Adverse Drug Reactions in pediatric patients in various hospitals based on the highest population contained in various literatures and the purpose of this study is to evaluate Adverse Drug Reactions in pediatric patients used in various hospitals. The results obtained were 8 journals, 9 drug classes, 16 drug names and 5828 patient populations affected in the case of Drug Related Problems in the Adverse Drug Reactions category. The names of the 5 drugs are: Amoxicillin, Ampicillin, Amikacin, Cefotaxime and Ceftriaxone. Of the several antibiotics used by the patient, there were also complaints of unwanted side effects such as: Urticaria Rash, Itching at the injection site, Diarrhea, Dry Skin, Dark Blue Lips and Lichen nitidus. The solution is to stop the suspected drug and give the drug to prevent a reaction, to give an alternative medicine to prevent a reaction, to continue treatment with dehydration therapy fluids, to continue the treatment and consult the doctor concerned. Abstrak : Adverse Drug Reactions adalah respon terhadap suatu obat yang merugikan, tidak diinginkan dan yang terjadi pada dosis yang biasa digunakan untuk pencegahan, diagnosis, atau terapi penyakit atau untuk modifikasi fungsi fisiologik. Pediatri berasal dari bahasa Yunani yaitu pedos yang berarti anak dan iatrica yang berarti pengobatan anak, maka pediatri adalah pengobatan pada pasien anak. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Studi Literature Riview dengan dilakukannya pengkajian pada beberapa jurnal dan diambil data sesuai kriteria inklusi dan ekslusi. Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi adanya Adverse Drug Reactions pada pasien pediatrik di berbagai rumah sakit berdasarkan Populasi tertinggi yang terdapat di berbagai literature dan Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi Adverse Drug Reactions pada pasien pediatrik yang digunakan diberbagai rumah sakit. Hasil yang didapat sebanyak 8 Jurnal, 9 Golongan obat, 16 Nama obat dan 5828 populasi pasien yang terdampak pada kasus Drug Related Problems kategori Adverse Drug Reactions, setelah diakumulasikan dari beberapa jurnal yang didapat hasil terbanyak terdapat pada golongan obat Antibiotik yaitu sebanyak 5338 yang tergolongkan dari 5 nama-nama obat yaitu: Amoxicillin, Ampicillin, Amikacin, Cefotaxime dan Ceftriaxone. Dari beberapa obat golongan antibiotik tersebut yang dikonsumsi oleh pasien terdapat juga beberapa keluhan efek samping yang tidak diinginkan seperti: Ruam Urtikaria, Gatal ditempat suntikan, Diare, Kulit Kering, Bibir Kebiruan Gelap dan Lichen nitidus. Solusinya yaitu Menghentikan obat yang dicurigai dan diberikan obat untuk mencegah reaksi, Diberikan obat alternatif untuk mencegah reaksi, Melanjutkan perawatan bersama dengan cairan terapi dehidrasi, Dilanjutkan perawatannya dan konsultasikan kedokter yang bersangkutan.
Skrining Fitokimia dan Karakterisasi Simplisia Buah Apel Hijau (Malus sylvestris (L.) Mill) Adinda Dewani Soetadipura; Fetri Lestari
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.777 KB)

