Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Formulasi Gel Dan Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Terhadap Penyembuhan Luka Sayat Pada Kelinci Jantan (Oryctolagus Cuniculus) Wahyuni Wahyuni; Ahmad Irsyad Aliah; Erni Semboh
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16, No 1 (2021): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v16i1.1798

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang Formulasi Gel Dan Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Meniran (Phyllanthus niruri L.) Terhadap Penyembuhan Luka Insisi Pada Kelinci Jantan (Orygtolagus cuniculus). Daun meniran (Phyllanthus niruri L.) memiliki kandungan saponin, flavonoid. Daun meniran (Phyllanthus niruri L.) diekstraksi dengan metode meserasi menggunakan cairan penyari etanol 70%. Perlakuan dibagi 5 kelompok yaitu kontrol negatif (Gel basis tanpa ekstrak) dan control positif (Povidone Iodine), konsentrasi 3%, konsentrasi 6%, dan konsentrasi 9%. Gel dioileskan pada kulit kelinci (sebanyak 3-4 kali sehari ) . Uji efek penyembuhan luka sayat pada kulit kelinci yang telah diberikan perlakuan sayat pada kulit untuk semua sediaan gel ekstrak etanol daun meniran (Phyllanthus niruri L.) 3%, 6%, 9%  beserta kontrol negatif dan kontrol positif . Dari hasil uji statistik Rancangan Acak Lengkap (RAL) dapat disimpulkan bahwa sediaan gel ekstrak Daun meniran (Phyllanthus niruri L.) pada konsentrasi 3%, 6%, dan 9% memberikan efek penyembuhan luka sayat yang baik. Semakin tinggi konsentrasi sediaan gel maka semakin cepat penyembuhan luka sayat.Kata kunci : Gel, ekstrak daun meniran, luka sayat, kelinci jantan (Oryctolagus cuniculus) 
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS GEL ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) PADA MENCIT JANTAN PUTIH (Mus musculus) Suhrah Febrina Karim; Hilmiati Wahid; Wahyuni Wahyuni; Wulanda Sari Yusuf
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v5i2.8970

Abstract

Inflamasi yaitu suatu respon  jaringan vaskular terhadap infeksi maupun kerusakan jaringan dengan mendatangkan sel dan molekul pertahanan tubuh dari peredaran darah ke lokasi yang diperlukan untuk mengeliminasi penyebab yang mengganggu. Daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki kandungan kimia yang terdiri dari flavanoid, tanin, dan saponin. Kandungan flavanoid dalam daun pepaya dipercaya dapat dijadikan sebagai antiinflamasi. Flavonoid dapat menghambat siklooksigenase atau lipooksigenase dan menghambat akumulasi leukosit di daerah sehingga dapat menjadi antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap mencit jantan putih (Mus musculus). Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Daun Pepaya di ekstraksi dengan metode maserasi yang selanjutnya dibuat Sediaan Gel dilanjutkan dengan metode pembentukan edema buatan pada telapak kaki mencit (Mus musculus) dengan menggunakan keragenan 1%. Hasil penelitian sediaan gel ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya  L.) dibuat dengan konsentrasi 0,2%, 0,3% dan 0,4%. Penurunan Volume Edema di mulai pada Jam ke- 2 sampai Jam Ke-6 untuk Semua Kelompok gel ekstrak Ekstrak Etanol Daun Pepaya (0,2%, 0,3% dan 0,4 %). Kontrol Negatif tidak mengalami Penurunan Edema berbeda dengan Kontrol Positif yang mengalami Penurunan. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian hewan uji, bahwa pada ekstrak 0,3% lebih signifikan mengalami penurunan volume Edema dibanding dengan kelompok pembanding Neuromacil Gel sebagai kontrol positif.
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SEDIAAN SPRAY ANTI NYAMUK KOMBINASI MINYAK MARIGOLD (Tagetes erecta) DENGAN MINYAK NILAM (Pogostemon cablin Benth.)TERHADAP NYAMUK Aedes aegpyti Abdul Wahid Suleman; Ni Wayan Kamariasih; Wahyuni Wahyuni
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v5i2.8830

