Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

KONSEP KEGILAAN DAN KEKUASAAN MICHEL FOUCAULT DALAM CERPEN “CATATAN HARIAN ORANG GILA” KARYA LU XUN Anggradinata, Langgeng Prima
Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana Vol 1, No 13 (2016): Volume 1, No. 13, Genap, Tahun Akademik 2016/2017
Publisher : Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.119 KB)

Abstract

AbstrakKarya sastra Tiongkok tidak dapat dilepaskan dari realitas masyarakatnya pada suatu zaman. Oleh sebab itu, karya sastra selalu menjadi cermin mentalitas, peristiwa, dan kehidupan masyarakat Tiongkok. Lu Xun, sebagai sastrawan yang berkarya pada masa transisi dari pemerintahan Dinasti Qing ke pemerintahan republik, merekam dengan baik kondisi masyarakat pada zaman itu melalui karya sastra. Melalui cerpen “Catatan Harian Orang Gila”, Lu Xun mengajukan ketidakpuasannya dengan kondisi masyarakat Tiongkok pada masa itu yang masih memegang teguh pada Konfusianisme, tradisionalisme, dan feodalisme. Dalam cerpen tersebut, tokoh Aku (orang gila) muncul sebagai tokoh yang tidak sejalan dengan zaman (epistemé ), —oleh sebab itu ia dianggap gila. Kegilaan itu tentu saja lahir atas penilaian sosial dan ilmu pengetahuan (psikologi) untuk mengukuhkan kekuasaan (dominasi). Pendekatan Michel Foucault mengenai kekuasaan dan kegilaan digunakan untuk mendapatkan makna yang dalam pada cerpen ini. Unsur interinsik (terutama tokoh dan penokohan) menjadi pintu masuk untuk melihat hubungan kegilaan, epistemé , ilmu pengetahuan, dan kekuasaan dalam cerpen. Hubungan-hubungan itu membentuk suatu makna dalam cerpen ini, yaitu penguasaan terhadap subjek (tokoh Aku). Kata kunci: Lu Xun, kegilaan, kekuasaan, Foucault
KEKUASAAN DAN KEIMANAN DALAM KELUARGA PERMANA KARYA RAMADHAN K.H. Anggradinata, Langgeng Prima
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 13 No 1 (2015): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.129 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v13i1.495

Abstract

A religion-nuanced literary work has a meaning that is more thanjust the understanding of whether a religious teaching is right or wrong. It is really meaningful and presents various problems that can give a discourse to its readers. One of such literary works is a novel written by Ramadhan K.H., entitled Keluarga Permana. This novel attracts its audience when it is approached with Foucault’s theory of power and James Fowler’s faith development theory. These two theories allow readers to uncover many things contained in the novel. Using Foucault’s theory of power, powerrelations can be seen. In addition, through this approach, it can also be seen the occurrence of a new character named society, which takes a role of supervising the power system and giving motivation to the other characters. Meanwhile, through James Fowler’s faith development theory, the faith of Farida – one character in the novel – can be easily analyzed and shown the problems. Karya sastra bercorak agama memiliki makna yang tidak hanyaterbatas pada pemahaman benar dan yang salah seperti sebuah ajaran agama, namun lebih dari itu. Karya sastra bercorak agama menunjukkan kekayaan makna dan keberagaman persoalan yang lebih sering memberikan diskursus kepada pembacanya. Novel Keluarga Permana karya Ramadhan K.H. menjadi salah satu karya sastra bercorak agama yang memiliki itu. Novel ini menjadi menarik apabila didekati melalui teori kekuasaan Michel Foucault dan teori perkembangan keimanan James Fowler. Melalui dua pendekatan tersebut, dapat dilihat apa-apa yang terdapat dalam novel Keluarga Permana secara lebih mendalam. Melalui pendekatan kekuasaan Foucault, relasi-relasi kuasa akan nampak. Selain itu, pendekatan kekuasaan akan muncul tokoh baru yang bernama masyarakat yang menjadipengawas sistem kuasa dan memberi motivasi tindakan terhadap tokohtokoh lainnya. Sementara itu, melalui teori perkembangan keimanan James Fowler, keimanan tokoh Farida akan dengan mudah diuraikan dan ditemukanproblematikanya.
RELASI ANTARA METAFORA PERCINTAAN PERIODE PASCAPERANG DENGAN KARYA SASTRA REALISME ROMANTIK DALAM KARYA NIKOLAI GRIBACHOV DAN UTUY TATANG SONTANI Aldrie Alman Drajat; Langgeng Prima Anggradinata
Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana Vol 27, No 2 (2021): Volume 27 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.396 KB) | DOI: 10.33751/wahana.v27i2.4549