Abstract

Abstract. Indonesia is one of the mega biodiversity countries in the world that has high diversity, consisting of 30,000 plant species. WHO has recommended the use of traditional medicine including herbal medicine for the maintenance of public health, prevention and treatment of disease. In Indonesia, the use of medicinal plants has often been used by people from ancient times. Currently, the lifestyle of returning to nature (back to nature) is increasingly in demand by the public. According to the Basic Health Research (Riskesdas) in 2018, the percentage of Indonesians who consume traditional medicine is 38.7%. Apple is one type of fruit that is efficacious as a medicinal plant that is very popular in the community. Green apple (Malus sylvestris(L.) Mill) is a rich source of antioxidant compounds because it contains quercetin which is a flavonoid compound. Green apples have benefits for the prevention of cardiovascular disease, diabetes, inflammation, cancer, and asthma. A use of natural materials in health efforts must meet the criteria of safety, efficacy and quality. To meet these criteria, phytochemical screening and simpliciacharacterization were carried out. The results of the phytochemical screening showed that the simplicia of green apples contained a class of flavonoid compounds, polyphenols and tannins. The results of the simplicia characterization were the watersoluble extract content of 9.01 % ± 1.22; ethanol soluble extract content 22.31 % ±0.04; drying shrinkage 7.30 % ± 0.22; water content 5.5 % ± 0.7, total ash content 7 % ± 0.09; acid insoluble ash content 6.95 % ± 0.06. Abstrak. Indonesia merupakan salah satunegara mega biodiversitas di dunia yang memiliki keanekaragaman tinggi, terdiri30.000 jenis tumbuhan. WHO telahmerekomendasikan penggunaan obattradisional termasuk obat herbal untukpemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit. Di Indonesia sendiri pemanfaatan tumbuhanberkhasiat obat sudah sering digunakanoleh masyarakat dari jaman dahulu. Saatini, gaya hidup kembali ke alam (back to nature) semakin diminati oleh masyarakat. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, persentasependuduk Indonesia yang mengkonsumsiobat tradisional adalah 38,7%. Apelmerupakan salah satu jenis buah yang berkhasiat sebagai tumbuhan obat yang sudah sangat popular di masyarakat. Buahapel hijau (Malus sylvestris (L.) Mill) merupakan sumber yang kaya akansenyawa antioksidan karena mengandungquercetin yang merupakan senyawaflavonoid. Buah apel hijau memilikimanfaat sebagai pencegahan penyakitkardiovaskular, diabetes, inflamasi, kanker, dan asma. Suatu pemanfaatanbahan alam dalam upaya kesehatan harusmemenuhi kriteria keamanan, khasiat dan mutu. Untuk memenuhi kriteria tersebut, maka dilakukan skrining fitokimia dan karakterisasi simplisia. Hasil skriningfitokimia yang diperoleh menunjukkanbahwa simplisia buah apel hijaumengandung golongan senyawa flavonoid, polifenol dan tannin. Hasil darikarakterisasi simplisia yaitu kadar sari larut air 9,01 % ± 1,22; kadar sari larutetanol 22,31 % ± 0,04; susut pengeringan7,30 % ±0,22; kadar air 5,5 % ± 0,7, kadarabu total 7 % ± 0,09; kadar abu tidak larutasam 6,95 % ± 0,06.
Studi Literatur Potensi Beberapa Ekstrak Tumbuhan Mengandung Katekin sebagai Antihipertensi Nurul Susanti; Sri Peni Fitrianingsih; Fetri Lestari
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (746.294 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4701

Abstract

Abstract. High blood pressure or hypertension is one of the risks of cardiovascular disease with a high prevalence of death. Hypertension is a condition in which blood pressure exceeds its normal value, namely systolic blood pressure of more than 140 mmHg and diastolic blood of more than 90 mmHg. There are compounds in plant extracts such as palm oil (Elaeis guineensis), red pine (Pinus densiflora Sieb. et Zucc), boysenberry (Rubus ursinus), tea (Camellia sinensis) and almond (Terminallia catappa) namely catechins that have potential to lower blood pressure by mechanisms such as ACEI (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor). The research was conducted using a systematic literature review method in reputable journals using the keyword “Antihypertensive”, “Catechin as Antihypertensive”, “Catechin” and “Catechin as Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor”. The results of the literarute show that there are plant part that contain catechin compunds, namely leaves, bark, and seeds that have the potential to reduce blood pressure by inhibiting ACE (Angiotensin Converting Enzyme). Abstrak. Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu risiko penyakit kardiovaskular dengan prevalensi kematian yang cukup tinggi. Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah melebihi nilai normalnya yaitu tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Terdapat senyawa dalam ekstrak tumbuhan seperti kelapa sawit (Elaeis guineensis), pinus merah (Pinus densiflora Sieb. et Zucc), boysenberry (Rubus ursinus), teh (Camellia sinensis), dan almond (Terminallia catappa) yaitu katekin yang memiliki potensi menurunkan tekanan darah dengan mekanisme seperti ACEI (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor). Penelitian dilakukan dengan metode Systematic Literature Review (SLR) pada jurnal bereputasi dengan menggunakan kata kunci “Antihypertensive”, “Catechin”, “Catechin as Antihypertensive”, dan “Catechin as Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor”. Hasil penelusuran literatur menunjukkan bahwa terdapat bagian-bagian tumbuhan yang mengandung senyawa katekin yakni daun, kulit kayu, kulit batang dan biji yang berpotensi menurunkan tekanan darah dengan menghambat ACE (Angiotensin Converting Enzyme).
Profil Peresepan Terapi Obat Covid-19 pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Santosa Hospital Bandung Kopo Periode Juni-Juli 2021 Muhammad Fakhry Ramadhan; Fetri Lestari; Suwendar
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.038 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4833

