Farikha Nur Azizah
Program Studi Farmasi, Universitas Malahayati, Bandar Lampung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

RASIONALITAS PENGGUNAN OBAT ANTIDIABETES MELITUS TIPE II KOMPLIKASI HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN TAHUN 2020 Ade Maria Ulfa; Martianus Perangin Angin; Farikha Nur Azizah
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 3 (2022): Volume 9 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i3.5636

Abstract

Diabetes merupakan gejala yang timbul pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan hormon insulin secara absolut atau relative dan berlangsung menahun, bahkan seumur hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalitas penggunaan antidiabetes pada pasien diabetes melitus tipe II komplikasi hipertensi di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin yang ditinjau dari segi tepat dosis, tepat obat, tepat cara pemberian, tepat indikasi, tepat pasien, tepat diagnosis, tepat interval waktu pemberian dan waspada efek samping. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non-eksperimental, karena tidak memberikan perlakuan apapun pada subyek penelitiannya dan menggunakan data retrospektif yaitu lembar rekam medis pasien diabetes melitus tahun 2020. Data yang diperoleh sebanyak 30 rekam medis yang kemudian dibandingkan dengan literatur PERKENI (Perkumpulan Endokronologi Indonesia) pedoman penggelolaan dan pencegahan diabetes tipe II dewasa 2019. Rasionalitas penggunaan obat antidiabetes pada pasien diabetes melitus tipe II komplikasi hipertensi di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin tahun 2020 yang memenuhi kategori kerasionalan tepat indikasi, tepat dosis, tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat pasien, tepat cara pemberian, tepat interval sebesar 100%. Golongan obat antidiabetes yang sering digunakan yaitu glimepiride sebanyak 4 kasus (12,12%), gliquidon sebanyak 9 kasus (27,27%), metformin sebanyak 19 kasus (57,57%), dan pioglitazone sebanyak 1 kasus (3,03%).