Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

ANALISIS PEMBELAJARAN BAHASA SUNDA PADA SISWA KELAS V SDN KENCANA 3 KOTA BOGOR Rustandi, Yuyus; Putro, Sasongko S
Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana Vol 24, No 2 (2018): Vol 24, No 2 (2018)
Publisher : Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.254 KB)

Abstract

Abstract                              Communicating for the international level, the most commonly used language is English, for national level communication is Indonesian, and for communication at the regional level the regulators generally use the local language. Sundanese is the same as other regional languages, is at the third level of world language use, so many students consider local language subjects in West Java to be less interesting to learn. In the level of education, efforts to change these assumptions, Sundanese language teachers should be able to get around so that students can become interested in local languages by making adequate learning strategies. Keywords: Analysis of Primary School Language Learning
PENGARUH JAIPONGAN TERHADAP SENI BANGRENG Rustandi, Yuyus
Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana Vol 1, No 13 (2016): Volume 1, No. 13, Genap, Tahun Akademik 2016/2017
Publisher : Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.155 KB)

Abstract

AbstrakYuyus RustandiDi daerah Priangan hidup dan berkembang beberapa jenis tari. Salah satu dari keberagaman jenis  tari  tersebut  salah  satunya  adalah  jenis  tari  rakyat.  Tari  rakyat  adalah  tarian  yang sudah mengalami perkembangan sejak zaman primitif, biasanya masih sangat sederhana dan mementingkan norma-norma keindahan dalam bentuk standar. Kesenian rakyat Jawa Barat satu sama lain berbeda bentuk, fungsi dan nilai. Salah satu tari rakyat yang menarik untuk diteliti adalah seni Bangreng yang hidup dan berkembang beberapa dekade di daerah Sumedang.Penelitian ini dimaksudkan sebagai upaya mencari tahu tentang sejauh mana pengaruh Jaipongan terhadap seni Bangreng. Berdasarkan banyak dugaan bahwa tarian dalam seni Bangreng berupa gerak improvisasi, padahal seni Bangreng sesungguhnya memiliki pola gerak dan lagu yang spesifik. Untuk mengenal seni Bangreng secara utuh diperlukan penelitian agar terungkap bahwa seni Bangreng tidak sama dengan Jaipongan baik tarian, iringan, dan properti yang digunakan. Sampai sejauh mana pengaruh Jaipongan terhadap kemurnian seni Bangreng perlu diungkapkan sehingga diperoleh gambaran mengenai perubahan yang menyangkut nilai- nilai sebelumnya. Kata kunci: Jaipongan, tradisi, Sunda
Pengaruh Jaipongan terhadap Seni Bangreng Rustandi, Yuyus; Supriatna, R. Atang
TAMUMATRA Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/tmmt.v4i1.4335

Abstract

In the Priangan area live and develop several types of dances. One of the diversities of dance types is one of them is the type of folk dance. Folk dance is a dance that has undergone development since primitive times, usually still very simple and attaches importance to the norms of beauty in standard form. West Java folk art with each other different forms, functions, and values. One of the interesting folk dances to research is bangreng art that lived and developed for decades in the Sumedang area. This research is intended as an effort to find out about the extent of Jaipongan's influence on Bangreng art. Based on many allegations that dance in Bangreng art is in the form of improvised movements, whereas Bangreng art has a specific pattern of motion and song. To get to know the art of Bangreng as a whole, research is needed to be revealed that Bangreng art is not the same as Jaipongan both dance, accompaniment, and the property used. To what extent Jaipongan's influence on the purity of Bangreng art needs to be expressed so that a picture of the changes concerning previous values is obtained.
SIMBOLISME TRANSFORMASI MAKNA PADA HIKAYAT KALILAH DAN DIMNAH Kajian Strukturalisme Levi-Strauss Agatha Trisari S; Yuyus Rustandi
Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana Vol 26, No 1 (2020): Volume 26 Nomor 1 Tahun 2020
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.368 KB) | DOI: 10.33751/wahana.v26i1.2099

Abstract

Abstrak Hikayat Kalilah dan Dimnah yang akan diteliti adalah kitab dalam versi Melayu. Versi ini merupakan salinan dari versi berbahasa Arab. Disalin oleh Ismail Djamil. Walaupun masuk dalam karya sastra lama, namun keberadaan hikayat ini masih relevan untuk dikaji. Dengan mempergunakan strukturalisme Levi-Strauss,  penelitian ini bertujuan untuk mengetahui   sejauh mana simbolisme  transformasi dari struktur luar tidak akan berpengaruh pada struktur dalam dari miteme ( unit tataran satuan dongeng). Struktur dalam yang akhirnya ditemukan di sini adalah nilai-nilai karakter yang meliputi : dapat dipercaya (trustwonrthiness), rasa hormat dan perhatian (respect), peduli (caring), jujur (fairness), tanggung jawab (responsibility), ketulusan(honesty), berani (courage), tekun (diligence) dan integritas. Kata kunci : struktur luar, struktur dalam, simbolisme transformasi
ANALISIS PEMBELAJARAN BAHASA SUNDA PADA SISWA KELAS V SDN KENCANA 3 KOTA BOGOR Yuyus Rustandi; Sasongko S Putro
Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana Vol 24, No 2 (2018): Vol 24, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.254 KB) | DOI: 10.33751/wahana.v24i2.947

