p-Index From 2019 - 2024
1.323
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal e-Komunikasi
Daniel Budiana
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Brand Personality pada Konten Iklan Meta Inc. versi “The Metaverse and How We’ll Build it Together” Regina Sydney Rosalind; Astri Yogatama; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 10, No 2 (2022): VOL 10, NO 2 SEPTEMBER 2022
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meta company, yang sebelumnya bernama Facebook, meluncurkan produk teknologi baru yang dinamai Horizon Worlds dan Horizon Workrooms. Sebagai produk baru, perusahaan membutuhkan aktivitas komunikasi pemasaran untuk menjual produknya. Salah satu strategi yang digunakan adalah menggunakan kampanye periklanan dengan media video sebagai alat untuk memperkenalkan produk baru. Video juga menjadi sarana bagi sebuah merek untuk menampilkan brand personality perusahaan. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan 5 (lima) dimensi brand personality dari Aaker (1997), yaitu sincerity, excitement, competence, sophistication, dan ruggedness sebagai objek penelitian, dari Metaverse versi Meta melalui video iklan “The Metaverse and How We’ll Build it Together” sebagai subjek penelitian. Unit analisis yang digunakan adalah 13 chapters dari video tersebut yang diunggah di YouTube. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode analisis isi kualitatif deduktif. Berdasarkan hasil penelitian, 4 (empat) dimensi brand personality Metaverse versi Meta ditemukan, yaitu sincerity, excitement, competence, dan ruggedness. Video iklan Meta menggunakan cara penyampaian storytelling agar dapat menyentuh perasaan publik dan lebih menerima pesan komunikator. Hasil penelitian ini memperlihatkan Metaverse versi Meta menggunakan brand personality untuk menjalankan fungsi Marketing Public Relations dalam meningkatkan penjualan produk, melalui dikenali oleh publik dengan mengeluarkan persona brand agar pesannya diterima, serta membangun keterikatan emosional dengan publik yang akhirnya membangun kepercayaan pada brand.
Representasi Kritik Sosial dalam Video “DPR – Musikal” di Channel YouTube SkinnyIndonesian24 Frado Theo; Ido Prijana Hadi; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 10, No 2 (2022): VOL 10, NO 2 SEPTEMBER 2022
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kritik sosial merupakan salah satu cara masyarakat untuk dapat mengungkapkan isi hati mereka terhadap pemerintah. Kritik sosial bisa disampaikan lewat media apapun, salah satunya media sosial. Media sosial yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah YouTube. Dengan YouTube, masyarakat dapat mengekspresikan kritik dengan tetap memperhatikan Undang-Undang yang ada. Salah satu video kritik sosial yang ada di YouTube adalah video DPR – Musikal pada channel SkinnyIndonesian24. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penggambaran kritik sosial dalam video “DPR – Musikal”. Video ini mengungkapkan ada beberapa faktor mengapa lembaga DPR tidak dapat berkembang secara bebas. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Metode yang penulis gunakan adalah semiotika milik John Fiske dengan 3 level yakni level realitas, level representasi dan level ideologi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kritik sosial mengenai politisi muda mendapat perhatian khusus, anggota DPR identik dengan “proyek”, “bisnis” dan uang, anggota DPR berpikir secara realistis, serta anggota DPR terdiri dari dua kubu yang berbeda.
