Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pengaruh Caring Perawat Terhadap Adaptasi Penderita Ca Colon Menurut Model Konsep Adaptasi Calista Roy (Di Komunitas Paliatif Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Surabaya) Etik Lusiani; Widayani Yuliana; Emiliana Indah Eko Setyawati
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 4, No 2 (2019): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v4i2.3358

Abstract

Ca Colon or colorectal cancer is a malignant disease in the area of the colon, caecum, ascending and descending colon to sigmoid with unclear prognosis and often without initial symptoms. The exact cause is not yet known, some risk factors for Ca Colon wrong diet, obesity, family history of cancer, age> 50 years, stress, rarely physical activity. In Indonesia, Ca colon in 2003 - 2007 found patients with Ca colon age <40 years increased (28.17%) with an advanced stage. Operative actions and stoma making can affect one's adaptation. Caring nurses are aimed at health promotion and helping the process of adaptation of sufferers. The purpose of the study was to identify the effect of caring nurses on the adaptation of Ca colon sufferers according to the Calista Roy adaptation concept model (in the Palliative Community of the City Health Office working area of Surabaya).Methods: Pre-experimental and analytical research design with the One-Group Pre-Test-posttest Design, conducted in August-September 2019 in the Palliative Community in the City Health Office in Surabaya. Total sample of 30 respondents using consecutive sampling techniques Data collection using interviews and statistical tests with WilcoxonResults: The total number of respondents 30 patients with Ca Colon consisted of 73.3% women and 26.7% male protests. Based on the age of 56-65 years is the largest percentage of respondents at 37.5%. Respondents after the intervention had adaptation of 70% with 100% residual stimulus and respondent's adaptation of 16.7% with 36.4% focal stimulus. Wilcoxon test results have an influence between Caring nurses (p = 0,000) with the adaptation of Ca Colon sufferers to adaptation.
Faktor Risiko Terjadinya Manifestasi TB Paru Pada Penderita DM Tipe 2 Dengan Tes Mantoux Positif Etik Lusiani
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2019: EDISI KHUSUS
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.951 KB) | DOI: 10.30651/jkm.v4i2.2527

