Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Rekonstruksi Struktur Dayeuh Kerajaan Kendan Maya Putri Rahayu; Weishaguna; Saraswati
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.834 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i2.3116

Abstract

Abstract. The Kendan Kingdom is a part of the Tarumanegara Kingdom in West Java which was founded in the 6th century. Evidence the Kendan Kingdom is found in the form of artifacts, place naming, and parahyangan manuscripts. However, the spatial structure of the Kendan Kingdom has not been found, so to find out the spatial structure the author conducted a study with the aim of reconstructing the Kendan Kingdom Dayeuh structure based on artifacts, land characteristics, spatial hierarchy, and cosmological axis as an understanding of the meaning of some artifacts in Citaman Village and Kendan Village. This study uses the concept of land structure, the concept of a concentric hierarchy of mandalas, and the concept of the cosmological axis. The method used is a hermeneutic method with a comparative analysis method that is focused on comparing the Kendan Kingdom artifacts with data that have close characteristics, namely the Dayeuh Work of Galuh artifact which will later be validated by other supporting concepts. The analysis carried out will focus on discussing the analysis of the reconstruction of land structures, the analysis of the reconstruction of the mandala's concentric space hierarchy, and the analysis of the reconstruction of the cosmological axis. The results of the study show that the reconstruction of the Dayeuh space structure of the Kendan Kingdom forms the pattern of the Dayeuh structure which is interpreted with the uniqueness of being on a weak nirmalaning land, forming a hierarchical concentric pattern and forming a cosmological axis. Abstrak. Kerajaan Kendan merupakan salah satu bagian Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat yang berdiri pada abad ke-6. Bukti Kerajaan Kendan ini yaitu ditemukan dalam bentuk artefak, penamaan tempat, dan naskah parahyangan. Namun struktur ruang Kerajaan Kendan ini belum ditemukan, sehingga untuk mengetahui struktur ruang tersebut penulis melakukan studi dengan tujuan melakukan rekonstruksi struktur Dayeuh Kerajaan Kendan berdasarkan artefak, karakteristik lahan, hirarki ruang, dan poros kosmologi sebagai pemahaman arti dari beberapa artefak yang ada di Desa Citaman dan Desa Kendan. Studi ini menggunakan konsep struktur lahan, konsep hirarki konsentrik mandala, dan konsep poros kosmologi. Metode yang digunakan adalah metode hermeneutik dengan metode analisis komparasi yang difokuskan dengan cara membandingkan artefak Kerajaan Kendan dengan data yang memiliki kedekatan karakteristik yaitu artefak dayeuh Kerjaan Galuh yang nantinya divalidasi oleh konsep pendukung lainnya. Analisis yang dilakukan akan fokus membahas mengenai analisis rekonstruksi struktur lahan, analisis rekonstruksi hirarki ruang konsentrik mandala, dan analisis rekonstruksi poros kosmologi. Hasil studi menunjukkan rekonstruksi struktur ruang Dayeuh Kerajaan Kendan membentuk pola struktur Dayeuh yang diinterpretasikan dengan kekhasan terdapat pada lahan nirmalaning lemah, membentuk pola konsentrik berhirarki dan membentuk poros kosmologi.
Studi Pemodelan Tipomorfologi Kampung Sunda: Studi Kasus Kampung Sehati Desa Nagrog Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung Sela Renika; Weishaguna; Saraswati
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.232 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i2.3193

