Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

EDUKASI DAN SOSIALISASI MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN UNTUK MENCEGAH VIRUS COVID-19 KEPADA SISWA DI SEKOLAH MIS ASTOFFAINA DESA SIDOMULYO KECAMATAN BIRU-BIRU Yayuk Putri Rahayu; Minda Sari Lubis; D. Elysa Putri Mambang
AMALIAH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 6 No. 1 (2022): Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LP2M UMN AL WASHLIYAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/ajpkm.v6i1.1365

Abstract

Berdasarkan deklarasi World Health Organization (WHO) tentang pandemi global COVID-19 yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia, maka salah satu gerakan pencegahan penularan COVID-19 adalah dengan memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun. Untuk mencegah penularan dan penyebaran virus COVID-19, maka perguruan tinggi berperan serta dal am melaksanakan pengabdian kepada masyarakat tentang pentingnya edukasi dan sosialisasi mencuci tangan menggunakan sabun, dan keterampilan mencuci tangan yang benar sesuai standar WHO kepada siswa di sekolah Yayasan Pendidikan Ar-Ridha, MIS Astoffaina, Desa Sidomulyo Kecamatan Biru-biru. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan tahapan: (1) Tahapan survey, kerjasama dengan mitra, dan menentukan tema kegiatan; (2) Tahapan persiapan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat (PKM); (3) Tahapan sosialisasi (penyampaian materi) dengan metode ceramah edukasi tentang pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun; dan (4) Pelatihan keterampilan cara mencuci tangan yang benar sesuai standar WHO. Setelah siswa mengikuti kegiatan PKM, pengetahuan siswa tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun meningkat menjadi 64-76%, dan keterampilan siswa tentang cara mencuci tangan sesuai standar WHO meningkat menjadi 60-72%, sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan PKM berhasil meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa dalam mencuci tangan yang benar sesuai standar WHO.
UJI EFEKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN MATOA (Pometia pinnata J.R Forst & G. Forst) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN Ummi Khairani Rambe; Haris Munandar Nasution; D. Elysa Putri Mambang; Rafita Yuniarti
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 2 No. 1 (2022): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.885 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v2i1.1371

Abstract

Daun Matoa (Pometia pinnata) diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder senyawa flavonoid, tanin dan saponin. Flavonoid merupakan zat yang dapat menghambat proses inflamasi, senyawa flavonoid disebutkan mempunyai efek antiinflamasi, antioksidan dan antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antiinflamasi ekstrak etanol daun matoa terhadap tikus putih jantan. Metode yang digunakan untuk pembuatan Ekstrak Etanol Daun Matoa (EEDM) adalah maserasi. Uji antiinflamasi EEDM dilakukan selama 5 jam menggunakan metode edema kaki menggunakan pletismometer digital. Penelitian ini dilakukan pada 25 ekor hewan uji yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan masing-masing terdiri dari 5 ekor tikus jantan. Sebagai kontrol negatif adalah suspensi CMC 0,5%, sebagai kontrol positif atau pembanding adalah Natrium diklofenak dengan dosis 4,5 mg/kgBB, kemudian sebagai uji efektivitas antiinflamasi adalah suspensi EEDM dengan dosis 50, 100, dan 200 mg/kgBB. Tingkat peradangan dan tingkat inhibisi radang dihitung dari data penelitian yang dianalisis secara statistik menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil efek antiinflamasi EEDM pada dosis 200 mg/kgBB menunjukkan persentase aktivitas inflamasi tertinggi. Hasil uji analisis data Tukey terhadap laju inflamasi menunjukkan bahwa EEDM 200 mg/kg BB tidak berbeda nyata dengan Natrium diklofenak dari 1 jam sampai 5 jam dengan p=0,412 (p>0,05), tetapi berbeda nyata dengan kontrol negatif p=0,000 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tikus putih jantan yang telah diinduksi karagenan 1% memberikan efek antiinflamasi pada EEDM dosis 50, 100, 200 mg/kgBB. Efek yang sama dengan Natrium diklofenak sebagai antiinflamasi terdapat pada EEDM dosis 200 mg/kgBB.
UJI EFEKTIVITAS ANALGETIK EKSTRAK ETANOL DAUN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) TERHADAP MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT Tasya Ardana; D. Elysa Putri Mambang; Gabena Indrayani Dalimunthe; Rafita Yuniarti
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 2 No. 1 (2022): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.23 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v2i1.1377