Abstract

Abstract. Coronavirus Disease 2019 (COVID19) is a disease caused by the SARS-CoV-2 virus and has become a health problem around the world. Since it was first announced in Indonesia, from time to time covid-19 cases have increased in number, requiring special attention. Covid-19 management around the world has not been uniform, but each country is trying various treatment modalities to increase the cure rate. Prescribing profiles can be used as a basis in planning or supplying medicines for a disease and can increase insight and proficiency in counseling and pharmaceutical services for drug therapy. This study is to determine the profile of prescribing drug therapy in COVID-19 patients at Santosa Hospital Bandung Kopo from June to July 2021 period with observational descriptive methods and data collection from medical records with consecutive sampling. COVID-19 patients, in the age range of 46-65 years, totaled 49 patients and dominated by the male sex totaling 49 patients. The length of treatment for the most COVID-19 patients, which is more than 5 days, is 63 patients. The most common use of drugs prescribed on pharmacological therapy is Remdesivir followed by Favipiravir (antiviral), azithromycin (antibiotic), vitamin D3 5000 IU, Enoksaparin sodium (anticoagulant). The most widely prescribed use of drugs on symptomatic therapy is Lansoprazole (gastrointestinal tract), N-Acetylcystein (airway), Dexamethasone (corticosteroids), Acetaminophen (PCT) (analgesics), Betahistine (antihistamines). The most widely used use of drugs in patients with comorbidities are Amlodipine (cardiovascular), Metformin (antidiabetic), Midazolam (psychopharmaceutical). Abstrak. COVID-19 merupakan lanjutan dari wabah virus corona sebelumnya yaitu SARS dan MERS, penyakit ini juga bersifat zoonosis yaitu virus dapat menular dari hewan ke manusia, bahkan dapat menular dari manusia ke manusia. Sampai saat ini sebagian besar obat yang digunakan untuk penderita COVID-19 adalah agen antivirus atau antibodi yang digunakan untuk penyakit lain. Berdasarkan Buku Pedoman Tatalaksana COVID-19 pada bulan Desember 2020, hanya ada beberapa terapi farmakologis yang dianjurkan untuk pasien dengan gejala ringan, sedang atau berat seperti vitamin C, vitamin D, antibiotik berupa azitromisin, antivirus berupa oseltamivir, favipiravir, dan remdesivir, pengobatan simtomatis serta fitofarmaka. Penelitian ini untuk mengetahui profil peresepan terapi obat pada pasien COVID-19 di Rumah Sakit Santosa Hospital Bandung Kopo periode Juni-Juli 2021 dengan metode deskriptif observasional dengan pengambilan data dilakukan secara retrospektif dengan mengambil data sekunder berupa data yang didapat dari rekam medik dan dengan teknik pengambilan sampel yaitu consecutive sampling. Sejumlah 90 pasien COVID-19 terbanyak yaitu pada usia 46-65 tahun sebanyak 49 pasien dan jenis kelamin sebanyak 49 pasien. Lama perawatan terbanyak yaitu diatas 5 hari sebanyak 63 pasien. penggunaan obat yang paling banyak diresepkan pada terapi farmakologi adalah Remdesivir yang dilanjutkan dengan Favipiravir (antivirus), Azitromisin (antibiotik), vitamin D3 5000 IU, Enoksaparin sodium (antikoagulan). Penggunaan obat yang paling banyak diresepkan pada terapi simtomatis adalah Lansoprazole (saluran cerna), N-Acetylcystein (saluran nafas), Deksametason (kortikosteroid), Acetaminophen (PCT) (analgetik), Betahistine (antihistamin). Penggunaan obat yang paling banyak digunakan pada pasien dengan komorbid adalah Amlodipine (kardiovaskular), Metformin (antidiabetes), Midazolam (psikofarmaka).
Studi Kepatuhan Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis pada Pasien Tuberkulosis di Puskesmas Kalibalangan Lampung Utara Sonia Vicka Farlinza; Fetri Lestari; Ratu Choesrnia
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.246 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4834

