Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal PRIMER (Prima Medical Journal)
Edlin -
Universitas Prima Indonesia
Biochemistry, Genetics & Molecular Biology Health Professions Immunology & microbiology Medicine & Pharmacology Public Health

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : PRIMER (Prima Medical Journal)

 1 
Tingkatan Umur Terbanyak untuk Resiko Osteoporosis di Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan Periode Tahun 2013 – 2016 Jenni Kristian Dachi; Adrian Khu; Edlin -; Yeni Puspawani; Juliana Lina; Hans Hotma Haposan Marpaung
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 7 No. 1 (2022): Edisi April
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/pmj.v7i1.2792

Abstract

Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan penurunan massa dan densitas tulang serta gangguan arsitektur tulang normal. Dengan berkurangnya kekuatan tulang, maka risiko terjadinya fraktur akan meningkat. World Health Organization (WHO) memasukkan osteoporosis dalam daftar 10 penyakit degeneratif utama di dunia. Tercatat bahwa terdapat kurang lebih 200 juta pasien di seluruh dunia yang menderita osteoporosis. Prevalensi osteoporosis di Indonesia sudah mencapai 19,7%. Usia memiliki peranan penting sebagai faktor resiko osteoporosis. Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) pada tahun 2007 melaporkan osteoporosis pada wanita usia di atas 50 tahun mencapai 32,3% dan pada pria di atas 50 tahun mencapai 28,8%. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain potong lintang. Populasi penelitian adalah pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan yang terdaftar sebagai pasien yang didiagnosis dengan osteoporosis. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik total sampling yaitu sebanyak 50 kasus. Pengambilan data menggunakan rekam medis. Uji data yang digunakan adalah statistik deskriptif untuk menentukan distribusi frekuensi variabel penelitian. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa perempuan menderita osteoporosis lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Mereka dengan indeks massa tubuh berlebih/ overweight paling banyak mengalami osteoporosis. Penderita osteoporosis paling banyak memiliki riwayat fraktur. Usia 60-69 tahun merupakan kelompok usia dengan kejadian osteoporosis terbanyak. Penderita osteoporosis perempuan paling banyak pada kelompok usia 50-59 tahun. Penderita osteoporosis yang overweight paling banyak terdapat pada kelompok usia 60-69 tahun. Penderita osteoporosis dengan adanya riwayat fraktur paling banyak pada kelompok usia 50-59 tahun.
PENGBlock pra Epidural Anestesia Edlin -; Mual Kristian Sinaga
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 7 No. 2 (2022): Edisi Oktober
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/pmj.v7i2.3158

Abstract

Backgrounds: Patients with hip fractures are common in geriatric patients. Severe pain often found in cases hip fracture, especially in sitting and tilt position. This complicate anesthetic procedures, especially in regional anesthesia such as epidural or spinal, and patient must positioned on side sitting position. Objective: implementing PENG block is to block nerve fibers in the articular branch supplied by femoralis, obturator and obturator accessory nerves area. PENG blocks performed postoperative pain relief for hip joint surgery or management posttraumatic pain associated proximal femoral/femoral head fractures which patients is unable to withstand pain when positioned sitting or tilted, it is often necessary to add general anesthetic to reduce pain. With the reason of avoiding general anesthesia, PENG block temporarily relieves pain, so patients could be positioned freely sitting or tilt. Case: This case report describes a 79-year-old woman with pelvic pain due to a fall. The patient only can lie down and cannot change position. Patient has history of hypertension, cardiac catheterization surgery and stroke. Discussion: patient given PENG block to minimize pain and positioned to a sitting position. Anesthesia followed by epidural anesthesia. Operation lasts approximately 5 hours. There were no complaints of pain during and after surgery. Mobilization can be done within 6 hours after surgery. Conclusion: The PENG block technique used in this case is able to minimize pain so that the patient can be positioned freely and allows regional anesthesia to be performed.
Co-Authors Adrian Adrian Hans Hotma Haposan Marpaung Jenni Kristian Dachi Juliana Lina Mual Kristian Sinaga Yeni Puspawani