Abstract

Ekstrak etanol daun eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) memiliki kandungan kimia flavonoid, saponin, tanin, dan glikosida. Flavonoid berkhasiat sebagai analgetik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas analgetik ekstrak etanol daun eceng gondok dengan perbandingan dosis tertentu dan perbandingan metampiron. Metode yang digunakan adalah metode kimia dengan menggunakan induksi asam asetat 1% secara intraperitoneal yang menyebabkan iritasi berat pada mukosa membran rongga perut sehingga kaki tertarik kebelakang, badan memanjang dan bagian abdomen menyentuh dasar, gejala ini dinamakan geliat. Hewan uji yang digunakan adalah 25 ekor mencit putih jantan yang dikelompokan menjadi 5 kelompok, kelompok 1 diberikan CMC 0,5% (kontrol negatif), kelompok II diberi Metampiron 1% (kontrol positif), kelompok III, IV, dan Vdiberi ekstrak etanol daun eceng gondok (EEDEG) dengan dosis 300 mg/kg BB, 400 mg/kg BB, 500 mg/kg BB. Dihitung jumlah geliat selang waktu 5 menit selama 1 jam. Data persentase geliat di analisis dengan metode ANOVA (Analisis Variansi) dan Uji Turkey menggunakan program SPSS 20 (Statistical Program for the Social Sciences).. Hasil penelitian menunjukan EEDEG 300 mg/kg BB mempunyai persentaseefektivitas analgetik sebesar 22,30%, EEDEG dengan dosis 400 mg/kgBB sebesar 44,29%, sedangkan EEDEG dengan dosis 500 mg/kg BB sebesar 93,31%. Dari data tersebut dapat disismpulkan bahwa suspensi EEDEG dengan dosis 500 mg/kg BB mempunyai efektivitas analgetik yang paling baik.
UJI AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN SUNGKAI (Peronema canescens Jack.) TERHADAP MENCIT JANTAN (Mus musculus) Meylisa Pratami Br Sinaga; D. Elysa Putri Mambang; Minda Sari Lubis; Rafita Yuniarti
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 2 No. 1 (2022): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.947 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v2i1.1378

Abstract

Daun sungkai (Peronema canescens Jack.) telah digunakan sebagai obat tradisional dan diketahui mengandung senyawa metabolit yang berfungsi sebagai analgetika. Tujuan penelitian ini untuk melihat kandungan senyawa metabolit yang terkandung dalam daun sungkai serta melihat aktivitas analgesik dari ekstrak daun sungkai serta dosis tebaik untuk meredakan nyeri. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan variabel bebasnya dosis ekstrak daun sungkai dan variabel terikat yaitu jumlah geliat mencit jantan (Mus musculus). Pembuatan ekstrak dilakukan dengan maserasi. Skirining fitokimia dilakukan pada serbuk dan ekstrak daun sungkai. Pengujian aktivitas analgesik diberikan secara oral dalam bentuk suspensi yang diujikan pada mencit jantan. Pemberian perlakuan dibagi dalam lima kelompok, yaitu kontrol negatif dengan CMC 0,5%, kontrol positif dengan metampiron 1%, serta ekstrak etanol daun sungkai dengan dosis 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB dan 300 mg/kgBB kepada mencit putih yang telah diberi penginduksi asam asetat 1%. Pengujian dilakukan dengan melihat respon geliat yang diberikan mencit setiap 5 menit sampai 60 menit, kemudian dihitung persen daya analgesik dan persentase efektivitas analgesik, selanjutnya dilakukan analisis dengan metode one way ANOVA untuk mengetahui dosis terbaik ekstrak daun sungkai sebagai analgesik. Hasil yang didapatkan menunjukkan ekstrak etanol daun sungkai mengandung senyawa metabolit sekunder, yaitu flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin. Ekstrak etanol daun sungkai juga memiliki aktivitas sebagai analgetika dengan persentase daya analgetik pada dosis 100 mg/kgBB adalah 56,7%, 200 mg/kgBB sebesar 59,6% dan dan 300 mg/kgBB 66,2%. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan kesimpulan bahwa daun sungkai memiliki aktivitas analgesik dengan dosis terbaik adalah 300 mg/kgBB.
EDUKASI MAKANAN PROBIOTIK SEBAGAI IMUNOSTIMULAN KEPADA KELOMPOK IBU-IBU PENGAJIAN MUTMAINAH MESJID AR-RAHMAN DI KECAMATAN NAMORAMBE Yayuk Putri Rahayu; D. Elysa Putri Mambang; Dikki Miswanda
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2023): Volume 4 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i3.17865