Abstract

Sediaan antinyamuk merupakan sediaan yang digunakan untuk mencegah serangan nyamuk pada bagian tubuh. Sediaan antinyamuk yang biasa digunakan adalah spray antinyamuk, Penggunakan spray antinyamuk sangat baik digunakan untuk terhidar dari beberapa penyakit yang disebabkan oleh nyamuk salah satunya penyakit DBD yang di sebabkan oleh nyamuk Aedes aegpyti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan penggunaan bahan alami sebagai alternatif untuk penolak nyamuk agar meminimalkan efek samping dan mengetahui tingkat efektivitas daya tolak nyamuk terhadap nyamuk Aedes aegpyti. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan 20 ekor nyamuk yang di bagi menjadi 6 kelompok yaitu formula I sebagai kontrol (-) (minyak marigold 10%), Formula II kontrol (-) (minyak nilam 10%), Formula III kombinasi (minyak marigold 4% dan minyak nilam 6%), Formula IV kombinasi (minyak marigold 5% dan minyak nilam 5%), Formula V kombinasi (minyak marigold 6% dan nilam 4%) dan kontrol positif. Dari hasil perhitungan persentase kontrol negatif formula I terhadap, formula III yaitu 60%, formula IV 80%, dan formula V 40%. Hasil perhitungan persentase kontrol negatif formula II terhadap, formula III yaitu 66,67%, formula IV yaitu 83,33% dan formula V yaitu 50%. Daya tolak nyamuk tertinggi pada formula IV yaitu 80% dan 83,33%. Data yang didapat dianalisis menggunakan One Way anova dengan menggunakan uji LSD (least significant difference) formula IV pada kontrol (-) formula I yaitu 0,041< 0,05 terdapat perbedaan terhadap kelompok perlakuan dengan kontrol positif. Dan formula III dan IV pada kontrol (-) formula II yaitu 0,06 dan 0,135 > 0,05, tidak terdapat perbedaaan yang bermakna antara kontrol positif.
FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK KULIT BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus PENYEBAB BISUL Abdul Wahid Suleman; Tri Handayani; Wahyuni
Jurnal Ilmiah JOPHUS : Journal Of Pharmacy UMUS Vol. 4 No. 01 (2022): Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jophus.v4i01.842

Abstract

Di Indonesia buah jeruk nipis dimanfaatkan masyarakat sebagai obat dan pengawet makanan, namun untuk kulit buah jeruk nipis sendiri kurang dimanfaatkan karena masyarakat tidak mengetahui khasiat yang terkandung dalam kulit buah jeruk nipis, sehingga terbuang sia-sia dan berakhir menjadi limbah, kandungan pada jeruk nipis yang bermanfaat sebagai antibakteri adalah flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ekstrak kulit jeruk nipis dapat dibuat sebagai sediaan krim dan dapat memberikan efek antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus penyebab bisul. Metode penelitian dilakukan metode eksperimental bertujuan untuk mendapatkan formula krim ekstrak kulit jeruk nipis dengan beberapa konsentrasi, pengujian fisik, dan stabilitas sediaan serta uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dilakukan dengan metode difusi (sumuran). Hasil uji organoleptik, pH, homogenitas dan daya sebar sudah sesuai dengan standar yang ditentukan dan hasil uji aktivitas antibakteri sediaan krim ekstrak kulit jeruk nipis yang diperoleh dapat menghambat Staphylococcus aureus konsentrasi 5% yaitu 13,7 mm, konsentrasi 10% yaitu 14,4mm, konsentrasi 15% yaitu 15,4 mm, masuk dalam kategori zona hambatan kuat. Kesimpulan dari penelitian ini ekstrak kulit buah jeruk nipis dapat diformulasikan menjadi sediaan krim dan dapat konsentrasi 15% paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus.
FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL TANGKAI DAUN TALAS(COLOCASIA ESCULENTA L.) TERHADAP LUKA SAYAT PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) GALUR WISTAR Wahyuni Wahyuni; Hilmiati Wahid; Resti Febriana
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 3 No. 3 (2022): September 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v3i3.5721

