Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISA PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR PERMUKAAN SOLAR CELL TERHADAP DAYA OUTPUT Rifaldo Pido; Santy Dera; Mohamad Rifal
Gorontalo Journal of Infrastructure and Science Engineering Vol 2, No 2 (2019): Gorontalo Journal Of Infrastructure And Science Engineering
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.277 KB) | DOI: 10.32662/gojise.v2i2.683

Abstract

Penelitian ini membahas bagaimana pengaruh kenaikan temperatur panel surya terhadap daya output dengan perbandingan solar cell berpendingin air dan tanpa pendingin, pendinginan pada solar cell dengan mengalirkan air pada bagian bawah panel. Besar daya yang diperoleh solar cell tersebut dapat diketahui dengan mengukur arus dan tegangan dengan multimeter. Seksi uji adalah dua buah sel surya dengan kapasitas 50 WP merk monocrystaline yang telah dirancang khusus. Hasil penelitian diperoleh bahwa semakin besar kenaikan temperatur 50,92 °C, maka daya output menurun untuk solar cell tanpa pendingin air 42,51 watt, sedangkan untuk  solar cell dengan aliran air daya yang dibangkitkan sebesar 45,36 watt pada temperatur permukaan 34,36 °C, diperoleh pada intensitas matahari yang samaThis study discusses how the effect of rising solar panel temperatures on output power by comparison of water-cooled and non-refrigerated solar cells, cooling the solar cell by flowing water at the bottom of the panel. The power obtained by the solar cell can be determined by measuring the current and voltage with a multimeter. The test section is two specially designed solar cells with a capacity of 50 WP monocrystalline. The results obtained that the greater the increase in temperature of 50.92 ° C, the output power decreases for solar cells without water cooling 42.51 watts, while for solar cells with a flow of water power generated by 45.36 watts at surface temperature 34.36 ° C, obtained at the same sun intensity.
Pengaruh pH Larutan Terhadap Nukleasi dan Pertumbuhan Kristal Barium Sulfat Didalam Pipa Beraliran Laminar: Pengamatan Kristal Menggunakan SEM-EDX dan XRD Santy Dera
Gorontalo Journal of Infrastructure and Science Engineering Vol 1, No 2 (2018): Gorontalo Journal Of Infrastructure And Science Engineering
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.023 KB) | DOI: 10.32662/gojise.v1i2.490

Abstract

Kerak barium sulfat merupakan kasus yang sangat umum terjadi di dalam industry minyak dan gas bumi. Adanya kerak ini mempengaruhi produksi minyak dan gas bumi, sehingga menimbulkan masalah teknis yaitu dapat menghambat laju alir, sehingga tekanan pada pipa akan semakin tinggi dan menyebabkan pipa akan pecah dan rusak. Hasil penelitian ini menyajikan tentang pengendapan kristal barit dibawah pengaruh nilai pH (6,8,10) larutan, konsentrasi Ba2+ (2500ppm, 3000ppm, 3500ppm) dan konsentrasi aditif asam lauric (5,10,20 ppm) dengan suhu konstan 300C dan laju alir 30ml/menit. Dalam kegiatan penelitian ini percobaan pengerakan BaSO4 di dalam pipa uji dilakukan dengan mereaksikan BaCL2.2H2O dan Na2SO4. Larutan dialirkan pada pipa beraliran laminar. Adapun pipa uji berisi lima kupon terbuat dari baja tahan karat (stainless steel). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penambahan zat aditif asam laurat dan meningkatnya nilai pH memperpanjang waktu induksi sehingga semakin lama terbentuknya inti kristal. Hal itu di akibatkan karena pH larutan mampu meningkatkan protonasi gugus asam karboksilat dari aditif sehingga mampu menghambat laju pertmbuhan kristal. Analisa SEM menunjukkan bahwa morfologi kristal BaSO4 berbentuk seperti bunga yang mengindikasikan bahwa bentuk kristal ini merupakan ciri khas kristal barit. Hasil analisis EDX menunjukkan bahwa elemen utama yang terbentuk pada sample adalah Ba, S, dan O. Sementara hasil analisis XRD memastikan bahwa kristal barium sulfat (barite), ini membuktikan kerak yang terbentuk adalah kristal barite sebagai kerak padat.