Abstract

Probiotik merupakan bakteri baik yang dapat diperoleh dari hasil fermentasi makanan dengan menggunakan mikroorganisme baik. Makanan probiotik sangat baik untuk kesehatan dan dapat berfungsi sebagai imunostimulan dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Tujuan kegiatan PKM adalah memberikan pengetahuan edukasi tentang pentingnya makanan probiotik sebagai imunostimulan untuk meningkatkan imunitas tubuh kepada kelompok ibu-ibu pengajian Mutmainah di mesjid Ar-Rahman di kecamatan Namorambe. Metode yang digunakan dalam PKM ini adalah: (1) Penyuluhan (sosialisasi) ceramah pentingnya makanan probiotik sebagai imunostimulan untuk meningkatkan imunitas tubuh, dan (2) Pemberian pengetahuan berbagai jenis contoh makanan probiotik. Kegiatan dilakukan dengan beberapa tahap: (1) Tahapan survey, kerjasama dengan mitra, dan penentuan tema kegiatan; (2) Tahapan persiapan; (3) Tahapan penyuluhan, sosialisasi, dan edukasi penyampaian materi; dan (4) Tahapan penyampaian berbagai contoh jenis makanan probiotik. Hasil yang didapatkan dari kegiatan PKM ini adalah pengetahuan mitra peserta PKM tentang pentingnya makanan probiotik sebagai imunostimulan dalam meningkatkan daya tahan tubuh meningkat menjadi 77.78% dari rata-rata nilai pengetahuan 4.20 menjadi 7.47. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian PKM ini adalah (1) Peserta mitra menjadi mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya makanan probiotik sebagai imunostimulan dalam meningkatkan daya tahan tubuh, dan (2) Peserta mitra mendapatkan pengetahuan berbagai contoh jenis makanan probiotik
EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN GAMAL (Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes dan Escherichia coli Dina Veranika; D. Elysa Putri Mambang; Gabena Indrayani Dalimunthe; Rafita Yuniarti
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 3 No. 1 (2023): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/farmasainkes.v3i1.2373

Abstract

Daun gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth) mengandung senyawa fenolik dan metabolit sekunder yang memiliki efek antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metabolit sekunder yang terdapat pada serbuk simplisia dan ekstrak etil asetat daun gamal, serta mengkaji potensi antibakteri ekstrak tersebut terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Escherichia coli. Teknik yang digunakan adalah teknik eksperimental yang meliputi preparasi sampel, pemeriksaan makroskopis, pemeriksaan mikroskopis, karakteristik sampel, skrining fitokimia, pembuatan ekstrak, dan pengujian efektivitas antibakteri dengan metode difusi cakram. Data dari pengukuran diameter daya hambat dianalisis secara statistik dengan Uji ANOVA, dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis dan uji Duncan. Hasil pemeriksaan makroskopis menunjukkan daun berwarna hijau tua, lonjong, pangkal membulat, ujung runcing, panjang 7–9 cm dan lebar 3–4 cm. Hasil pemeriksaan mikroskopis serbuk simplisia menunjukkan kristal kalsium oksalat berbentuk prisma, rambut penutup uniseluler dan stomata anisositik. Hasil karakteristik simplisia menunjukkan kadar air 8%, kadar sari larut air 29,78%, kadar sari larut etanol 19,9%, kadar abu total 3,9%, dan kadar abu tidak larut asam 1,4%. Skrining fitokimia positif adanya alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, steroid, dan glikosida. Hasil uji efektivitas antibakteri ekstrak etil asetat menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak 70%, 80%, 90%, dan 100% merupakan konsentrasi yang efektif menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes, dan konsentrasi 80%, 90%, dan 100% merupakan konsentrasi yang efektif menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli, dengan nilai signifikansi p=0,006 (p<0,05). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak etil asetat daun gamal memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri Propionibacterium acnes dan Escherichia coli.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FORMULASI SEDIAAN GEL ANTIJERAWAT EKSTRAK ETANOL BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP BAKTERI Cutibacterium acnes Nadia Salsabilla; Yayuk Putri Rahayu; D. Elysa Putri Mambang; Minda Sari Lubis
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 3 No. 1 (2023): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/farmasainkes.v3i1.2375