Abstract

Background: DM disease has a high risk to progress from latent TB to be active TB because of immune cell function defect. A few researches proved the use of prophylaxis therapy for latent TB infection for the patients with positive mantoux test. In Indonesia INH prophylaxis treatment with control management of the risk factor to the occurance of lung TB for type 2 DM patients with positive mantoux test needed to be paid attention to prevent getting TB. A long term prophylaxis treatment needed to be considered because of hepatotoxicity risk.Method: The research was case control study, the research was done from May to July 2017 at RSUD Dr. Soetomo and one of private hospitals in Surabaya. The number of sample was 60 respondents who consisted of case and control groups using consecutive sampling technique. The data collection used interviews and mantoux test practice. The statistics test used chi-square test.Result: Type 2 DM patients with positive mantoux test without manisfestation of TB lung 10 (33,3%) male and 20 (66,7%) female. Chi square test result shared that there was a correlation between BMI and DM control practice for type 2 DM patients with the occurrence of lung TB.  Logistic regression test result showed that education (p=0,023 OR=5,897), BMI (p=0,004 OR=10,197) and DM control practice (p=0,003 OR=7,997) for type 2 DM patients who has the risk of lung TB occurance.Conclusion: The dominant factor of education, BMI and DM control practice that was influential to the occurance of lung TB was BMI.
Efektifitas Pendidikan Kesehatan dengan Menggunakan Media Booklet terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Stunting Etik Lusiani; Irine Yunila Prastyawati; Adventia Nobita
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 4 No. 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting is a chronic malnutrition condition in the first thousand days of life that can cause growth and cognitive development disorders. Stunted growth symptoms are seen after a 2-year-old baby is characterized by below-average or short height. One of the efforts to improve stunting can be made by increasing knowledge about balanced nutrition. The factor of the mother's lack of knowledge about stunting can affect the nutritional status of children under five years of age. The objective of the research was to identify the effect of health education through brochures on the level of knowledge about stunting. This research used a pre-experimental and analytical design with a one-group pre-test and post-test design that was conducted in November 2020 at Bhumi Jati Permai Benjeng Gresik. The number of samples of 30 respondents using the simple random sampling technique. Data collection through questionnaire and statistical tests with Wilcoxon. The results of the study found that after the intervention the respondents had good knowledge of 93%, sufficient knowledge of 7%. The Wilcoxon test shows the value of p = 0.000, so there is an effect of providing health education with brochures on the level of knowledge of mothers about stunting.
PENDIDIKAN KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBU TENTANG UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 DI PERUMAHAN PACUNG ASRI DESA BELALANG KABUPATEN TABANAN BALI Etik Lusiani; Leyla Ayu Monica
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 3, No 1 (2021): Third Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku masyarakat saat pandemi COVID-19 lebih memperhatikan kesehatan dengan mencuci tangan, menggunakan masker, dan membawa hand sanitizer ketika berpergian. Ibu dapat dijadikan kebijakan alternative untuk membentuk perilaku baik dalam upaya pencegahan COVID-19. Fenomena yang terjadi di Perumahan Pacung Asri Desa Belalang Kabupaten Tabanan Bali didapatkan beberapa Ibu memiliki perilaku kurang baik dalam upaya pencegahan COVID-19 seperti tidak mengenakan masker saat beraktivitas ke luar rumah, tetap berpergian ke luar kota walaupun daerah tersebut merupakan zona merah, berkumpul dengan banyak orang dan tidak mencuci tangan saat memasuki rumah setelah pulang dari berpergian. Pemberian informasi tentang upaya pencegahan COVID-19 diberikan melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Proses kegiatan ini dimulai dari Ketua RT wilayah Perumahan Pacung Asri mengajukan surat permohonan untuk memberikan informasi kesehatan ke unit LPPM STIKES Katolik St Vincentius a Paulo, kemudian mendapat ijin dan dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Hasil setelah dilakukan proses pendidikan kesehatan ada perubahan tingkat pengetahuan respoden dimana sebelum kegiatan didapatkan hasil tingkat pengetahuan responden yang baik sebanyak 18 responden (53%), 16 orang (47%) memiliki pengetahuan cukup tentang upaya pencegahan COVID-19. Tingkat pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan 34 orang (100%) memiliki pengetahuan baik. Berdasarkan kegiatan tersebut menunjukkan bahwa Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan ibu mengenai upaya pencegahan COVID-19.
Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Ibu terhadap Upaya Pencegahan Covid-19 Etik Lusiani; Gabriel Wanda Sinawag; Leyla Ayu Monica
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 5 No. 2 (2022): Mei 2022
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku masyarakat saat pandemi COVID-19 lebih memperhatikan kesehatan dengan mencuci tangan, menggunakan masker, dan membawa hand sanitizer ketika berpergian. Fenomena di Perumahan Pacung Asri Desa Belalang Kabupaten Tabanan Bali didapatkan beberapa Ibu memiliki prilaku kurang baik dalam upaya pencegahan COVID-19 seperti tidak mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah, tetap berpergian ke luar kota walaupun daerah tersebut merupakan zona merah, berkumpul dengan banyak orang dan tidak mencuci tangan setelah pulang dari berpergian. Tujuan dari penelitian ini menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tindakan Ibu terhadap upaya pencegahan COVID-19. Desain penelitian ini adalah studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 34 responden yang diambil menggunakan simple stratified random sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah perilaku Ibu terhadap upaya pencegahan COVID-19 diukur menggunakan kuisioner. Analisis statistik menggunakan ASDPP didapatkan hasil (53%) responden memiliki pengetahuan baik dan (59%) responden memiliki tindakan kurang dalam upaya pencegahan COVID-19. Hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan dari uji korelasi Spearman Rank dengan nilai p=0,692 dan r +0,070. Hasil penelitian menunjukkan tingkat hubungan sangat rendah dan arah hubungan positif, yang berarti semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu, semakin baik pula prilaku ibu terhadap upaya pencegahan COVID-19. Hasil penelitian ini sebagai masukan ketua RT wilayah Perumahan Pacung Asri untuk bekerjasama dengan pihak Puskesmas Kediri III dan kader kesehatan Desa Belalang dalam kegiatan pemberian informasi dan sosialisasi edukasi diimbangi dengan metode praktik.
Pendidikan Kesehatan tentang Penyakit Leptospirosis pada Siswa SMA Etik Lusiani; Irine Yunila Prastyawati; Adventia Nobita
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) Vol 5, No 2 (2023): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36565/jak.v5i2.542

