Claim Missing Document
Check
Articles

UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SALEP EKSTRAK KULIT JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) SEBAGAI PENYEMBUHAN LUKA DIABETES TIPE I PADA TIKUS JANTAN Ade Maria Ulfa; Annisa Primadiamanti; Faskal Nadi Alim
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.942 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v4i2.5246

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin. Salah satu masalah pada penderita diabetes melitus adalah luka. Luka diabetes melitus adalah luka, infeksi, destruksi pada penderita diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah salep dari ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) efektif untuk menyembuhkan luka diabetes melitus tipe I. Induksi diabetes melitus tipe I dilakukan menggunakan aloksan monohidrat dengan dosis 150 mg/kgBB secara intraperitoneal. Hewan uji yang sudah dalam kondisi diabetes melitus tipe I dibuat luka sayatan dibagian punggung dengan Panjang 2 cm dan kedalaman luka 2 mm menggunakan pisau bedah (bisturi) no 11. Hewan uji dibagi menjadi enam kelompok perlakuan yaitu kontrol normal tanpa pemberian salep, kontrol negatif diberikan basis salep, kontrol positif diberikan salep komersil, kontrol Uji 1 diberikan salep konsentrasi 10 %, kontrol uji 2 diberikan salep konsentrasi 15 % dan kontrol uji 3 diberikan salep konsentrasi 20 %. Salep diberikan dua kali sehari selama 15 hari. Parameter penyembuhan luka dilakukan dengan mengukur penurunan panjang luka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salep ekstrak kulit jeruk dengan konsentrasi 20% memberikan kesembuhan pada hari ke-7, salep dengan konsentrasi 10% dan 15% pada hari ke-8. Dapat disimpulkan bahwa salep ekstrak kulit jeruk nipis dapat dapat digunakan sebagai penyembuhan luka diabetes melitus tipe I.
EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA POLA PERESEPAN TERHADAP PASIEN ASMA DI RSUD PESAWARAN Gusti Ayu Rai Saputri; Ade Maria Ulfa; Tri Setianingsih
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Farmasi Malahayati
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.975 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v2i1.1544

Abstract

Asma adalah suatu penyakit pernapasan yang sifatnya kompleks dan ditandai dengan adanya gejala yang terjadi secara episodik seperti obstruksi aliran udara, muncul reaksi hiperresponsif bronkial, dan didasari adanya peradangan. Gejala yang sering muncul pada penyakit asma yaitu sesak napas, mengi, sesak dada, batuk yang berlebihan dan terjadi secara berulang. Secara umum pada pengontrolan asma atau penyakit peradangan kronik lainnya, obat golongan kortikosteroid mampu memberikan efektivitas yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerasionalan pola peresepan penggunaan kortikosteroid pada penyakit asma pasien rawat jalan di RSUD Pesawaran bulan Juli-September tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pengambilan data secara prospektif. Data diperoleh dari penelusuran rekam medik, kuesioner dan lembar pengumpulan data. Metode pengambilan data dilakukan menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan data disesuaikan dengan kriteria inklusi. Sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 85 responden untuk dianalisis rasionalitas pola peresepanya berdasarkan parameter tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat pasien. Analisis hasil penelitian diperoleh tepat indikasi 100%, tepat obat 94%, tepat dosis 96,47%, tepat pasien 98,82%.
UJI AKTIVITAS VARIASI GELLING AGENT MASKER GEL PEEL-OFF EKSTRAK KULIT BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia-pericarpium) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Ade Maria Ulfa; Dewi Chusniasih; Theodora Octavia
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.375 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v4i1.4469