Abstract

Abstract. This study was preceded by the existence of phenomena that exist in the Sehati village, namely the interest in the Bandung district policy of applying 1000 Sundanese cultural preservation villages, the interest of exposing the uniqueness of the Kendan Tatar culture in the physical form of the Sundanese village and the existence of Sundanese village embryos in the Nagrog village but not yet conceptualized according to the theme of cultural preservation. So this study focuses on the question "How is the typomorphological model of a representative Sundanese village?". The purpose of this study is "Creating a model of a healthy village that represents the cosmology of Sundanese cultural space". This study uses a qualitative approach and a hermenitic approach with comparative analysis methods being solved including the variables of zoning, Sundanese land use, Sundanese village physical elements and Sundanese village cultural activities. Analyzed with the criteria of the tri tangtu concept, the opinion of rina priyani, nurhamsah and the ancient manuscript, namely siksakandang karesian which divides the land into weak malaning and weak nir malaning. The conclusion of this study is that the division of zones includes Buana nyuncung, Buana Panca Tengah and Buana Larang. The land use for Sunda includes Cultivation Areas and Conservation Areas. Furthermore, the application of the model in the physical elements of the Sundanese village includes the alun-alun, imah stage model, bale nyuncung, bale motekar, bale puhun, buruan, leuit, saung lisung, gardens, cages and balloons with representations of educational culture with modern and Islamic values. Abstrak. Studi ini didahului karena adanya fenomena yang ada dikampung sehati yaitu adanya kepentingan kebijakan kabupaten bandung terapkan 1000 kampung pelestarian budaya sunda, kepentingan mengekspos kekhasan budaya tatar kendan dalam wujud fisik kampung sunda dan sudah adanya embrio kampung sunda di desa nagrog namun belum terkonsep sesuai tema pelestarian budaya. Sehingga studi ini terfokus pada pertanyaan “Bagaimana model tipomorfologi kampung sunda yang representatif?”. Tujuan studi ini yaitu “Membuat model kampung sehati yang merepresentasikan kosmologi ruang budaya sunda”. Studi ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dan pendekatan hermenitik dengan dipecahkan metode analisis komparasi meliputi variabel pembagian zona, peruntukan lahan sunda, elemen fisik kampung sunda dan aktivitas budaya kampung sunda. Di analisis dengan kriteria konsep tri tangtu, pendapat rina priyani, nurhamsah serta naskah kuno yaitu siksakandang karesian yang membagi lahan menjadi malaning lemah dan nir malaning lemah. Kesimpulan dari studi ini yaitu pada pembagian zona meliputi buana nyuncung, buana panca tengah dan buana larang. Untuk peruntukan lahan sunda meliputi Kawasan budidaya dan Kawasan konservasi. Selanjutnya penerapan model dalam elemen fisik kampung sunda meliputi model alun-alun, imah panggung, bale nyuncung, bale motekar, bale puhun, buruan, leuit, saung lisung, kebon, kandang dan balong dengan representasi budaya edukasi yang bernilai modern dan islami.
Strategi Pengembangan Wisata Petualangan Berbasis 7 Safety Code Pariwisata Petualangan: Lokasi Studi: Desa Sukakarya, Kecamatan Sukanagara Mochammad Ilham Adibrata Patehan; Saraswati
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.033 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i2.3643