Abstract

Salah satu tanaman yang dapat menjadi pilihan sebagai obat penyembuhan luka yaitu tangkai daun talas (Colocasia esculenta L.) Kandungan fitokimia tangkai daun talas yaitu flavonoid, tanin, alkaloid, saponin, steroid, dan terpenoid diduga mampu membantu menyembuhkan luka. Tujuan Penelitian yaitu untuk mengetahui ekstrak etanol tangkai daun talas (Colocasia esculenta L.) yang  dapat diformulasikan menjadi sediaan krim serta stabil secara fisik dan kimia serta untuk mengetahui konsentrasi optimal formula sediaan krim ekstrak etanol tangkai daun talas (Colocasia esculenta L.) yang  digunakan sebagai penyembuhan luka sayat pada tikus  putih (Rattus norvegicus) galur wistar. Metode penelitian ini yaitu eksperimen laboratorium menggunakan ekstrak etanol tangkai daun talas (Colocasia esculenta L.) yang diformulasikan menjadi sediaan krim pada konsentrasi 5%, 10% dan 15 %  dengan desain Pretest-Posttest dengan kelompok eksperimen dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan Uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya lekat, uji daya sebar, uji pH, uji Viskositas sebelum dan sesudah cycling test memenuhi persyaratan dan stabil. Pada uji efektivitas penyembuhan luka sayat pada tikus  putih (Rattus norvegicus) pada 15 hewan uji yang dibagi dalam lima kelompok menunjukkan bahwa pada konsentrasi 15 % yang memberikan efektivitas penyembuhan luka sayat yang paling cepat selama 14 hari pengukuran. Dapat disimpulkan bahwa  Ekstrak etanol tangkai daun talas talas (Colocasia esculenta L.) dapat diformulasikan dalam sediaan krim serta stabil secara fisik dan kimia dengan konsentrasi paling optimal formula sediaan krim yang dapat digunakan untuk penyembuhan luka sayat yaitu formula sediaan krim dengan konsentrasi 15%.
Formulasi Sediaan Patch Transdermal Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi) sebagai Antipiretik terhadap Tikus (Rattus norvegicus) Nurhikma Awaluddin; Wahyuni Wahyuni; Rugayyah Alyidrus; Akbar Awaluddin; Sri Wahyuni Awaluddin; Julaiha Rustam
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13 (2022): Nomor Khusus Desember 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk428