Abstract

Abstract. Data from the World Health Organization (WHO) 2019 Globally, it is estimated that there were 10.0 million people suffering from Tuberculosis (TB) disease in 2017. It can be seen in Lampung that there was an increase from 2017-2019, which was 25%-54%. The government estimates that the number of TB sufferers will continue to increase. The increasing number of TB sufferers is caused by various factors, namely the lack of patient compliance for treatment and taking medication. The purpose of this study was to determine the level of adherence to the use of anti-tuberculosis drugs in category 1 tuberculosis patients at the Kalibalangan Health Center, North Lampung Regency. The methodology of this research is a descriptive survey with a cross sectional approach. The data on anti-tuberculosis drug adherence was obtained from MMAS-8 questionnaire filled out by TB patients. 36 respondents were included in the inclusion criteria consisting of 1 respondent (3%) in the low category of compliance, 4 respondents (11%) in the medium category and 31 respondents (86%) in the high category of compliance, and 31 respondents (86%) were in the category of high compliance. The results of the intensive phase TB patient adherence to category 1 TB treatment in this study showed that adherence to taking medication was classified as high. Abstrak. Data dari World Health Organization (WHO) 2019 Secara global, diperkirakan terdapat 10,0 juta orang (kisaran 9,0-11,1 juta) menderita penyakit Tuberkulosis (TB) pada 2017. Berdasarkan data angka penemuan kasus TB (CDR) semua kasus TB Di Provinsi Lampung dapat diketahui terjadi kenaikan dari tahun 2017-2019 yaitu sebesar 25%-54%. Pemerintah memperkirakan jumlah penderita TB akan terus meningkat. Jumlah penderita TB yang meningkat disebabkan oleh berbagai faktor, yakni kurangnya tingkat kepatuhan penderita untuk berobat dan meminum obat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat kepatuhan penggunaan obat anti tuberkulosis pada pasien tuberkulosis kategori 1 di Puskesmas Kalibalangan Kabupaten Lampung Utara. Metodologi penelitian ini ialah survei deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Data kepatuhan minum obat anti tuberkulosis didapatkan dari kuesioner Morisky Medication Adherence Scale-8 (MMAS-8) yang diisi oleh responden penderita Tuberkulosis. Dari hasil temuan didapatkan sebanyak 36 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Tingkat kepatuhan dari 36 responden sebanyak 1 responden (3%) masuk dalam kategori kepatuhan rendah, sebanyak 4 responden (11%) masuk dalam kategori kepatuhan sedang, dan 31 responden (86%) masuk dalam kategori kepatuhan tinggi. Hasil kepatuhan pasien TB fase intensif terhadap pengobatan TB kategori 1 pada penelitian ini menunjukkan bahwa kepatuhan minum obat yang tergolong tinggi.