Abstract

Abstract. The development of the tourism sector in Indonesia is currently experiencing a very rapid increase. Adventure tourism is one of the types of tourist destinations that is growing very rapidly both in the world and in Indonesia. This tourism can develop supported by Indonesia's beautiful and rich natural resources and with biodiversity which certainly attracts tourists to come. The government through the Ministry of Tourism has issued Guidelines for 7 Safety Code Pariwisata Petualangan as a safety guide for organizing adventure tourism in Nusa, Tirta, Dirga. However, behind the great potential there are challenges that must be considered by various parties, one of which is related to knowledge and standards regarding safety related to sustainability. The purpose of this research is to plan an Adventure Tourism Development Strategy Based on the 7 Safety Code Pariwisata Petualangan by following the guidelines that have been provided. This study uses an Action Research approach. The analytical method used is descriptive quantitative analysis method and SWOT analysis. Based on the results of the analysis, this study shows that Sukakarya Village has extraordinary tourism potential, be it natural tourism or artificial tourism. However, improvements are still needed in several sectors to create a safe and comfortable atmosphere for adventure tourism activities in Sukakarya Village. The recommendations generated in this study are in the form of alternative strategies for developing adventure tourism in tourist destinations in Sukakarya Village by involving the government, managers, land owners, land managers and all members of the community. Abstrak. Perkembangan sektor pariwisata di indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan yang sangat pesat. Wisata Petualangan merupakan salah satu dari sekian jenis destinasi wisata yang berkembang sangat pesat baik di dunia maupun di Indonesia. Wisata ini dapat berkembang didukung dengan sumber daya alam indonesia yang indah dan kaya serta dengan keanekaragaman hayati yang tentunya menarik wisatawan untuk datang. Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata menerbitkan Pedoman 7 Safety Code Pariwisata Petualangan sebagai pedoman keselamatan bagi penyelenggaraan wisata petualangan Nusa, Tirta, Dirga. Akan tetapi, Di balik potensi yang besar terdapat tantangan yang harus di perhatikan oleh berbagai pihak, salah satunya berkaitan dengan pengetahuan dan standar mengenai Keselamatan yang berkaitan dengan keberlanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah merencanakan Strategi Pengembangan Wisata Petualangan Berbasis 7 Safety Code Pariwisata Petualangan dengan mengikuti pedoman yang telah tersedia. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan Action Research. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskritif kuantitatif dan analisis SWOT. Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini menunjukan bahwa Desa Sukakarya memiliki potensi wisata yang sangat luar biasa baik itu wisata alam atau wisata buatan. Akan tetapi masih diperlukan peningkatan di beberapa sektor guna menciptakan suasana aman dan nyaman untuk kegiatan wisata petualangan di Desa Sukakarya. Rekomendasi yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu berupa alternatif strategi pengembangan pariwisata petualangan pada destinasi wisata di Desa Sukakarya dengan melibatkan pemerintah, pengelola, pemilik lahan, pengelola lahan dan semua kalangan masyarakat.
Kajian Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Menghadapi Alih Fungsi Lahan di Kelurahan Ciumbuleuit Muhammad Yusuf Fauzan; Ernady Syaodih; Saraswati
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.509 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i2.3967

Abstract

Abstract. The development of urban areas is a phenomenon that occurs due to the rapid development of the population and human mobility. Sustainable Development Goals (SDGs) are a long-term world program to optimize all the potential and resources owned by each country. Land conversion is the change in the function of part or all of the land area from its original function to another function. As happened in Ciumbuleuit Village, there is a lot of agricultural land and even conservation land that has changed its land function to become a residential area. this is the reason behind the author conducting a study on the role of the government and society in dealing with land conversion. This study aims to see the impacts that occur due to land conversion and how much role the government and the community play in suppressing land conversion. The method used is descriptive qualitative with the MACTOR analysis method. Based on the results of the MACTOR analysis, actors who play an important role in handling land function change in Ciumbuleuit Village are the Bandung City Bappelitbang with a value of 39.8, the Bandung City National Land Agency with a value of 32.1 and the Bandung City Copyright, Construction Development, and Spatial Planning Office with a value of 20.4. Meanwhile, the main objectives that have the highest approval value are Increasing Public Awareness with a value of 23.2, Increasing Socialization of Spatial Allocation with a value of 21.2 and Suppressing RTH Land Conversion with a value of 20.7. Abstrak. Perkembangan wilayah kota merupakan satu fenomena yang terjadi karena pesatnya perkembangan penduduk dan mobilitas manusia. Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu program dunia jangka panjang untuk mengoptimalkan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh tiap negara. Alih fungsi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula menjadi fungsi lain. Seperti yang terjadi di Kelurahan Ciumbuleuit banyak sekali lahan pertanian bahkan lahan konservasi yang beralih fungsi lahan menjadi Kawasan permukiman. hal inilah yang melatarbelakangi penulis melakukan kajian mengenai peran pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi alih fungsi lahan. Studi ini bertujuan untuk melihat dampak yang terjadi akibat alih fungsi lahan dan seberapa besar peran pemerintah dan masyarakat dalam menekan adanya alih fungsi lahan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode analisis MACTOR. Berdasarkan hasil analisis MACTOR aktor yang berperan penting dalam menangani alih fungsi lahan di Kelurahan Ciumbuleuit adalah Bappelitbang Kota Bandung dengan nilai 39.8 , Badan Pertanahan Nasional Kota Bandung dengan nilai 32.1 dan Dinas Cipta Karya, Bina Kontruksi, dan Tata Ruang Kota Bandung dengan nilai 20.4. Sedangkan tujuan utama yang memiliki nilai ketersetujuan tertinggi adalah Peningkatan Kesadaran Masyaraka dengan nilai 23.2, Peningkatan Sosialisasi Peruntukkan Ruang dengan nilai 21.2 dan Menekan Alih Fungsi Lahan RTH dengan nilai 20.7.
Strategi Pengembangan Ekowisata Taman Wisata Alam Punti Kayu Kecamatan Alang-Alang Lebar Kota Palembang M Syafrul Rasidin Safrul; Saraswati
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsurp.v3i2.8525