Abstract

Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri penyebab jerawat. Kandungan kimia pada ekstrak kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia-pericarpium) yang tergolong sebagai antibakteri diharapkan dapat menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah jeruk nipis yang mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus serta  mengetahui  gelling agent mana yang lebih baik antara HPMC atau Karbopol 940 pada  sediaan masker gel peel–off. Kulit buah jeruk nipis diekstrak menggunakan etanol 96% dengan menggunakan metode maserasi dan dibuat masing-masing konsentrasi yaitu 5%,10%,15%,20% dan 25%. Kemudiaan hasil ekstrak dilakukan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode sumuran dengan media Nutrient Agar. Bakteri staphylococcus aureus dengan konsentrasi terkecil didapat 1.59 mm dan konsentrasi terbesar didapatkan 11.54 mm. Pada sediaan masker gel peel-off formulasi yang digunakan yaitu masker gel peel-off gelling agent HPMC dan karbopol 940 didapat rata-rata zona hambat 11.55 mm dan 11.20 mm. Pengujian sifat fisik sediaan masker gel peel-off dapat disimpulkan masker gel peel-off (HPMC dan Karbopol 940) sama-sama memenuhi parameter pengujian sedangkan untuk daya hambat terhadap bakteri staphylococcus aureus, sediaan masker gel peel–off  gelling agent HPMC lebih baik dibandingkan masker gel peel–off  gelling agent karbopol 940.
ANALISA UJI KEKERASAN, KERAPUHAN DAN WAKTU HANCUR ASAM MEFENAMAT KAPLET SALUT GENERIK DAN MEREK DAGANG Ade Maria Ulfa; Nofita Nofita; Dhika Azzahra
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Farmasi Malahayati
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.403 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v1i2.1238

Abstract

Obat merupakan salah satu aspek penting dalam upaya penyelenggaraan kesehatan. Umumnya masyarakat lebih menyukai menggunakan obat dengan merek dagang dibandingkan obat generik. Asam Mefenamat adalah golongan obat yang digunakan untuk pengobatan antiinflamasi (peradangan), analgesik (anti nyeri), dan antipiretik (menurunkan demam). Obat ini terdapat dalam bentuk kaplet selaput, tablet dan suspensi dan tersedia dengan nama generik serta merek dagang. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kualitas kaplet asam mefenamat generik dan merek dagang. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria inklusi nomor batch yang sama dan yang diresepkan di RS Pertamina Bintang Amin. Parameter pengujian kualitas tablet yang dilakukan adalah keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur. Hasil penelitian seluruh parameter menunjukkan bahwa baik kaplet asam mefenamat generik maupun merek dagang memenuhi syarat uji mutu fisik tablet. Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kaplet asam mefenamat generik dan merek dagang memiliki kekerasan dan waktu hancur yang berbeda signifikan tetapi memiliki kerapuhan yang tidak berbeda signifikan.
Evaluasi Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi RSU Wismarini Pringsewu Annisa Primadiamanti; Nur Alfi Mufida Hasni; Ade Maria Ulfa
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.49 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v4i1.4391

Abstract

Penyimpanan obat bertujuan untuk mempertahankan mutu obat dari kerusakan akibat penyimpanan yang tidak baik, memudahkan pencarian dan pengawasan obat-obatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non eksperimental menggunakan data yang diambil secara retrospektif dengan melakukan wawancara mendalam, observasi dan daftar tilik. Data kuantitatif diperoleh berdasarkan acuan Permenkes nomor 72 tahun 2016 dan menggunakan indikator penyimpanan obat sebagai faktor pendukungnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan penyimpanan sediaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Wismarini Pringsewu pada poin persyaratan penyimpanan, komponen penyimpanan, pengaturan penyimpanan dan metode penyimpanan sudah sesuai dengan standar Permenkes RI No.72 tahun 2016. Poin pengelolaan obat emergency sudah sesuai dengan standar Permenkes RI No.72 tahun 2016. Namun pada indikator nilai TOR, persentase obat kadaluarsa dan stok mati belum sesuai dengan standar yaitu nilai TOR sebesar 7 kali/tahun dengan standar sebesar 10-23kali/tahun dan persentase obat kadaluarsa 1,09% dengan standar < 0,2 %,  stok mati sebesar 13,4% dengan standar 0%.
ANALISIS SENYAWA FENOLIK PADA EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) Annisa Primadiamanti; Lia Amura; Ade Maria Ulfa
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.013 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v3i1.2363