Abstract

Leptospirosis is a zoonotic disease caused by Leptospira interrogans infection of all serotypes. The transmission of Leptospirosis occurs due to poor environmental conditions and this incidence increases in conditions of natural disasters, that is, floods. Leptospirosis has a bad impact on health because someone who is exposed can experience lung problems, kidney problems, or bleeding in the body. There are several high school students in grades 10-12 who have never received information about Leptospirosis, which is one of the effects of the flood disaster. This condition is necessary for the millennial generation to care about preventing Leptospirosis and contributing to flood disaster management activities. Information on preventing Leptospirosis is provided through community service activities. The process of this activity starts with the principal of a high school in Surabaya submitting a letter of application to provide health information to the LPPM STIKES Catholic unit of St Vincent a Paulo, then obtaining permission and carrying out community service activities. The results after the health education process were that there was a change in the level of knowledge of respondents, where before the activity, 17 people (57%) had less knowledge of respondents, 10 (33%) had sufficient knowledge and 3 (10%) had good knowledge of disease. Leptospirosis. The level of knowledge after being given health education 19 people (64%) had sufficient knowledge, 10 people (33%) had good knowledge and 1 person had less knowledge (3%). Based on these activities, it shows that health education can increase respondents' knowledge about Leptospirosis
POSISI DUDUK DAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA MAHASISWA Rosalia Ragil Dita Pratiwi; Yhenti Wijayanti; Etik Lusiani
JPK : Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 7 No. 1 (2017): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54040/jpk.v7i1.116

Abstract

Seseorang dituntut untuk melakukan posisi yang benar pada saat melakukan aktivitas seperti duduk tegak dan posisi membungkuk. Fenomena yang terjadi pada mahasiswa STIKES Katolik St. Vincentius A Paulo Surabaya didapatkan mahasiswa yang mengeluh nyeri punggung bawah duduk dengan posisi yang salah seperti duduk dengan posisi membungkuk, tegak dan menyandar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah pada mahasiswa. Desain penelitian ini yang digunakan adalah studi korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Variabel independen penelitian ini adalah posisi duduk mahasiswa dan variabel dependennya adalah keluhan nyeri punggung bawah mahasiswa. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa STIKES Katolik St. Vincentius A Paulo Surabaya. Sampel pada penelitian ini sebanyak 46 respondendiambil dengan teknik simple random sampling. Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 85% responden memiliki kebiasaan duduk yang salah, 78% responden mengeluh nyeri punggung bawah. Hasil uji chi-square dengan nilai signifikasi ? = 0,05 dan hasil uji didapatkan nilai p = 0,001 (p<?), maka H0 ditolak yang berarti posisi duduk berhubungan secara signifikan dengan keluhan nyeri punggung bawah pada mahasiswa. Kebiasaan olahraga yang jarang dilakukan dapat menunjang posisi duduk yang salah dan menyebabkan nyeri punggung bawah.
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA KEJANG DEMAM PADA ANAK Herlisa Dayman; Sri Winarni; Etik Lusiani
JPK : Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2019): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54040/jpk.v9i1.170

Abstract

Kejang demam pada anak disebabkan karena peningkatan suhu tubuh lebih dari 38,40C.Di Posyandu Melati 05 RW V Kelurahan Darmo Kecamatan Wonokromo Surabaya ada ibu yang belum mengerti tentang pertolongan pertama saat anak mengalami kejang demam, dan tidak memahami bagaimana menangani kejang demam pada anak. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang pertolongan pertama kejang demam pada anak. Desain penelitian menggunakan studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini pada ibu-ibu di Posyandu Melati 05 dan didapatkan sebanyak 36 responden, yang diambil dengan teknik simple random sampling.Variabel independen adalah tingkat pengetahuan ibu dan variabel dependen adalah sikap ibu.Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian didapatkan 24responden (67%) memiliki tingkat pengetahuan yang cukupdan 19 responden (52,78%) memiliki sikap yang negatif. Hasil uji Rank Spearman menggunakan program SPSS 21, p = 0,045 (? = 0,05) dimana p <? berarti H1 diterima dengan Correlation Coefficient 0,336 maka ada hubungan positif rendah antara tingkat pengetahuan dengan sikap ibu tentang pertolongan pertama kejang demam pada anak di rumah..
Pelatihan tentang Penanganan Bayi Tersedak pada Warga Legioner Gereja Katolik St. Maria Annuntiata Sidoarjo Sisilia Indriasari Widianingtyas; Etik Lusiani; Agung Kurniawan Saputra
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 2 (2024): Volume 7 No 2 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i2.12863