Abstract

Biji pepaya (Carica papaya L.) merupakan bagian tanaman dari pepaya yang jarang dimanfaatkan. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa biji pepaya dapat digunakan sebagai antimikroba karena mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, dan terpenoid. Cutibacterium acnes merupakan salah satu bakteri aneorob gram positif yang dapat menyebabkan timbulnya peradangan jerawat. Sediaan gel dalam penggunaan obat antijerawat digunakanan karena pelarut lebih polar, mudah dibersihkan dari permukaan kulit dan tidak mengandung minyak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ekstrak biji pepaya dapat diformulasikan menjadi gel antijerawat dan mengetahui daya hambat sediaan gel terhadap pertumbuhan bakteri C. acnes. Ekstrak etanol biji pepaya dibuat menggunakan metode perkolasi dan diformulasikan menjadi gel antijerawat dengan variasi konsentrasi F1 (5%), F2 (7,5%) dan F3 (10%). Sediaan gel antijerawat kemudian dilakukan evaluasi fisik dengan uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji daya lekat, uji daya sebar, uji iritasi, uji kelembaban kulit, dan uji sineresis. Uji aktivitas antibakteri sediaan gel terhadap C. acnes. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol biji pepaya dapat diformulasikan menjadi sediaan gel, memiliki aroma khas biji pepaya, homogen, rentang pH 5,2-6,8, memiliki nilai viskositas, nilai daya sebar, dan nilai daya lekat yang baik, tidak mengiritasi, dapat melembabkan kulit, dan tidak terjadi sineresis selama pengujian. Sediaan gel memiliki aktivitas antibakteri terhadap C. acnes, yaitu konsentrasi 5% (17,73 mm), konsentrasi 7,5% (24 mm), konsentrasi 10% (24,96 mm) dengan interpretasi zona hambatnya masuk kedalam kategori resisten mendekati sensitif.
EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN MURBEI (Morus alba L) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli Dewi Firmayani; D. Elysa Putri Mambang; Rafita Yuniarti; Muhammad Pandapotan Nasution
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 3 No. 1 (2023): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/farmasainkes.v3i1.2376

Abstract

Secara alami, Indonesia merupakan rumah bagi tanaman Murbei (Morus alba L). Alkaloid, flavonoid, serta polifenol adalah bahan aktif utama murbei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa metsbolit sekunder yang terdapat dalam simplisia, ekstrak etamol daun murbei (Morus alba L.) Dan untuk mengethaui efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.) Terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental seperti pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, pemeriksaan karakteristik, sktining fitokimia, pengujian efektivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Melalui pemeriksaan makroskopis daun murbei ditemukan warna daun murbei segar berwarna hijau, berbentuk lonjong sampai hati, ujung meruncing, tepi bergerigi, tulang menyirip sedikit menonjol, permukaan atas dan bawah kasar, panjang 12 cm dan lebar 9 cm. Berdasarkan analisis mikroskopis, daun murbei mengandung kristal kalsium oksalat. Hasil penetapan kadar air simplisia daun murbei diperoleh 2,6%, penetapan kadar sari larut air serbuk simplisia 11,01%, kadar sari larit etanol 10,7%, penetapan kadar abu total 10,73%, kadar abu tidak larut asam 4,3%. Skrining fitokimia serbuk dan ekstrak simplisia daun murbei menunjukan adanya kandungan Alkaloid, Flavonoid, Tanin, Saponin, Steroid, dan Glikosida. Hasil uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.) Zona hambat bakteri Staphylococcus aureus dengan konsentrasi 70, 80, 90, dan 100% didapatkan rata-rata zona hambat 13,91, 13,95, 14,51 dan 16 mm.. Untuk daya hambat bakteri Escherichia coli dengan konsentrasi 70, 80, 90 dan 100% didapatkan rata-rata zona hambat 13,6, 14,05, 14,53 dan 16,3 mm.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SEDINGIN (Kalanchoe pinnata (Lam) Pers) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus dan Salmonella typhimurium Nofa Lismandaria; D. Elysa Putri Mambang; Haris Munandar Nasution; Yayuk Putri Rahayu
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 3 No. 1 (2023): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/farmasainkes.v3i1.2378