Abstract

Beragam jenis tumbuhan obat yang telah lama digunakan secara tradisional  kini dipopulerkan kembali, salah satunya sirih (Piper betle L.). Daun sirih dikenal sebagai bahan untuk menginang dengan keyakinan bahwa daun sirih dapat menguatkan gigi, menyembuhkan luka-luka kecil di mulut,  menghilangkan bau mulut, menghentikan perdarahan  gusi  dan  sebagai  obat  kumur. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis total fenol pada ekstrak segar daun sirih hijau. Pengambilan sampel daun sirih hijau berdasarkan usia, yaitu dipilih daun sirih hijau yang berusia 1 bulan. Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi. Daun dicuci hingga bersih kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, dirajang, ditimbang lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan metanol 87,5 ml. Filtrasi dengan kertas saring, filtrat disimpan di lemari pendingin, lalu residu kembali dimaserasi dengan metanol 87,5 ml selama 2x24 jam pada suhu 27oC, residu kemudian disaring kembali dengan kertas saring. Analisis senyawa fenolik menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan pereaksi Folin-Cioceltau. Panjang gelombang yang digunakan pada penetapan kadar senyawa fenolik yaitu 785 nm dan aquabidest sebagai blanko dengan tiga kali pengulangan. Kurva baku yang digunakan adalah asam galat dengan konsentrasi 0; 50; 100; 150; 200 ppm. Data hasil penelitian berupa nilai absorbansi pengulangan I sebesar 0,046 sehingga diperoleh kadar I = 166,71 ppm; absorbansi pengulangan II sebesar 0,049 sehingga diperoleh kadar II = 165,10 ppm; serta absorbansi pengulangan III sebesar 0,050 sehingga diperoleh kadar III = 164,56 ppm. Penelitian ini menyimpulkan kadar rata-rata total fenol pada ekstrak daun sirih hijau yang diperoleh adalah sebesar 165,45 ppm.Kata kunci : sirih hijau, total fenol, Piper betle
EVALUASI STABILITAS FISIKA SEDIAAN SEMI PADAT EKSTRAK BATANG PEPAYA DENGAN PERBEDAAN FORMULASI ade maria ulfa
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Farmasi Malahayati
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.149 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v2i2.2188

Abstract

Pepaya merupakan salah satu tanaman buah yang memiliki berbagai fungsi dan manfaat. Sebagai buah segar, pepaya banyak dipilih konsumen karena memiliki rasa yang segar, kandungan nutrisi yang baik, juga harga yang relatif  terjangkau dibanding buah lainnya. Tanaman pepaya memiliki kandungan vitamin C, flavonoid, alkaloid, saponin, glikosida dan senyawa fenol yang diketahui memiliki aktifitas sebagai antibakteri dan antioksidan. Sedangkan pada batang pepaya (Carica papaya. L) memiliki aktivitas dalam penyembuhan luka dan dapat digunakan sebagai sumber tanaman herbal. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Bagaimanakah hasil uji evaluasi sediaan topikal ekstrak batang pepaya (Carica papayaL.)terhadap formulasi sediaan semi solid dengan variasi basis. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling. Populasi pada penelitian ini adalah batang pepaya di daerah perkebunan  pepaya di Tanggamus, Lampung Selatan. Sampel yang digunakan adalah batang pepaya jenis pepaya jinggo yang diambil sepanjang 30 cm dari pangkal batang. Hasil penelitian Kedua formulasi salep telah memenuhi syarat uji evaluasi sediaan salep. Salep basis hidrofilik (F1)  memiliki daya sebar salep yang lebih baik  dari salep basis hidrokarbon (F2) sehingga lebih baik digunakan disebagai basis salep ekstrak etanol batang pepaya.
Uji Daya Larvasida Ekstrak Aseton Dan Etanol Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.) Terhadap Larva Aedes aegypti Dewi Chusniasih; Ade Maria Ulfa; Agung Kurniawan
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.137 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v4i2.5313

