Abstract This study aims to see the cutting force that occurs during the lathe machining process using two different types of aluminum specimens. The research data collection method uses sensor aids; there are three sensors: a load cell sensor for cutting force, a photoelectric counter module for rotation (rpm), and a thermocouple for feeding temperature. The results showed that each specimen tested had a different value in each test, such as testing on Pure Aluminum (Al 1100) specimens with a depth of cut of 0.3 mm and variations in rotation. It can be seen that the DCMT tool blade is greater than the cutting force DCGT chisel. The cutting force produced on the DCMT tool blade is 9.91N with a rotation of 90 rpm, and at 190 rpm the DCMT tool gets a force of 6.83N. Whereas in the Al 2024 specimen using the DCMT chisel, the highest cutting force was at 90 rpm rotation of 8.34N, and there was a decrease at 190 rpm rotation of 4.56N. For DCGT chisels using Al 1100 specimens, the highest cutting force results at 90 rpm rotation of 4.22N and a decrease in cutting force at 190 rpm rotation of 2.9N, and for the highest cutting force in Al 2024 specimens at 90 rpm rotation of 3.84N, experienced a decrease in cutting force at 190 rpm rotation of 3.2N. It can be concluded that the decrease in cutting force is influenced by the amount of rpm used because the vibration that occurs is also large. Keywords: Spindle speed, Cutting force, Tool insert. __________________________ Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat gaya potong yang terjadi pada saat proses pemesinan bubut dengan menggunakan 2 jenis spesimen aluminium yang berbeda. Metode pengambilan data penelitian menggunakan alat bantu sensor, ada tiga sensor yaitu sensor load cell untuk gaya potong, photoelectric counter module untuk putaran (rpm) dan thermocouple untuk temperatur pemakanan. Hasil penelitian menunjukan bahwa setiap spesimen yang di uji memiliki nilai yang berbeda disetiap pengujian, seperti pengujian pada spesimen Alumunium Murni (Al 1100) dengan kedalaman pemakanan (depth of cut) sebesar 0,3 mm dan variasi putaran, dapat diketahui pada mata pahat DCMT lebih besar gaya potong yang terjadi dibandingkan dengan pahat DCGT. Gaya potong yang dihasilkan pada mata pahat DCMT sebesar 9,91N dengan putaran 90 rpm dan pada putaran 190 rpm pahat DCMT mendapat gaya sebesar 6,83N. Sedangkan pada spesimen Al 2024 menggunakan pahat DCMT gaya potong yang tertinggi pada putaran 90 rpm sebesar 8,34N dan terjadi penurunan pada putaran 190 rpm sebesar 4,56N. Untuk pahat DCGT menggunakan spseimen Al 1100 hasil gaya potong yang tertinggi pada putaran 90 rpm sebesar 4,22N dan terjadi penurunan gaya potong pada putaran 190 rpm sebesar 2,9N, dan untuk gaya potong yang tertinggi pada spesimen Al 2024 pada putaran 90 rpm sebesar 3,84N, mengalami penurunan gaya potong pada putaran 190 rpm sebesar 3,2N. Dapat disimpulkan bahwasanya penurunan gaya potong dipengaruhi oleh besarnya rpm yang digunakan, karena getaran yang terjadi juga besar. Kata Kunci: Spindle speed, Gaya potong, Tool insert. __________________________