Abstract

Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) contains oxalic acid, potassium, phenols and flavonoids which are thought to be active antibacterial compounds. Flavonoids are polyphenolic compounds that are widely distributed in nature, including flavonols, flavones, flavanones, and catechins. This study aims to determine whether the ethanol extract of starfruit fruit can be formulated into a transdermal patch that is physically and chemically stable, to find out how effective the antipyretic is on rats (Rattus norvegicus). This research was a laboratory experimental study, which used three variations of concentration, namely 1%, 3%, 5% and two controls (-) which was a transdermal patch preparation without ethanol extract and control (+), namely the bye-bye fever patch. The results of the study stated that the formula without extract or control (-) did not have antipyretic effectiveness, for the control (+) it was effective in reducing fever in the 75th minute with a temperature of 35.1oC, at a concentration of 1% it was effective in reducing fever in the 105th minute with a temperature of 36,7oC, at a concentration of 3% was effective in reducing fever in the 120th minute with a temperature of 360C, and at a concentration of 5% it was most effective in reducing fever in the 75th minute with a temperature of 35.10C. It was concluded that the ethanol extract of starfruit fruit can be formulated into a physically and chemically stable transdermal patch preparation, and the transdermal patch preparation has antipyretic effectiveness against rats and at the most effective concentration for reducing the rat's body temperature was 5%.Keywords: starfruit fruit (Averrhoa bilimbi); transdermal patches; antipyretic ABSTRAK                                                                                              Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) mengandung asam oksalat, kalium, fenol dan flavonoid yang diduga merupakan senyawa aktif antibakteri. Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang tersebar luas di alam, termasuk di dalamnya adalah flavonol, flavon, flavanon, dan katekin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol buah belimbing wuluh dapat diformulasi menjadi sediaan patch transdermal yang stabil secara fisika dan kimia, untuk mengetahui bagaimana efektivitas antipiretik terhadap tikus (Rattus norvegicus). Penelitian ini merupakan studi eksperimental laboratorium, yang menggunakan tiga variasi konsentrasi yaitu 1%, 3%, 5% dan dua kontrol takni kontrol (-) merupakan sediaan patch transdermal tanpa ekstrak etanol dan kontrol (+) yaitu patch bye-bye fever. Hasil penelitian menyatakan bahwa formula tanpa ekstrak atau kontrol (-) tidak memiliki efektivitas antipiretik, untuk kontrol (+) efektif menurukan demam pada menit ke 75 dengan suhu 35,1oC, pada konsentrasi 1% efektif menurunkan demam pada menit ke 105 dengan suhu 36,70C, pada konsentrasi 3% efektif menurunkan demam pada menit ke 120 dengan suhu 360C, dan pada konsentrasi 5% paling efektif menurunkan demam pada menit ke 75 dengan suhu 35,10C. Disimpulkan bahwa ekstrak etanol buah belimbing wuluh dapat diformulasikan menjadi sediaan patch transdermal yang stabil secara fisika dan kimia, dan sediaan patch transdermal memiliki efektivitas antipiretik terhadap tikus dan pada konsentrasi paling efektif untuk menurunkan suhu tubuh tikus adalah 5%.Kata kunci: buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi); patch transdermal; antipiretik
Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Kombinasi Daun Afrika (Vernonia Amygdalina Del.) dan Daun Kluwih (Artocarpus Camansi) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Mencit (Mus Musculus) Arini Nurul Haqqi; Wahyuni Wahyuni
Pharmacogenius Journal Vol 2 No 1 (2023): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.432 KB) | DOI: 10.56359/pharmgen.v2i1.168

Abstract

Pendahuluan: Penyakit asam urat atau gout merupakan salah satu kategori penyakit kronis tidak menular, yang di tandai dengan adanya hiperurisemia atau peningkatan kadar asam urat dalam darah. Tujuan: Untuk mengetahui konsentrasi berapa dari kombinasi ekstrak daun afrika (Vernonia amygdalina Del.) dan daun kluwih (Artocarpus camansi) yang efektif dalam menurunkan kadar asam urat mencit (Mus musculus). Metode: Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium dengan menggunakan metode RAL (Rancangan Acak Lengkap) dan selanjutnya dilakukan analisis data menggunakan uji one way ANOVA yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok I Na.CMC 1% sebagai kontrol negatif, kelompok II 0,6% b/v, kelompok III 0,9% b/v, kelompok IV 1,2% b/v, kelompok 5 diberi suspensi Allopurinol 0,17% b/v. Hasil: Ekstrak kombinasi daun afrika (Vernonia amygdalina Del.) dan daun kluwih (Artocarpus camansi) konsentrasi 06% b/v, 0,9 % b/v dan 1,2% b/v dapat menurunkan kadar asam urat darah mencit jantan (Mus musculus). Ekstrak kombinasi daun afrika (Vernonia amygdalina Del.) dan daun kluwih (Artocarpus camansi) konsentrasi 1,2% b/v memberikan pengaruh yang baik dibandingkan konsentrasi 0,6% dan 0,9% b/v, tetapi potensinya masih lebih rendah dibandingkan dengan pemberian suspensi allopurinol sebagai pembanding (p<0,05) Kesimpulan: : Ekstrak kombinasi daun afrika (Vernonia amygdalina Del.) dan daun kluwih (Artocarpus camansi) konsentrasi 06% b/v, 0,9 % b/v dan 1,2% b/v dapat menurunkan kadar asam urat darah mencit jantan (Mus musculus).
Uji Efek Antidiare Fraksi Polar dan Fraksi Non Polar dari Eekstrak Etanol Daun Randu (Ceiba petandra L. Gaertn) Terhadap Mencit Jantan (Mus musculus) Wahyuni Wahyuni; Arini Nurul Haqqi
Pharmacogenius Journal Vol 2 No 1 (2023): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.911 KB) | DOI: 10.56359/pharmgen.v2i1.169