Abstract

Kulit buah kakao memiliki komponen fitokimia yang berpotensi sebagai larvasida alami. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbandingan daya larvasida ekstrak aseton dan etanol kulit buah kakao (Theobroma cacao L.). Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental yang dianalisis secara deskriptif.Hasil uji efektivitas ekstrak aseton memiliki nilai rata-rata kematian larva lebih baik pada konsentrasi 2% sebesar 14,6 daripada nilai rata-rata kematian larva ekstrak etanol pada konsentrasi 2% sebesar 14. Berdasarakn hasil uji LC50 menunjukan ekstrak aseton kulit buah kakao efektif dalam membunuh larva Aedes aegypti  dengan nilai LC50 sebesar 1,9633% dan masuk dalam kategori kuat, sedangkan ektrak etanol memiliki nilai LC50 sebesar 1,9498% dan tergolong dalam kategori kuat.
UJI AKTIVITAS PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH EKSTRAK ETANOL KULIT JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) PADA TIKUS JANTAN SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ALOKSAN Ade Maria Ulfa; Nofita Nofita; Berliana Nadila Bonita
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.244 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v3i2.3799

Abstract

Kulit jeruk nipis mengandung flavonoid, alkaloid, dan saponin yang diduga memiliki potensi sebagai antidiabetes. Flavonoid dan saponin dapat merangsang sel β pankreas untuk memproduksi insulin. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas penurunan kadar glukosa darah ekstrak etanol kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) pada tikus sprague dawley yang diinduksi aloksan. Metode penelitian ini adalah pre and post control group design. Tiga puluh ekor tikus dibagi menjadi enam kelompok perlakuan. Kelompok I (kontrol normal) tanpa di induksi dan hanya diberi Na CMC 0,5%, kelompok II (kontrol negatif) di induksi aloksan dan diberi Na CMC 0,5%, kelompok III (kontrol positif) diberi glibenklamid 0,1mg/kg BB, kelompok IV, V dan VI diberi ekstrak etanol kulit jeruk nipis dengan dosis, 250mg/kg BB, 375mg/kg BB, dan 500mg/kg BB. Sebelumnya tikus diinduksi aloksan 150mg/kg BB secara intraperitonial, selama 4 hari. Pengukuran kadar glukosa pada tikus dilakukan selama 15 hari dengan 5 kali. Hasil uji LSD menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara setiap kelompok dosis dengan kontrol negatif (p≤0,05) dan dosis ekstrak 500mg/kg BB tidak memiliki perbedaan yang bermakna dengan kontrol positif (p≥0,05).
PEMANFAATAN POTENSI ANTIOKSIDAN DARI LIMBAH KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.) DALAM SEDIAAN MASKER GEL Ade Maria Ulfa; Dewi Chusniasih; Arum Dinda Bestari
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Farmasi Malahayati
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.109 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v2i1.1542

Abstract

Tanaman coklat (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman yang kaya akan senyawa antioksidan, kandungan flavonoid dan polifenol yang dapat dijadikan sumber antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan dari ekstrak kulit buah kakao. Konsentrasi ekstrak dengan nilai antioksidan terbaik dibuat sediaan produk kosmetik masker wajah yang memanfaatkan antioksidan dari kulit buah kakao.Uji antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Kulit buah kakao diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut aseton. Ekstrak yang diperoleh kemudian diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis untuk mengetahui konsentrasi ekstrak dengan daya antioksidan terbaik lalu dibuat sediaan masker gel menggunakan konsentrasi ekstrak dengan nilai aktivitas antioksidan tertinggi dan persentase formulasi CMC sebesar 1%. Aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah kakao tertinggi dinyatakan dalam IC50 sebesar 15,46 ppm dan nilai antioksidan pada vitamin C sebagai kontrol positif yaitu 5,07 ppm. Hasil evaluasi masker gel menunjukkan bahwa uji pH, uji waktu kering dan uji cycling test menunjukkan hasil yang stabil pada range kadar yang baik.