Ida Ayu Setyawati Sri Krisna Dewi
Universitas Pendidikan Ganesha

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DIAGNOSIS DAN PENDEKATAN TERAPI PASIEN PERITONITIS Putu Enrico Pramana Okaniawan; Ida Ayu Setyawati Sri Krisna Dewi
Ganesha Medicina Vol. 2 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/gm.v2i2.52053

Abstract

Abstrak Peritonitis merupakan inflamasi pada peritonium yang terdiri atas membran serosa yang melapisi rongga abdomen dan organ viseral di dalamnya dan merupakan suatu kegawatdaruratan yang dapat disertai dengan sepsis. Etiologi peritonitis bervariasi menurut lokasi geografis dan faktor lingkungan lokal dengan predisposisi genetik. Peritonitis berdasarkan luas infeksinya dibagi menjadi peritonitis lokalisata dan peritonitis generalisata. Sedangkan peritonitis berdasarkan penyebabnya dapat dibagi menjadi peritonitis primer, sekunder, dan tersier. Penyebaran agen infeksi secara hematogen menjadi mekanisme perkembangan peritonitis primer dan difasilitasi oleh gangguan pertahanan imun dari host. Pada pemeriksaan pencitraan, USG dan CT scan abdomen memainkan peran penting dalam diagnosis dan strategi terapeutik. Fokus utama manajemen adalah identifikasi dan pengobatan yang ditargetkan dari agen penyebab melalui antibiotik dan/atau intervensi bedah Abstract Peritonitis was an inflammation of the peritoneum which consists of a serous membrane that lines the abdominal cavity and the visceral organs in it and is an emergency that could be accompanied by sepsis. The etiology of peritonitis varies according to geographic location and local environmental factors with a genetic predisposition. Peritonitis based on the extent of infection was divided into localized peritonitis and generalized peritonitis. While peritonitis based on the cause could be divided into primary, secondary, and tertiary peritonitis. Hematogenous spread of infectious agents was the mechanism for the development of primary peritonitis and was facilitated by impaired host immune defense. In imaging studies, ultrasound and CT scan of the abdomen play an important role in the diagnosis and therapeutic strategy. The main focus of management was the identification and targeted treatment of the causative agent through antibiotics and/or surgical intervention.
PENYULUHAN PERAWATAN KAKI DIABETIK KEPADA PESERTA PROGRAM PROLANIS DI PUSKESMAS BULELENG II TAHUN 2022 I Gede Surya Dinata; Oka Udrayana; Ketut Suparna; Ida Ayu Setyawati Sri Krisna Dewi; Kadek Surya Candra Wijaya
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 12 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jwl.v12i1.51538

Abstract

Jumlah pengidap penyakit diabetes mellitus (DM) terus meningkat setiap tahun, seiring perubahan gaya hidup masyarakat global yang tidak sehat. Diperkirakan di seluruh dunia, lebih dari 500 juta orang dewasa hidup dengan DM. Peningkatan ini berdampak pada tingginya angka komplikasi DM, khususnya pada kaki akibat kerusakan pembuluh darah, saraf, gangguan system imun dan penyembuhan luka. Komplikasi DM pada kaki berupa adanya luka, infeksi, perubahan bentuk kaki yang sangat mengurangi kualitas hidup dan menjadi beban sosial dan kesehatan yang berat. Untuk itu diperlukan upaya pencegahan terjadinya komplikasi pada kaki pengidap DM untuk mencegah perburukan penyakit dan penurunan kualitas hidupnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan edukasi kepada pengidap penyakit DM, yang sebagian besar berobat ke Puskesmas sebagai peserta Prolanis, dengan metode penyuluhan dan diskusi dua arah. Edukasi dengan metode ceramah, dilaksanakan pada peserta Prolanis di Puskesmas Buleleng II, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan mampu melakukan tindakan perawatan kaki diabetic. Tanpa pemberian informasi yang baik, sehingga tidak memiliki pengetahuan yang benar, pengidap DM berisiko mengalami komplikasi pada kaki yang cukup serius, memerlukan perawatan di rumah sakit, bahkan kehilangan tungkai dan berakibat fatal.