Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

The use of social media in the creation of personal learning environment during the #studyfromhome period Ni Ketut Agusintadewi; Ni Made Mitha Mahastuti; Kadek Agus Surya Darma; Anak Agung Ngurah Aritama
Journal of Education and Learning (EduLearn) Vol 15, No 1: February 2021
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (734.243 KB) | DOI: 10.11591/edulearn.v15i1.17851

Abstract

Due to the Covid-19 outbreak in Indonesia the Government urged students and lecturers to conduct the learning process from home through an online system called #studyfromhome. The architecture undergraduate students in this study were millennial students who used digital technology on a daily basis. This study was conducted to determine the role of social media, as well as millennial students’ preferences and feedback on the use of social media as learning tools to create a personal learning environment (PLE). Questionnaires were distributed online to students of Class of 2017 and 2018, out of whom 115 respondents provided their feedback. The results of the study showed that the students of the Architecture Study Program at Udayana University in Bali were fond of using social media especially audio-visual applications for learning activities. In addition, very positive feedback was also provided in terms of knowledge sharing and creativity, acquisition of information, and submission of assignments. Social media were considered more student-friendly. This condition was relevant to the characteristics of the millennial students who were independent learners, and facilitated the creation of PLE. Dealing with the new approach, the students hoped that social media could be used in a better manner as architecture learning platforms.
PENGARUH ATURAN TRADISIONAL TERHADAP BERTAHANNYA BENTUK KAWASAN (Studi Kasus : Kawasan Geopark Batur) Anak Agung Ngurah Aritama; Gde Bagus Andhika Wicaksana
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 5 No. 2 (2017): Desember, 2017
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.659 KB) | DOI: 10.22225/undagi.5.2.411.33-40

Abstract

ABSTRAK Desa Buahan, terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, merupakan salah satu bagian dari Geopark Batur. Geopark ini merupakan bagian dari Global Geopark Networks yang didukung oleh UNESCO. Kondisi alamnya masih sangat indah, semua panorama Batur Geopark menghampar akibat bentukan dari kaldera Batur. Pemandangan Ini bisa dilihat dari satu lokasi terbaik dengan akses mudah, yaitu Penelokan. Ini adalah salah satu panorama keunggulan dan pesona kawasan kaldera Batur untuk menjadi salah satu warisan penting dalam bidang geopark yang terkemuka di dunia. Pandangan terbaik dari sudut yang diperoleh dari Penelokan, satu sudut pandang di selatan kaldera. Tentu saja, semua keindahan yang terkandung dalam geopark ini memiliki tantangan dalam manajemen. Kita diwajibkan mewujudkan kawasan geopark Batur menjadi kawasan yang memiliki konsep pembangunan berkelanjutan. Dalam tulisan ini kami menggambarkan pengaruh peraturan tradisional ketekunan geopark tata ruang. Mengumpulkan data dalam tulisan ini menggunakan literatur search library / open dan jurnal yang ada terkait materi pembangunan berkelanjutan, survey dan pencarian melalui internet. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa alat seperti alat perekam gambar dan suara dan alat tulis lainnya. Kata Kunci : peraturan tradisional, ketahanan spasial ABSTRACT Buahan village, is located in District Kintamani, Bangli regency, Bali, is a small part of Batur Geopark. Batur Geopark is a part of Global Geopark Networks there is supported by UNESCO. Natural conditions are still very beautiful, all of panoramas Batur Geopark consisted by Batur caldera. It is can see from one the best view with easily acces, that is Penelokan. It is one of excellence and charm panorama of Batur caldera region to become one of the important capital of the geological heritage of the landscape in terms of the world geopark region. The best view of the angle obtained from Penelokan, one point of view in the southern of the caldera. Of course, all the beauty contained in this geopark has a challenge in management. We are obliged to realize the Batur geopark region to be the region that has the concept of sustainable development. In this paper we described the influence of the traditional rules of the persistence of spatial form geopark. Collecting data in this paper uses a literature search library / open and existing journals related material sustainable development, survey and search through the internet. In this study the authors use several tools such as image and sound recording equipment and other stationery. Keywords: traditional rules, persistence of spatial
Karakteristik Penanda Fungsi di Koridor Jalan Wage Rudolf Supratman, Kota Denpasar Anak Agung Ngurah Aritama; Ni Putu Ratih Pradnyaswari Anasta Putri
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 6 No. 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1764.744 KB) | DOI: 10.22225/undagi.6.2.1020.66-74

Abstract

Expansion various kinds of activities that support the development of a region's development, including economic activities, trade, services, government, education, and other activities. These expansion have led to urban centers of activity the city on the city corridor. The appearance can be in the form of the development of various forms of functions that are accommodated such as shops, shop houses, offices, and shopping centers that are spread linearly along the city corridor. The existence of each function and activity center along the city corridor will utilize various forms of signage and promotional media. Signage and promotional media have an important role to show the existence as well as an advertising agency in advertising to promote products. However, along with the growth and complexity of city activities, the existence of signage and promotional media often cause various visual problems and face the corridor of the region. Looking at the phenomena that occur, the researchers are interested to making the research topic with the characteristics of signage and promotional media. The object of this signage research is focused at the corridor of Wage Rudolf Supratman Street, Denpasar City. Berkembanganya berbagai macam kegiatan yang mendukung perkembangan pembangunan suatu kawasan, diantaranya kegiatan ekonomi, perdagangan, jasa, pemerintahan, pendidikan, dan kegiatan lainnya. Perkembangan tersebut telah memunculkan pusat-pusat kegiatan/aktivitas perkotaan yang berpusat pada koridor kota. Kemunculan tersebut dapat berupa berkembangnya berbagai macam bentuk fungsi yang terakomodasi diantaranya berupa pertokoan, ruko, perkantoran, maupun pusat perbelanjaan yang tersebar linear sepanjang koridor kota. Keberadaan tiap-tiap fungsi dan pusat kegiatan di sepanjang koridor kota akan memanfaatkan berbagai macam bentuk penanda fungsi dan media promosi. Penanda fungsi dan media promosi ini memiliki peranan penting untuk menunjukkan eksistensi sekaligus sebagai agen reklame dalam mengiklankan produk-produk yang dipasarkan. Akan tetapi seiring dengan perkembangan dan tingkat kompleksitas kegiatan kota, keberadaan penanda fungsi dan media promosi kerapkali menimbulkan berbagai permasalahan terkait visual dan wajah koridor kawasan. Melihat fenomena yang terjadi tersebut, maka peneliti berminat untuk menjadikan topik penelitian pemula dengan tajuk karakteristik penanda fungsi dan media promosi. Objek penelitian penanda fungsi ini difokuskan di koridor kawasan Jalan Wage Rudolf Supratman, Kota Denpasar.
Identifikasi Bentuk dan Karakteristik Rumah Tradisional Desa Bungaya, Karangasem, Bali: Identifikasi Bentuk dan Karakteristik Rumah Tradisional Desa Bungaya, Karangasem, Bali A.A. Ngurah Aritama; I Wayan Wiryawan
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 8 No. 2 (2020): UNDAGI : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/undagi.8.2.2913.65-71

Abstract

Bungaya village is one of the ancient Balinese villages that has a heritage in the form of a traditional settlement environment. As part of the settlement, traditional houses in the village of Bungaya have developed in their physical form and function. This research will explain the identification of forms and characteristics of traditional houses in Bungaya village. The method used in this research is qualitative with descriptive and exploratory approaches. The results of this study are in the form of pictures of traditional house layouts and their development over time. Based on the results of the study, it was found that there had been a change in physical form and the addition of new functions besides housing in traditional houses in Bungaya village, Karangasem Regency. Keywords: Identification; Form; Traditional house, Bungaya village
PENANDA FUNGSI DAN MEDIA PROMOSI DI KORIDOR JALAN HAYAM WURUK, DENPASAR Anak Agung Ngurah Aritama
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 3 No 3 (2016): Oktober 2016
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.475 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2016.v03.i03.p04

Abstract

The installation of signage serves numerous functions and is now an integral part of commercial development, transport and other urban uses. In addition it is frequently located to promote information driven by political, economic, social and directional purposes. The phenomenon raised within this article is the uncontrolled presence of urban signage to a level that ruins the image of a town, as is observed when one walks along the Hayam Wuruk Corridor of Denpasar Kota. The article focuses on the comprehension of factors leading to the overall lack of control that generates such chaotic effects. In achieving this objective, the following article is organized into four sub sections. First, the abstract briefly explains the structure and organization of the presentation. Second, the introduction outlines the overall context of the problem and the choice of the Hayam Wuruk Corridor as the selected case study. The third section contains an explanation of the meaning, function and type of signage found along the Corridor. The fourth section demonstrates in a great detail, the underlying factors in the organization of urban signage and the criteria that allow functional requirements to be met without ruining environmental considerations. Thus the urban image the Denpasar Kota is keen to maintain can be respected. The last section synthesizes key elements in the paper and suggests potential outcomes. Keywords: urban signage; urban image; type, meaning and function of the urban signage. Abstrak Seiring perkembangan waktu, keberadaan penanda fungsi dan media promosi pada koridor kawasan menimbulkan berbagai permasalahan terkait visual dan wajah kota. Begitu pula yang terjadi pada koridor Jalan Hayam Wuruk di Kota Denpasar. Koridor jalan ini merupakan salah satu koridor dengan aktivitas komersial dan perdagangan yang cukup sibuk. Berdasarkan hasil pengamatan, kondisi penanda fungsi dan media promosi pada koridor tersebut tidak tertata dengan baik. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menemukan faktor-faktor yang menyebabkan sejumlah permasalahan tersebut. Pendekatan yang dilakukan melalui metode kualitatif dengan didukung oleh studi kepustakaan yang relevan dengan topik penelitian. Artikel ini terdiri atas empat sub pokok bahasan. Bagian abstrak memuat poin-poin penting mengenai artikel ini. Bagian kedua memaparkan pokok-pokok permasalahan serta gambaran umum mengenai tiga segmen dari koridor yang diteliti. Bagian ketiga berisikan penjelasan mengenai pengertian, fungsi dan jenis penanda fungsi dan media promosi; dan faktor-faktor yang menyebabkan permasalahan pada penanda fungsi dan media promosi tersebut. Bagian keempat memuat kesimpulan hasil studi.
Penanganan Bencana Pohon Tumbang dalam Konteks Manajemen Perkotaan di Kabupaten Badung Anak Agung Ngurah Aritama; I Made Agus Dharmadhiatmika
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Vol 3 (2019): Edisi Khusus 1 : Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26151847.v3i0.5189

Abstract

Potensi bencana pohon tumbang yang kerapkali terjadi di kawasan perkotaan menjadi topik yang dibahas pada penelitian ini. Sebagai kawasan dengan kepadatan yang cukup tinggi dengan populasi manusia yang ada di dalamnya, kawasan kota menjadi wilayah yang sangat rentan jika terjadi bencana. Potensi bencana pohon tumbang di lingkungan perkotaan dikategorikan cukup tinggi dikarenakan setiap tepi jalan di perkotaan selalu diisi oleh pohon perindang. Dalam penelitian ini akan dibahas strategi penanganan bencana pohon tumbang dalam konteks perencanaan dan manajemen perkotaan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang dilakukan di Kabupaten Badung. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga strategi dalam meminimalisir bencana pohon tumbang yakni perencanaan dan penempatan, pemeliharaan dan perawatan, terakhir pemangkasan dan pemotongan pohon.
IDENTIFICATION OF GREEN ARCHITECTURAL CHARACTERISTICS OF TENGANAN PEGRINGSINGAN VILLAGE, KARANGASEM, BALI Anak Agung Ngurah Aritama; Gede Windu Laskara; Made Wina Satria
ASTONJADRO Vol. 11 No. 2 (2022): ASTONJADRO
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/astonjadro.v11i2.6770

Abstract

Tenganan Pegringsingan village is one of most Bali Aga villages that located at Karangasem Regency, Bali. This village has a variety of vernacular buildings especially a settlement building. The settlement buildings that is a traditional houses are dwelling that still maintain pattern and shape of the building in the past. In this article will discuss about characteristics of green architecture in vernacular architecture and the genius that applied by people to response the environmental issues. Research using qualitative descriptive method by collecting data through field observations on vernacular building objects followed by a drawing of the object. The result of this research show that there four characteristics of green architecture on vernacular buildings at Tenganan village including aspects of land use, energy efficiency, water conservation, and cycles and material sources.
Pemetaan dan Identifikasi Kegiatan Masyarakat di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik di Kota Denpasar Anak Agung Ngurah Aritama; Ni Made Mitha Mahastuti
E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP Vol.8, No.2, Oktober 2022
Publisher : Prodi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JAL.2022.v08.i02.p12