Abstract

Abstract. Several cities in Indonesia have implemented ecotourism as a tourist destination that sells nature. Like one of the City Forest Parks located in Palembang City, the park is called Punti Kayu which already existed and was built by the Dutch Government in 1936. Before becoming Punti Kayu, it was formerly called Taman Syailendra and was changed to Punti Kayu until now. The reason for the construction of Punti Kayu is to become a water catchment area. Punti Kayu City Forest Park has been approved as a Nature Tourism Park based on a conservation area that can be used as a City Forest tourist attraction. The land area of Punti Kayu has decreased from year to year from 98 hectares to 48 hectares until in 2002 Punti Kayu was legalized as a Nature and Conservation Tourism Park with an area of 39.9 hectares. for 2 years the world has been hit by the Covid-19 pandemic, causing losses to all mankind, including in the field of tourism. In this case, research was conducted to find out the current condition of the Punti Kayu Nature Park and how the researchers attempted to formulate a development strategy to anticipate land reduction and develop the Punti Kayu Nature Park so that it could attract many tourists to visit. The approach method used in this study is the combined method or Mix Method. The analytical method that researchers use is qualitative and quantitative analysis. Qualitative analysis itself was carried out by interviews, observation, data collection from previous researchers. Quantitative analysis that researchers do by using SWOT. The results of this research are expected to be a recommendation for a Development Strategy for the management to continue to develop Punti Kayu Abstrak. Beberapa Kota di Indonesia sudah menerapkan Ekowisata sebagai salah satu destinasi wisata yang menjual alam. Seperti salah satu Taman Hutan Kota yang terletak di Kota Palembang, Taman tersebut bernama Punti Kayu yang sudah ada dan dibangun Pemerintah Belanda pada Tahun 1936. Sebelum menjadi Punti Kayu dulunya bernama Taman Syailendra dan diubah menjadi Punti Kayu hingga sekarang. Alasan dibangunnya Punti Kayu untuk menjadi daerah resapan air. Taman Hutan Kota Punti Kayu sudah disahkan menjadi Taman Wisata Alam berbasiskan daerah konservasi yang bisa dimanfaatkan sebagai objek wisata Hutan Kota. Luas lahan Punti Kayu mengalami pengurangan dari tahun ke tahun dari luas lahan 98 Ha menjadi 48 Ha hingga pada tahun 2002 Punti Kayu di sahkan sebagai Taman Wisata Alam dan Konservasi dengan luas 39,9 Ha. selama 2 tahun Dunia dilanda pandemi Covid-19 sehingga menyebabkan kerugian seluruh umat manusia tak terkecuali dalam bidang pariwsata. Pada kasus ini diadakan penelitian untuk mengetahui kondisi terkini dari Taman Wisata Alam Punti Kayu serta bagaimana upaya peneliti dalam merumuskan sebuah strategi pengembangan untuk mengantisipasi terjadinya pengurangan lahan serta mengembangkan Taman Wisata Alam Punti Kayu agar bisa menarik banyak wisatawan untuk berkunjung. Metode pendekekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode gabungan atau Mix Method. Metode analisis yang peneliti gunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif sendiri dilakukan dengan wawancara, observasi, pengumpulan data dari peneliti sebelum. Analisis kuantitatif yang peneliti lakukan dengan cara memakai SWOT. Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi rekomendasi Strategi Pengembangan bagi pihak pengelola untuk terus mengembangkan Punti Kayu