Abstract

Abstract War creates a bitter experience for human life. In fact, that bitter experience lasted until the war ended.  This  is  represented  through  postwar  literary  works.  This  article  aims  to  analyze  the metaphors of postwar period romance in two literary works, Gribachov's "August Stars" and Utuy Tatang Sontani's "Early and Mira." The two authors are authors of different countries, but of the same name, romantic realism. This research method is qualitative with comparative literary studies. His results show that there are symbolic similarities to both stories. The metaphors used in both short stories are metaphors of distance or incarcing and metaphors of loss or disability. Both metaphors relate to war.In conclusion, a literary work with romantic realism is a literary work that displays bitter past events. Past experiences of war are displayed through metaphors. Loss or disability is displayedthrough the symbolic medium. Keyword: Gribacov,metaphor, postwar, romantic realism, Utuy Tatang Sontani. Abstrak Perang menciptakan pengalaman yang pahit bagi kehidupan manusia. Bahkan, pengalaman yang pahit  itu  bertahan  hingga  perang  berakhir.  Hal  ini  direpresentasikan  melalui  karya  sastra pascaperang. Artikel ini bertujuan menganalisis metafora percintaan periode pascaperang pada dua karya sastra, yakni “August Stars” karya Gribachov dan “Awal dan Mira” karya Utuy Tatang Sontani. Kedua pengarang itu adalah pengarang yang berbeda negara, tetapi beraliran yang sama, yakni realisme romantik. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan studi sastra bandingan. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat kemiripan metafora pada kedua cerita tersebut. Metafora yang digunakan di kedua cerpen tersebut adalah metafora tentang keberjarakan atau keterpenjaraan dan metafora kehilangan atau kecacatan. Kedua metafora itu berhubungan dengan perang. Kesimpulannya, karya sastra beraliran realisme romantik adalah karya sastra yang menampilkan peristiwa masa lalu yang pahit. Pengalaman masa lalu tentang perang ditampilkan melalu metafora. Kehilangan atau kecacatan ditampilkan melalui medium metafora. Kata kunci: Gribacov, metafora, pascaperang, realisme romantic, Utuy Tatang Sontani. 
KONSEP KEGILAAN DAN KEKUASAAN MICHEL FOUCAULT DALAM CERPEN CATATAN HARIAN ORANG GILA KARYA LU XUN Langgeng Prima Anggradinata
Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana Vol 1, No 13 (2016): Volume 1, No. 13, Genap, Tahun Akademik 2016/2017
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.119 KB) | DOI: 10.33751/wahana.v1i13.665

Abstract

AbstrakKarya sastra Tiongkok tidak dapat dilepaskan dari realitas masyarakatnya pada suatu zaman. Oleh sebab itu, karya sastra selalu menjadi cermin mentalitas, peristiwa, dan kehidupan masyarakat Tiongkok. Lu Xun, sebagai sastrawan yang berkarya pada masa transisi dari pemerintahan Dinasti Qing ke pemerintahan republik, merekam dengan baik kondisi masyarakat pada zaman itu melalui karya sastra. Melalui cerpen Catatan Harian Orang Gila, Lu Xun mengajukan ketidakpuasannya dengan kondisi masyarakat Tiongkok pada masa itu yang masih memegang teguh pada Konfusianisme, tradisionalisme, dan feodalisme. Dalam cerpen tersebut, tokoh Aku (orang gila) muncul sebagai tokoh yang tidak sejalan dengan zaman (epistem ), oleh sebab itu ia dianggap gila. Kegilaan itu tentu saja lahir atas penilaian sosial dan ilmu pengetahuan (psikologi) untuk mengukuhkan kekuasaan (dominasi). Pendekatan Michel Foucault mengenai kekuasaan dan kegilaan digunakan untuk mendapatkan makna yang dalam pada cerpen ini. Unsur interinsik (terutama tokoh dan penokohan) menjadi pintu masuk untuk melihat hubungan kegilaan, epistem , ilmu pengetahuan, dan kekuasaan dalam cerpen. Hubungan-hubungan itu membentuk suatu makna dalam cerpen ini, yaitu penguasaan terhadap subjek (tokoh Aku).Kata kunci: Lu Xun, kegilaan, kekuasaan, Foucault
MODEL KAJIAN SASTRA BANDINGAN BERPERSPEKTIF LINTAS BUDAYA (STUDI KASUS PENELITIAN SASTRA DI ASIA TENGGARA) Langgeng Prima Anggradinata
E- ISSN : 2684-8
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.618 KB) | DOI: 10.33751/jurnal salaka.v2i2.2486