Abstract

ABSTRAK Warga legioner di Gereja Katolik Santa Maria Annuntiata Sidoarjo terdiri dari keluarga dengan variasi usia yang sangat beragam mulai dari keluarga muda sampai dengan lansia juga ada. Ada yang orang tua baru, terutama yang pertama kali memiliki bayi, juga ada yang sebagai kakek atau nenek yang sementara harus mengasuh cucunya selama orang tuanya bekerja. termasuk anggota keluarga lain yang juga perlu memahami teknik pencegahan tersedak untuk memberikan perawatan yang aman bagi bayi. Hasil wawancara dengan warga legioner di di Gereja Katolik Santa Maria Annuntiata, mengatakan bahwa tidak pernah mendapatkan edukasi/penyuluhan dari petugas kesehatan. Mereka melakukan sesuai dengan pemahaman dan persepsi masing-masing seperti memukul bagian punggung anak. Apabila teknik pelaksanaan back blow yang salah, terlalu keras atau tidak tepat, bisa menyebabkan cedera pada bayi. Kegiatan pelatihan di laksanakan pada 4 Juni 2023, pukul 10.00- 12.45, dan diikuti oleh kurang lebih 62 warga legioner Gereja Katolik St. Maria Annuntiata Sidoarjo. Media yang digunakan dalam pendidikan kesehatan LCD, leaflet, Laptop. Kegiatan diawali pretest untuk mengidentifikasi pengetahuan para siswi remaja sebelum dilakukan pendidikan kesehatan. Hasil pretest didapatkan Tingkat pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan, menunjukan bahwa dari 62 peserta didapatkan sebelum diberikan pendidikan terdapat 35 (56%) memiliki pengetahuan kurang dan yang memiliki pengetahuan cukup 27 peserta (44%). Tingkat pengetahuan peserta setelah mendapat pendidikan kesehatan yaitu baik, sebanyak 75% dan cukup sebanyak 25%. Berdasarkan hasi evaluasi pre test dan post test ada peningkatan pengetahuan peserta tentang penanganan tersedak pada bayi/balita dan anak serta mayoritas warga legioner sudah menunjukkan bahwa Tindakan penanganan tersedak dalam kategori baik. Kata Kunci: Pelatihan, Bayi Tersedak, Pengetahuan  ABSTRACT The legionaries at Santa Maria Annuntiata Catholic Church in Sidoarjo consist of families with a wide variety of ages ranging from young to elderly. Some are new parents, especially those having a baby for the first time, and some are grandparents who temporarily care for their grandchildren while their parents work, including other family members who also need to understand choking prevention techniques to provide safe care for infants. The results of interviews with legionnaires at Santa Maria Annuntiata Catholic Church, said that they had never received education/counseling from health workers. They do according to their own understanding and perception such as hitting the child's back. If the technique of implementing a back blow is wrong, too hard, or inappropriate, it can cause injury to the baby. The training activity was held on June 4, 2023, at 10:00-12:45, and was attended by approximately 62 legionaries of St. Maria Annuntiata Catholic Church Sidoarjo. Media used in health education LCD, leaflet, laptop. The activity began with a pretest to identify the knowledge of teenage girls before health education was carried out. The results of the pretest obtained the level of knowledge before being given health education, showed that of the 62 participants obtained before being given education, there were 35 (56%) who had insufficient knowledge and 27 participants (44%) who had sufficient knowledge. The level of knowledge of participants after receiving health education is good, as much as 75% and as much as 25%. Based on the pre-test and post-test evaluation results, there was an increase in participants' knowledge about choking management in infants/toddlers and children and the majority of legionnaires have shown that choking management actions are in the good category.   Keywords: Training, Infant Choking, Knowledge
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tindakan Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada Kelompok Remaja Putri Di Surabaya Etik Lusiani
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 8 No 2 (2023): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v8i2.17288

Abstract

Tindakan Personal hygiene saat menstruasi bertujuan untuk pemeliharaan kebersihan dan kesehatan individu. Perawatan saat menstruasi diperlukan karena mencegaha terjadinya infeksi pada organ reproduksi. Masalah kelompok remaja putri di Surabaya ada beberapa remaja putri sering tidak mempraktikkan tindakan hygiene personal pada saat menstruasi dengan baik dan benar. Menurut remaja hal ini dikarenakan remaja belum terbiasa melakukan kebersihan genetalia saat menstruasi. Tujuan penelitian menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tindakan personal hygiene menstruasi pada remaja purtri. Desain penelitian menggunakan studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 33 responden dengan menggunakan simple random sampling (Probability sampling). Variabel penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan dan tindakan remaja putri tentang personal hygiene menstruasi diukur menggunakan kuisioner. Analisis statistik menggunakan ASDPP dengan hasil 85% responden memiliki pengetahuan baik dan 91% responden memiliki tindakan baik. Hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan dari uji korelasi Spearman Rank dengan nilai p=0,373 dan r +0,160. Hasil penelitian tingkat hubungan sangat lemah dan arah hubungan positif, yang berarti semakin tinggi tingkat pengetahuan remaja putri maka semakin baik tindakan personal hygiene saat menstrusasi. Hasil penelitian sebagai masukan ke bagian petugas kesehatan di kelompok remaja putri Surabaya untuk kegiatan pemberian informasi dan sosialisasi edukasi diimbangi dengan metode praktik.Kata Kunci: Pengetahuan, Personal Hygiene, Tindakan.