Abstract

Daun sedingin (Kalanchoe Pinnata (Lam) Per) merupakan tanaman obat yang sering digunakan oleh masyarakat di Sumatra, di Aceh. Daun sedingin memiliki khasiat sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sedingin (Kalanchoe Pinnata (Lam) Per) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhimurium. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental dengan meliputi pengumpulan sampel, pemeriksaaan makroskopik, pemeriksaan mikroskopik, pembuatan simplisia, pemeriksaan karakteristik, skrining fitokima, pembuatan ekstrak etanol, selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhimurium dengan metode difusi agar. Hasil pemeriksaan karakteristik makroskopik memberikan hasil bentuk daun bersudut empat, permukaan luas, warna hijau, bau khas dan rasa agak pahit. Hasil pemeriksaan mikroskopik, ditemukan fragmen hablur kalsium oksalat bentuk prisma, perenkim dengan hablur kalsium oksalat, parenkim dengan berkas pembuluh, epidermis bawah dengan stomata, dan epidermis atas dengan stomata. Hasil karakteristik simplisia diperoleh kadar air 2%, kadar sari larut dalam air 59,9%, kadar sari larut dalam etanol 13,5%, kadar abu total 3,6%, dan kadar abu tidak larut asam 1,33%. Skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak menunjukkan adanya kandungan alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, steroid/triterpenoid, dan glikosida. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sedingin pada bakteri Staphylococcus aureus memiliki diameter zona hambat lebih besar pada konsentrasi 100% dan 75% dibandingkan pada kosentrasi 25% dan 50% yaitu 6,35, dan 7,35 mm. Salmonella typhimurium pada konsentrasi 100%, dan 75% memiliki zona hambat lebih besar dari pada konsentrasi 25, dan 50% yaitu 7,58 dan 14,19 mm. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstral etanol daun sedingin memberikan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhimurium.
PERBANDINGAN DAYA HAMBAT TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus epidermidis ANTARA SERBUK SIMPLISISA KULIT DAUN & DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera(L.)Burm.f) Alma Dhita Shafira; Minda Sari Lubis; Gabena Indrayani Dalimunthe; D. Elysa Putri Mambang
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 3 No. 1 (2023): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/farmasainkes.v3i1.2379

Abstract

Bakteri Staphylococcus epidermidis merupakan satu dari tiga spesies bakteri gram positi Staphylococcus yang sering dijumpai. Staphylococcus epidermidis adalah flora normal pada kulit, saluran napas, dan saluran cerna manusia. Salah satu tanaman yang memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri yaitu tanaman lidah buaya (Aloe vera L.)Burm.f Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan daya hambat antara serbuk simplisia kulit daun dan daging daun lidah buaya terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Metode penelitian ini adalah metode eksperimental, dengan melakukanerbandingan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis antara serbuk simplisia kulit daun dan daging daun lidah buaya (Aloe vera (L.)Burm.f.,. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif berupa diameter zona hambat. enelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif yang bersifat memaparkan, menguraikan serta untuk mendapatkan gambaran daya hambat serbuk simplisia kulit daun dan daging daun lidah buaya terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa serbuk simplisia kulit daun lidah buaya pada konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, dan 50% termasuk kategori resistant (lemah). Begitu juga serbuk simplisia daging daun lidah buaya pada konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, dan 50% termasuk kategori resistant (lemah) dan serbuk simplisia keseluruhan bagian daun lidah buaya pada konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25% juga termasuk kategori resistant (lemah) sedangkan konsentrasi 50% termasuk kategori intermediate (sedang). Dapat disimpulkan bahwa serbuk simplisia kulit daun, daging daun serta kombinasi kulit dan daging daun lidah buaya memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan hanya sampel kombinasi kulit dan daging daun lidah buaya dengan konsentrasi 50% yang memiliki daya hambat terbesar.