Resepsi Perempuan terhadap Konsep Kecantikan pada Kampanye Somethinc #YourOnlyLimit di Instagram Angelique Diamannov Widodo; Astri Yogatama; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 10, No 2 (2022): VOL 10, NO 2 SEPTEMBER 2022
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk melihat penerimaan informan terpilih terkait dengan pesan kampanye yang disampaikan oleh Somethinc melalui kampanye #YourOnlyLimit yang dilakukan pada media sosial Instagram. Kampanye tersebut dilakukan untuk mengubah suatu konsep kecantikan yang ada di masyarakat, sehingga kampanye yang dilakukan ini memiliki jenis kampanye ideological or caused campaigns. Kecantikan dipandang oleh masyarakat sebagai sesuatu yang penting, yang diukur melalui suatu standar yang berlaku di masyarakat. Karena standar yang berlaku di masyarakat. Oleh karena standar yang berlaku tersebut, terdapat banyak orang yang menjadi tidak percaya diri. Bahkan dengan adanya hal tersebut banyak orang di masyarakat melakukan hal ekstrem seperti bunuh diri, hanya karena ia dinilai tidak sesuai dengan standar oleh orang – orang disekitarnya. Sehingga ia terganggu secara mental dan lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya. Maka, brand kecantikan Somethinc ingin mendobrak pandangan tersebut dengan membuat kampanye #YourOnlyLimit yang ingin menyampaikan sebuah konsep kecantikan yaitu, “be unstoppable because you’re #YourOnlyLimit”. Somethinc berharap melalui kampanye dan peluncuran produk tersebut masyarakat dapat terlepas dari standar kecantikan yang berlaku dengan menyampaikan tiga pesan besar yaitu unstoppable, unbreakable, unconditional. Penelitian ini menggunakan metode analisis resepsi dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan menerima pesan kampanye Somethinc dengan memaknai pesan tersebut secara dominant dan negotiated. Pada penelitian ini menemukan bahwa hasil penerimaan oleh informan tersebut dipengaruhi oleh banyak hal seperti field of experience dan menghasilkan struktur sikap (kognitif, afektif, konatif). Oleh karena itu penerimaan pada kampanye ini adalah dominant dan negotiated. Dimana mereka menerima pesan kampanye yang disampaikan, namun mereka juga berkompromi terhadap pesan tersebut.
Konten Brand Attribute dalam Instagram RANS PIK Basketball Grazindy Clarisa Armand; Jandy Edipson Luik; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 10, No 2 (2022): VOL 10, NO 2 SEPTEMBER 2022
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan brand attribute yang dilakukan oleh klub basket RANS PIK Basketball. Instagram adalah salah satu media sosial untuk dapat melakukan komunikasi pemasaran. Penelitian ini menggunakan analisis isi kuantitatif. Unggahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah unggahan yang dibagikan oleh akun Instagram RANS PIK Basketball pada tanggal 15 September 2021 hingga 30 Maret 2022. Hasilnya ditemukan, RANS PIK Basketball sering mengunggah pada hari Rabu 17,2% dan pada bulan Maret 26.4%, yang paling sedikit unggahan dilakukan pada hari Sabtu dan bulan September. Konten brand attribute yang paling sering muncul adalah pada indikator product-related dengan perolehan jumlah unggahan 181. Sedangkan, yang paling sedikit unggahan dilakukan pada atribut product-related adalah pada head coach dengan frekuensi 21 unggahan. Selain itu, attribute non product-related yang paling banyak diunggah adalah brand mark dengan 77 unggahan. Sedangkan, unggahan yang sedikit dilakukan adalah pada atribut fans 3 unggahan. Hasil dari penelitian ini adalah RANS PIK Basketball sebagai tim yang baru, banyak mengunggah konten dengan brand attribute product-relation dan menonjolkan para pemainnya (star player). Selain itu, untuk menguatkan identitas RANS PIK Basketball juga menonjolkan pada brand mark yang dimiliki dalam indikator non product-related. Konten brand attribute yang dilakukan oleh RANS PIK Basketball berkaitan dengan sport communication as sport in industry.
Representasi Posfeminisme dalam Drama Korea “Vincenzo” Meiliana Sukwanto; Daniel Budiana; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 10, No 2 (2022): VOL 10, NO 2 SEPTEMBER 2022
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Drama Korea “Vincenzo” merupakan drama bergenre dark, crime, dan dark comedy, garapan sutradara perempuan Kim Hee Won, yang tayang di tahun 2021. Dalam drama ini, posfeminisme direpresentasikan lewat karakter perempuan, yang diceritakan sebagai sosok dominan, tidak lemah, dan memiliki pengaruh besar dalam setiap masalah. