Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

JUMLAH ANGKA KUMAN DI RUANG ICU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABEPURA DAN RUMAH SAKIT DIAN HARAPAN KOTA JAYAPURA Asrianto Asrianto; Indra Taufik Sahli; Asrori Asrori; Risda Hartati; Afika Herma Wardani; Fajar Bakti Kurniawan
Jurnal Insan Cendekia Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Insan Cendekia September 2022
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35874/jic.v9i2.1094

Abstract

Pendahuluan: Infeksi silang dari pasien ke pasien atau dari petugas rumah sakit ke pasien merupakan bahaya konstan. Ini adalah salah satu penyebab terpenting morbiditas dan mortalitas terutama di ruangIntensive Care Unit (ICU) di seluruh dunia. Tujuan:penelitian ini untuk mengamati angka kuman di ruang ICU Rumah Sakit RSUD Abepura dan Dian Harapan. Metode: penelitian ini adalah penelitiananalitik metode observasi laboratorium untuk mengetahui jumlah angka kuman di ruang ICU RSUD Abepura dan RS Dian Harapan Kota Jayapura. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yaitu di RS Abepura dan RS Dian Harapan, sebanyak 1 ruangan dengan titik pengambilan sebanyak 5 titik pengambilan pada pagi hari dan sianghari. Tahapan penelitian ini di mulai dengan meletakan cawan petri yang berisi media PCA dan menghitung jumlah total angka kuman diruang ICU Rumah Sakit Abepura dan RS Dian Harapan. Hasil Penelitian: di RS Abepura jumlah indeks angka kuman pada ruang ICU pada pagi hari sebesar 40,4 CFU/M³, dan pada siang hari sebesar 34,8 CFU/M³. Sedangkan hasil penelitian di RS Dian Harapan pada ruang ICU pada pagi hari sebesar 41,4 CFU/M³, dan pada siang hari sebesar 77 CFU/M3. Kesimpulan: ruang ICU di RSUD Abepura dan RS Dian Harapan masih memenuhi syarat sesuai dengan baku mutu Permenkes no. 7 tahun 2019.
DANDRUFF YANG DISEBABKAN JAMUR DAN FAKTOR RISIKO KEJADIAN PADA MAHASISWA TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS POLTEKKES KEMENKES JAYAPURA Afika Herma Wardani; Risda Hartati; Rina Purwati; Asrianto Asrianto; Asrori Asrori; Milka Pudja Leady Lilian Mehue
Jurnal Insan Cendekia Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Insan Cendekia September 2022
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35874/jic.v9i2.1096

Abstract

Dandruff adalah kondisi non-inflamasi yang ditandai dengan sisik putih hingga kekuningan yang terkelupas pada kulit kepala. Dandruff dapat disebabkan oleh faktor mikroba maupun non-mikroba. Malassezia adalah genus jamur flora normal pada kulit manusia dan sekaligus menjadi agen etiologi dandruff. Ada beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi adanya dandruff, seperti perawatan rambut dan penggunaan hijab. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian dandruff yang disebabkan oleh jamur. mengetahui faktor risiko penggunaan hijab dan jenis kelamin terhadap kejadian dandruff. Isolasi jamur dilakukan dengan media sabouraud dextrose agar. Identifikasi jamur dilakukan melalui pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis dengan pewarnaan lactophenol cotton blue. Faktor risiko penggunaan hijab dan jenis kelamin terhadap kejadian dandruff dianalisis dengan uji Chi square. Dari 49 responden, 9 responden tidak terdapat dandruff dan 40 responden terdapat dandruff. Dari 40 sampel dandruff, sebanyak 14 sampel dandruff ditemukan adanya jamur, yaitu Malassezia pachydermatis sebanyak 50,0%, M. restricta 27,8%, M. globosa 5,6%, M. sympodialis 5,6% dan Trichophyton mentagrophytes sebanyak 11,1%. Berdasarkan analisis statistik, terdapat hubungan antara penggunaan hijab terhadap kejadian dandruff. Kejadian dandruff lebih banyak terjadi pada responden tidak berhijab. Faktor perawatan rambut dan paparan sinar matahari, debu dan kotoran dapat mempengaruhi kejadian dandruff. Untuk faktor jenis kelamin tidak terdapat hubungan dengan kejadian dandruff.
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO PADA ANAK SD YPK WIBONG DI KAMPUNG TABLANUSU DISTRIK DEPAPRE Fajar Bakti Kurniawan; Afika Herma Wardani; Rudolfo Tubalawony; Yulianus Wima Krisna Alfreda
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.16978

Abstract

ABSTRAKGolongan darah penting karena terkait dengan keberhasilan transfusi, transplantasi, dan kelainan genetik. Mayoritas siswa SD YPK Wibong di Desa Tablanusu, Kecamatan Depapre, tidak mengetahui golongan darahnya. Karena pemahaman tes golongan darah itu penting, maka pemeriksaan golongan darah dan rhesus wajib bagi siswa kelas I-IV di YPK Wibong. Strategi Konseling dan tes golongan darah digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini. Sebanyak 57 siswa mengikuti pemeriksaan golongan darah. Hasil pengabdian kepada masyarakat bergolongan darah A 12,5%, golongan darah B 25%, golongan darah AB 3,5%, dan golongan darah O 59%. Pemeriksaan rhesus mengungkapkan bahwa semua siswa memiliki rhesus positif (Rh+). Layanan ini dapat berfungsi untuk meningkatkan kesadaran golongan darah dan pentingnya mengetahui golongan darah seseorang. Hasil pengabdian masyarakat untuk golongan darah A sebesar 12,5%, golongan darah B sebesar 25%, golongan darah AB sebesar 3,5%, dan golongan darah O sebesar 59%. Pemeriksaan rhesus mengungkapkan bahwa semua siswa memiliki rhesus positif (Rh+). Proyek pengabdian ini dapat berfungsi untuk meningkatkan kesadaran golongan darah dan pentingnya mengetahui golongan darah seseorang. Kata kunci: darah; ABO; rhesus; siswa Blood type is significant since it is linked to the success of transfusions, transplants, and genetic disorders. The majority of students at SD YPK Wibong in Tablanusu Village, Depapre District, are unaware of their blood type. Because understanding ABO and rhesus blood groups is important, blood groups and rhesus must be examined for students in grades I-IV at YPK Wibong. The strategy used in this community service project is counseling and examination of each student's ABO and rhesus blood groups. 57 pupils took part in the blood group examination. Community service results in blood type A 12.5%, blood type B 25%, blood type AB 3.5%, and blood type O 59%. The rhesus examination revealed that all students had positive rhesus (Rh+). This service can serve to improve blood type awareness and the importance of knowing one's blood type. Community service outcomes for blood group A are 12.5%, blood group B are 25%, blood group AB are 3.5%, and blood group O are 59%. The rhesus examination revealed that all students had positive rhesus (Rh+). This service project can serve to improve blood type awareness and the importance of knowing one's blood type. Keywords: blood; ABO; rhesus; students