Abstract

Kajian sastra bandingan pernah menjadi kajian yang sangat berkembang dan memberi sumbangsih pada ilmu pengetahuan sastra. Namun, kini, kajian sastra bandingan berkurang peminat karena para peneliti lebih memilih metode, konsep, atau teori yang lebih mutakhir. Artikel ini bertujuan membahas metode kajian sastra bandingandan menemukan model kajian sastra bandingan, khususnya di Asia Tenggara. Artikel ini menggunakan metode kajian pustaka dengan membandingkan penelitian sastra bandingan yang telah dilakukan di Asia Tenggara. Artikel ini meninjau metode kajian sastra bandingan yang dilakukan oleh peneliti di Asia Tenggara. Hasilnya, kajian sastra bandingan cukup berkembangan jika diperkaya metode, konsep, perspektif, dan teori baru, misalnya kajian lintas budaya, teori-teori kritis, dll. Dalam menggunakan kajian sastra bandingan, pengkaji  dapat mencari persamaan satu karya sastra dengan karya sastra lain. Kemudian, pengkaji  dapat melihat perbedaan kedua karya sastra itu. Pada tahap terakhir, pengkaji  dapat menganalisis kedua karya sastra itu dengan pendekatan, konsep, atau teori tertentu, misalnya pendekatan lintas budaya. Kata kunci: Asia Tenggara; lintas budaya; sastra bandingan.  
REPRESENTASI ETOS KERJA ORANG SUNDA DALAM UNGKAPAN DAN FOLKLOR SUNDA Yuyus Rustandi; Langgeng Prima Anggradinata
E- ISSN : 2684-8
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.852 KB) | DOI: 10.33751/jurnal salaka.v1i1.1146

Abstract

ABSTRAK Etos kerja orang Sunda direpresentasikan dalam ungkapan atau kosakata bahasa Sunda yang digunakan sehari-hari. Selain itu, folklor Sunda juga merepresentasikan etos kerja orang Sunda, misalnya cerita si Kabayan. Tulisan ini menganalisis representasi etos kerja orang Sunda dalam ungkapan dan folklor Sunda. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ungkapan yang kerap dituturkan oleh orang Sunda menunjukkan bahwa ungkapan-ungkapan yang dituturkan orang Sunda menunjukkan ekspresi kemalasan, misalnya ungkapan atau kosakata kumaha isuk, hoream, wanci pecat sawed, dll. Folklor si Kabayan merepresentasikan pula etos orang Sunda. Cerita itu menampilkan kembali dua tipe orang Sunda: (1) orang yang bekerja keras dan (2) orang yang malas. Cerita bermakna bahwa orang Sunda seharusnya bersikap sewajarnya; orang Sunda tidak boleh memiliki sifat malas dan ambisi yang tinggi karena keduanya sama-sama merugikan diri sendiri maupun orang lain. Dari ungkapan dan folklor tersebut terlihat representasi identitas dan dinamika orang Sunda dalam hal etos kerja. Kata kunci: etos kerja, orang Sunda, ungkapan, folklor, si Kabayan. 
KEKUASAAN DAN KEIMANAN DALAM KELUARGA PERMANA KARYA RAMADHAN K.H. Langgeng Prima Anggradinata
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 13 No 1 (2015): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.129 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v13i1.495

Abstract

A religion-nuanced literary work has a meaning that is more thanjust the understanding of whether a religious teaching is right or wrong. It is really meaningful and presents various problems that can give a discourse to its readers. One of such literary works is a novel written by Ramadhan K.H., entitled Keluarga Permana. This novel attracts its audience when it is approached with Foucault’s theory of power and James Fowler’s faith development theory. These two theories allow readers to uncover many things contained in the novel. Using Foucault’s theory of power, powerrelations can be seen. In addition, through this approach, it can also be seen the occurrence of a new character named society, which takes a role of supervising the power system and giving motivation to the other characters. Meanwhile, through James Fowler’s faith development theory, the faith of Farida – one character in the novel – can be easily analyzed and shown the problems. Karya sastra bercorak agama memiliki makna yang tidak hanyaterbatas pada pemahaman benar dan yang salah seperti sebuah ajaran agama, namun lebih dari itu. Karya sastra bercorak agama menunjukkan kekayaan makna dan keberagaman persoalan yang lebih sering memberikan diskursus kepada pembacanya. Novel Keluarga Permana karya Ramadhan K.H. menjadi salah satu karya sastra bercorak agama yang memiliki itu. Novel ini menjadi menarik apabila didekati melalui teori kekuasaan Michel Foucault dan teori perkembangan keimanan James Fowler. Melalui dua pendekatan tersebut, dapat dilihat apa-apa yang terdapat dalam novel Keluarga Permana secara lebih mendalam. Melalui pendekatan kekuasaan Foucault, relasi-relasi kuasa akan nampak. Selain itu, pendekatan kekuasaan akan muncul tokoh baru yang bernama masyarakat yang menjadipengawas sistem kuasa dan memberi motivasi tindakan terhadap tokohtokoh lainnya. Sementara itu, melalui teori perkembangan keimanan James Fowler, keimanan tokoh Farida akan dengan mudah diuraikan dan ditemukanproblematikanya.
Representasi citra perempuan dalam novel Memoar Seorang Dokter Perempuan karya Nawal El Saadawi Langgeng Prima Anggradinata
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 4, No 2 (2022): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jsalaka.v4i2.7486