Abstract

Pendahuluan: Tanaman randu merupakan tanaman trandisional yang digunakan masyarakat sebagai pengobatan antidiare, dimana senyawa metabolit yang berperan sebagai antidiare pada tanaman randu yaitu flavonoid dan tanin. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efek dari ekstrak daun randu (Ceiba  pentandra L. Gaertn) yang difraksinasi dengan pelarut polar dan non polar sebagai antidiare pada mencit jantan (Mus musculus) Metode: penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium menggunakan metode  Pre Test Post Test Only Control Group Design dan selanjutnya dilakukan analisis data menggunakan uji one way ANOVA yang dibagi menjadi 5 keompok perlakuan yaitu kelompok I Na.CMC 1% sebagai kontrol negatif, kelompok II ekstrak etanol 6%, kelompok III fraksi air 6%, kelompok IV fraksi n-heksan 6% dan kelompok V susensi Loperamid HCl sebagai kontrol positif. Parameter yang diambil dalam penelitian ini yaitu waktu terjadinya diare,  frekuensi feses dan konsistensi feses pada mencit jantan (Mus muscuus). Pengamatan dilakukan selama 5 jam. Hasil: Hasil Nilai rata-rata pada kelompok 1 Na.CMC 1% yaitu 13,3, kelompok II ekstrak etanol 6% yaitu 4,6, kelompok III yaitu 7,6, kelompok IV yaitu 12 dan kelompok V yaitu 2,6. Kesimpulan: ekstrak etanol daun randu (Ceiba  pentandra L. Gaertn), ekstrak fraksi air dan ekstrak fraksi N-heksan dengan masing-masing kensentrasi sebanyak 6% sama-sama berefek sebagai antidiare. Dari ketiga kelompok tersebut yang paling efektif sebagai antidiare yaitu pada kelompok ekstrak etanol 6% yang diinduksi Oleum ricini. Sedangkan fraksi N-heksan 6% memiliki efek antidiare terkecil.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Batang Laruna (Chromolaena Odorata L.) Terhadap Staphylococcus Aureus Dan Pseudomonas Aeruginosa Rugayyah Alyidrus; Wahyuni; Nurhikma A; Nurrahmi Kasman
INHEALTH : INDONESIAN HEALTH JOURNAL Vol. 1 No. 1 (2022): INHEALTH JOURNAL
Publisher : CV. Eureka Murakabi Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.646 KB)

Abstract

Tanaman Batang Laruna (Chromolaena odorata L.) merupakan salah satu jenis tumbuhan dari famili Compositae dan juga dimanfaatkan sebagai bahan obat.. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. Pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas antibakteri menggunakan ekstrak etanol batang laruna (Chromolaena odorata L) dengan metode KLT Bioautografi dengan menggunakan campuran eluen kloroform : etanol : air (4:2:1). Hasil terbaik yang diperoleh dari ekstrak etanol batang lar una (Chromolaena odorata L) dengan metode KLT Bioautografi menunjukkan hasil dengan nilai Rf 0,61 memberikan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan nilai Rf 0,23 memberikan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Pseudomonas aerugenosa. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ekstrak etanol batang laruna (Chromolaena odorata L) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aerugenosa.