Abstract

Abstract Communicating for the international level, the most commonly used language is English, for national level communication is Indonesian, and for communication at the regional level the regulators generally use the local language. Sundanese is the same as other regional languages, is at the third level of world language use, so many students consider local language subjects in West Java to be less interesting to learn. In the level of education, efforts to change these assumptions, Sundanese language teachers should be able to get around so that students can become interested in local languages by making adequate learning strategies.Keywords: Analysis of Primary School Language Learning
PENGARUH JAIPONGAN TERHADAP SENI BANGRENG Yuyus Rustandi
Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana Vol 1, No 13 (2016): Volume 1, No. 13, Genap, Tahun Akademik 2016/2017
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.155 KB) | DOI: 10.33751/wahana.v1i13.666

Abstract

AbstrakYuyus RustandiDi daerah Priangan hidup dan berkembang beberapa jenis tari. Salah satu dari keberagaman jenis tari tersebut salah satunya adalah jenis tari rakyat. Tari rakyat adalah tarian yang sudah mengalami perkembangan sejak zaman primitif, biasanya masih sangat sederhana dan mementingkan norma-norma keindahan dalam bentuk standar. Kesenian rakyat Jawa Barat satu sama lain berbeda bentuk, fungsi dan nilai. Salah satu tari rakyat yang menarik untuk diteliti adalah seni Bangreng yang hidup dan berkembang beberapa dekade di daerah Sumedang.Penelitian ini dimaksudkan sebagai upaya mencari tahu tentang sejauh mana pengaruh Jaipongan terhadap seni Bangreng. Berdasarkan banyak dugaan bahwa tarian dalam seni Bangreng berupa gerak improvisasi, padahal seni Bangreng sesungguhnya memiliki pola gerak dan lagu yang spesifik. Untuk mengenal seni Bangreng secara utuh diperlukan penelitian agar terungkap bahwa seni Bangreng tidak sama dengan Jaipongan baik tarian, iringan, dan properti yang digunakan. Sampai sejauh mana pengaruh Jaipongan terhadap kemurnian seni Bangreng perlu diungkapkan sehingga diperoleh gambaran mengenai perubahan yang menyangkut nilai- nilai sebelumnya.Kata kunci: Jaipongan, tradisi, Sunda
APRESIASI SASTRA DALAM WAHANA TEATER DI KALANGAN PELAJAR (STUDI KASUS SEKOLAH DI KABUPATEN BOGOR) Yuyus Rustandi
E- ISSN : 2684-8
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.375 KB) | DOI: 10.33751/jurnal salaka.v3i2.4563

Abstract

Apresiasi sastra dan teater adalah kajian yang penting dalam melihat bagaimana perilaku manusia diungkapkan. Lingkup sastra yang selama ini hanya permainan kata ketika telah dituangkan ke dalam wahana teater menjadi multidimensi. Perkembangan ilmu pengetahuan alam yang sangat pesat meninggalkan pengaruh yang sangat hebat pada cara berpikir. Ilmu pengetahuan tersebut berusaha menguraikan kenyataan yang ada sampai kepada unsur yang paling kecil serta merumuskan hukumnya. Dengan demikian, kita mampu menangkap segala sesuatu secara mutlak. Cara berpikir demikian menimbulkan rasionalitas yang tinggi dan berlaku bagi berbagai bidang kehidupan. Namun demikian, kemajuan di satu sisi hanya dilandaskan pada sebatas kesejahteraan lahiriah dan jasmaniah. Untuk mencapai tingkat kehidupan yang tinggi, peserta didik hanya didasarkan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan dengan penerapannya yang praktis. Kata-kata kunci: apresiasi sastra; pelajar; wahana teater.
KRITIK PADA POSITIVISME DALAM NOVEL KHOTBAH DI ATAS BUKIT KARYA KUNTOWIJOYO (SUATU TELAAH FALSAFAH SASTRA) Prapto Waluyo; Yuyus Rustandi
E- ISSN : 2684-8
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.285 KB) | DOI: 10.33751/jurnal salaka.v2i1.1836