Abstract

Keberadaan ruang terbuka publik di areal perkotaan menjadi isu yang sangat krusial, hal ini berkaitan dengan pembangunan kota yang semakin pesat. Kota Denpasar sebagai pusat aktivitas kota serta pusat ekonomi dan pemerintahan di provinsi Bali mengalami kemajuan yang cukup pesat. Kemajuan pembangunan ini menimbulkan permintaan lahan yang cukup tinggi yang pada akhirnya mengurangi porsi dan luasan ruang terbuka hijau. Pada artikel ini akan mencoba mengidentifikasi dan memetakan ruang terbuka hijau di Kota Denpasar. Selain identifikasi juga akan dilihat aktivitas masyarakat yang dilakukan pada RTH publik kota. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, pada tahap pertama dilakukan penelusuran peta melalui bantuan pihak ketiga. Pada tahapan berikutnya akan dilakukan survei lapangan dengan mengunjungi objek untuk mengetahui signifikansi aktivitas dengan menggunakan instrumen google form. Hasilnya berupa sebaran dan luasan RTH publik di Kota Denpasar, analisis kegiatan yang dilakukan di RTH publik, serta preferensi pemilihan RTH publik yang dikunjungi oleh masyarakat Kota Denpasar.
Bentang Budaya dan Orientasi Spasial di Bali Timur I Dewa Gede Agung Diasana Putra; I Made Adhika; Anak Agung Ngurah Aritama; Anak Agung Gede Bagus Udayana
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 38 No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v38i2.2217

Abstract

Covid-19 has tremendously impacted global daily life and the built environment, particularly in tourist places' pleasure. Modern architectural practices, such as planning tourist sites, must display new patterns while updating current ones to control contagious diseases efficiently. Polarity is a spiritual concept in Bali that focuses on the impact of nature and geography on traditional Balinese societies. The island's natural environment influences traditional Balinese beliefs and practices on the propriety of specific architectural types and space layouts. According to this theory, the universe was created by colliding two opposed poles. It makes some suggestions for improving the layout of rural villages. This architecture can be seen on the Indonesian island of Bali at several major tourist spots, most notably in the island's eastern area. Despite this, the Covid-19 pandemic underscored the significance of virus prevention in building design, particularly tourist-oriented hotels. Architects, designers, environmentalists, and others in the tourism industry face several challenges while creating and building environmentally sustainable tourist facilities. The study's goal was to see if the traditional architectural principles of eastern Bali could be leveraged to create a tourism facility template that would allow the hospitality industry to meet the demand for new, effective layouts and layout variants. As a result, the villages in eastern Bali that have preserved their old practices have contributed significantly to our understanding of what it means to be a modern human. Professionals can use historical knowledge to build resilient patterns and configurations even when confronted with modern threats, such as viral attacks on famous tourist locations. This study refuted several long-held ideas in light of the Covid -19 results.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KENYAMANAN TERMAL RUMAH TRADISIONAL DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN Anak Agung Ngurah Aritama
Jurnal PATRA Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Patra Mei 2023
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v5i1.461

Abstract

Dewasa ini, arsitektur memiliki tuntutan lain dalam mengakomodasi kebutuhan dan kegiatan manusia yaitu berkaitan dengan aspek kenyamanan ruang. Karena tidak didesain oleh arsitek sebagai perancang profesional, pengamatan pada rumah tradisional ini menjadi menarik terutama berkaitan dengan perspektif pengguna terhadap bangunan yang telah diwariskan turun menurun. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat kenyamanan termal ruang dan bangunan yang ada pada rumah tradisional di Desa Tenganan Pegringsingan serta faktor yang berpengaruh pada kenyamanan termal rumah tradisional tersebut. Penelitian ini memakai mix method dengan analisis data menggunakan simulasi Building Performance System. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal suatu ruang yaitu faktor iklim/klimatik dan faktor parameter manusia/persepsi. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kenyamanan termal adalah suhu, kelembapan, kecepatan angin dan intensitas pencahayaan. Sistem konstruksi dan material alam juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kenyamanan termal suatu rumah tradisional.