Latar belakang: Sindrom koroner akut termasuk penyakit jantung koroner yang merupakan masalah kesehatan dengan angka morbiditas dan mortalitas tinggi di dunia. Dislipidemia aterogenik adalah salah satu faktor risiko kejadian sindrom koroner akut, yaitu tingginya kolesterol low density lipoprotein dibanding kolesterol high density lipoprotein, serta peningkatan kadar trigliserida. Castelli’s risk index-2 adalah rasio kadar kolesterol low density lipoprotein dan kolesterol high density lipoprotein, salah satu parameter lipid yang menjadi penanda risiko kejadian sindrom koroner akut. Tujuan: Mengetahui gambaran Castelli’s risk index-2 pada pasien sindrom koroner akut di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang tahun 2017-2018. Metode: Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi Klinik RSUP Dr. M. Djamil Padang pada September 2017-Oktober 2020. Hasil penelitian diperoleh dari data sekunder rekam medis, pengambilan data diambil secara total sampling. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dari penelitian ini berjumlah 70 pasien dengan diagnosis sindrom koroner akut di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode September 2017-September 2018. Hasil: Penelitian menunjukkan pasien sindrom koroner akut di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2017-2018 terbanyak pada laki-laki (71,43%), kelompok umur 56-65 tahun (42,86%), rerata kadar kolesterol LDL 108,86 mg/dL, dan rerata kolesterol HDL 35,71 mg/dL. Rerata Castelli’s risk index-2 pada keseluruhan subjek sebesar 3,27. Kesimpulan: Penderita sindrom koroner akut memiliki rerata kolesterol LDL lebih tinggi dari nilai optimal dengan rerata kolesterol HDL lebih rendah dari nilai optimal sehingga menyebabkan peningkatan Castelli’s risk index-2.