Abstract

ABSTRAKPositivisme muncul pada abad XIX. Pemikiran itu mengubah kehidupan manusia dan ilmu pengetahuan, bahkan seni. Hingga saat ini, pada dasarnya, positivisme masih menjadi bagian dalam kehidupan manusia. Ia terwujud dalam cara pandang manusia dan pola hidupnya. Novel Khotbah di Atas Bukit karya Kuntowijoyo adalah novel yang berupaya mengkritik pola hidup postivistik. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi novel Khotbah di Atas Bukit dalam mengkritik pola hidup positivistik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan filsafat sebagai pendekatannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola hidup positivistik itu diejawantahkan dalam hubungan antartokoh dan perilaku tokoh. Hubungan tokoh Barman dan Popi menunjukkan pola hidup positivistik yang meterialistik itu. Perubahan perilaku  tokoh Barman menjadi sosok yang religius tidak berimpak kehidupannya karena ia masih berpandangan meterialistik. Melalui tokoh Humam, novel ini melakukan kritik atas pola hidup yang positivistik itu. Kata kunci: positivisme, falsafah sastra, Khotbah di Atas Bukit, Kuntowijoyo
REPRESENTASI ETOS KERJA ORANG SUNDA DALAM UNGKAPAN DAN FOLKLOR SUNDA Yuyus Rustandi; Langgeng Prima Anggradinata
E- ISSN : 2684-8
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.852 KB) | DOI: 10.33751/jurnal salaka.v1i1.1146

Abstract

ABSTRAK Etos kerja orang Sunda direpresentasikan dalam ungkapan atau kosakata bahasa Sunda yang digunakan sehari-hari. Selain itu, folklor Sunda juga merepresentasikan etos kerja orang Sunda, misalnya cerita si Kabayan. Tulisan ini menganalisis representasi etos kerja orang Sunda dalam ungkapan dan folklor Sunda. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ungkapan yang kerap dituturkan oleh orang Sunda menunjukkan bahwa ungkapan-ungkapan yang dituturkan orang Sunda menunjukkan ekspresi kemalasan, misalnya ungkapan atau kosakata kumaha isuk, hoream, wanci pecat sawed, dll. Folklor si Kabayan merepresentasikan pula etos orang Sunda. Cerita itu menampilkan kembali dua tipe orang Sunda: (1) orang yang bekerja keras dan (2) orang yang malas. Cerita bermakna bahwa orang Sunda seharusnya bersikap sewajarnya; orang Sunda tidak boleh memiliki sifat malas dan ambisi yang tinggi karena keduanya sama-sama merugikan diri sendiri maupun orang lain. Dari ungkapan dan folklor tersebut terlihat representasi identitas dan dinamika orang Sunda dalam hal etos kerja. Kata kunci: etos kerja, orang Sunda, ungkapan, folklor, si Kabayan. 
OPTIMALISASI KEMAMPUAN BERBICARA DI DEPAN PUBLIK UNTUK PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DI YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL BASHRY KALAPANUNGGAL SUKABUMI Yuyus Rustandi
Jurnal Abdimas Gorontalo (JAG) Vol 5 No 1 (2022): Jurnal Abdimas Gorontalo (JAG), Mei 2022
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jag.v5i1.897

Abstract

Kemampuan berbicara di depan publik (Public Speaking) merupakan salah satu kompetensi penting yang harus dikuasai oleh hampir sebagian besar orang dengan profesi tertentu, tidak terkecuali seorang guru atau pengajar. Akan tetapi fakta di lapangan seringkali ditemukan kendala yang menghalangi penyampaian materi atau informasi yang belum maksimal. Hal ini tentu berpengaruh pada terserapnya pengetahuan dan wawasan yang sedang ditransfer kepada para siswa menjadi tidak maksimal atau juga kesalahan tafsir pemahaman oleh pendengar ketika memberikan pidato di depan publik. Pelatihan optimalisasi kemampuan berbicara di depan umum untuk peningkatan profesionalisme guru ini diselenggarakan di Yayasan Pendidikan Islam Al Bahshry secara dua tahap melalui luring dan daring. Adapun tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi para guru ketika berbicara di depan umum dan juga mengetahui startegi, tips, dan trik saat mengalami kendala dalam penyampaian materi atau informasi. Metode yang diterapkan dalam pelatihan adalah ceramah, tanya jawab, dan praktik baik secara langsung. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini memberikan pengetahuan, wawasan, dan kompetensi yang memang diperlukan oleh para guru di Yayasan Pendidikan Islam Al Bashry agar dapat menciptakan suasana pembelajaran yang komunikatif dan terserapnya informasi yang diberikan secara maksimal.