Abstract

Wacana perempuan telah hadir dalam karya sastra, termasuk karya sastra Arab. Beberapa karya sastra Arab (yang dikarang oleh laki-laki) merepresentasikan represi yang dialami perempuan. Penelitian ini bertujuan menganalisis novel Memoar Seorang Dokter Perempuan karya Nawal El Saadawi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Wacana femininitas dari Simone de Beauvoir dan representasi dari Stuart Hall digunakan untuk menganalisis novel ini. Hasilnya, novel Memoar Seorang Dokter Perempuan karya Nawal El Saadawi telah melawan nilai-nilai tradisional yang diberikan kepada perempuan (Arab). Novel ini telah mengkritisi kehidupan perempuan yang direpresi, disubordinasi, dan dihegemoni dari masa kecil hingga dewasa. Novel ini juga telah merepresentasikan pembentukan stereotipe perempuan oleh lingkungan sosialnya. Selain itu, Nawal El Saadawi merekonstruksi citra perempuan dalam masyarakat Arab yang patriarkat. Novel ini mencitrakan perempuan (Arab) sebagai perempuan yang bereksistensi, berpikir kritis, dan berdaya.
REPRESENTASI ETOS KERJA ORANG SUNDA DALAM UNGKAPAN DAN FOLKLOR SUNDA Yuyus Rustandi; Langgeng Prima Anggradinata
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 1, No 1 (2019): Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.852 KB) | DOI: 10.33751/jsalaka.v1i1.1146

Abstract

ABSTRAK Etos kerja orang Sunda direpresentasikan dalam ungkapan atau kosakata bahasa Sunda yang digunakan sehari-hari. Selain itu, folklor Sunda juga merepresentasikan etos kerja orang Sunda, misalnya cerita si Kabayan. Tulisan ini menganalisis representasi etos kerja orang Sunda dalam ungkapan dan folklor Sunda. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ungkapan yang kerap dituturkan oleh orang Sunda menunjukkan bahwa ungkapan-ungkapan yang dituturkan orang Sunda menunjukkan ekspresi kemalasan, misalnya ungkapan atau kosakata kumaha isuk, hoream, wanci pecat sawed, dll. Folklor si Kabayan merepresentasikan pula etos orang Sunda. Cerita itu menampilkan kembali dua tipe orang Sunda: (1) orang yang bekerja keras dan (2) orang yang malas. Cerita bermakna bahwa orang Sunda seharusnya bersikap sewajarnya; orang Sunda tidak boleh memiliki sifat malas dan ambisi yang tinggi karena keduanya sama-sama merugikan diri sendiri maupun orang lain. Dari ungkapan dan folklor tersebut terlihat representasi identitas dan dinamika orang Sunda dalam hal etos kerja. Kata kunci: etos kerja, orang Sunda, ungkapan, folklor, si Kabayan. 
Representasi citra perempuan dalam novel Memoar Seorang Dokter Perempuan karya Nawal El Saadawi Langgeng Prima Anggradinata
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 4, No 2 (2022): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.643 KB) | DOI: 10.33751/jsalaka.v4i2.7486

Abstract

Wacana perempuan telah hadir dalam karya sastra, termasuk karya sastra Arab. Beberapa karya sastra Arab (yang dikarang oleh laki-laki) merepresentasikan represi yang dialami perempuan. Penelitian ini bertujuan menganalisis novel Memoar Seorang Dokter Perempuan karya Nawal El Saadawi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Wacana femininitas dari Simone de Beauvoir dan representasi dari Stuart Hall digunakan untuk menganalisis novel ini. Hasilnya, novel Memoar Seorang Dokter Perempuan karya Nawal El Saadawi telah melawan nilai-nilai tradisional yang diberikan kepada perempuan (Arab). Novel ini telah mengkritisi kehidupan perempuan yang direpresi, disubordinasi, dan dihegemoni dari masa kecil hingga dewasa. Novel ini juga telah merepresentasikan pembentukan stereotipe perempuan oleh lingkungan sosialnya. Selain itu, Nawal El Saadawi merekonstruksi citra perempuan dalam masyarakat Arab yang patriarkat. Novel ini mencitrakan perempuan (Arab) sebagai perempuan yang bereksistensi, berpikir kritis, dan berdaya.