Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hegemoni Soeharto dalam Buku Komik Merebut Kota Perjuangan, 1 Maret 1949 Guruh Ramdani; Haries Marithasari; Renny Soelistiyowati
Jurnal Desain Vol 9, No 3 (2022): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jd.v9i3.12711

Abstract

Komik bisa dipergunakan untuk mengukuhkan kekuasaan suatu rezim melalui unsur-unsur teksnya, yaitu gambar, tulisan, balon kata, dan kotak teks yang dikonstruksi sedemikian rupa untuk mencapai maksud komunikasi tertentu, atau bisa dikatakan bahwa kekuasaan juga bekerja menanamkan pengaruhnya melelui komik untuk membentuk memori kolektif. Di Indonesia, salah satu komik yang mengartikulasikan hal ini adalah komik yang berjudul “Merebut Kota Perjuangan 1 Maret 1949, yang diterbitkan pada tahun 1985, yaitu komik sejarah merebut kembali kota Yogyakarta oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tangan Belanda yang ingin kembali berkuasa pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia (1945),  yang dikenal dengan peristiwa serangan umum 1 Maret 1949. Komik ini menampilkan hegemoni Letkol Soeharto pada masa perjuangan revolusi fisik tersebut. Soeharto merupakan Presiden Republik Indonesia pada saat komik ini diproduksi dan diedarkan. Ideologi yang dikonstruksi di sini menempatkan Soeharto sebagai tokoh sentral atau pahlawan yang paling berperan dalam peristiwa tersebut, sementara para pelaku sejarah lainnya yaitu para petinggi negara dan petinggi militer lainnya hanya diperlihatkan sebagai pelengkap cerita saja.
Penerjemahan metafora bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia dalam sebuah novel Absolute Power karya Baldacci dan terjemahannya Kekuasaan Absolute terjemahan Hidayat Saleh Renny Soelistyowati; Haries Marithasari; Guruh Ramdani
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 5, No 1 (2023): Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jsalaka.v5i1.8275

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis kesepadanan metafora dalam novel Absolute Power. Karya Baldacci dan terjemahannya kekuatan power diterjemahkan oleh Hidayat Saleh. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori metafora dan teori-teori terjemahan metafora. Metafora adalah bahasa figuratif yang padanannya belum tentu dapat ditemukan dalam bahasa sasaran.  Teori penerjemahan metafora digunakan untuk menganalisis terjemahan tersebut untuk mendapatkan penafsiran yang paling tepat. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan teori penerjemahan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa data di semua kalimat tidak berterima secara harfiah. Ketidakberterimaan disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian semantis dan semua data memiliki magna figuratif, yaitu makna yang padanannya belum tentu dapat ditemukan dalam bahasa sasaran.
Penerjemahan metafora bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia dalam sebuah novel Absolute Power karya Baldacci dan terjemahannya Kekuasaan Absolute terjemahan Hidayat Saleh Renny Soelistyowati; Haries Marithasari; Guruh Ramdani
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 5, No 1 (2023): Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jsalaka.v5i1.8275

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis kesepadanan metafora dalam novel Absolute Power. Karya Baldacci dan terjemahannya kekuatan power diterjemahkan oleh Hidayat Saleh. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori metafora dan teori-teori terjemahan metafora. Metafora adalah bahasa figuratif yang padanannya belum tentu dapat ditemukan dalam bahasa sasaran.  Teori penerjemahan metafora digunakan untuk menganalisis terjemahan tersebut untuk mendapatkan penafsiran yang paling tepat. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan teori penerjemahan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa data di semua kalimat tidak berterima secara harfiah. Ketidakberterimaan disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian semantis dan semua data memiliki magna figuratif, yaitu makna yang padanannya belum tentu dapat ditemukan dalam bahasa sasaran.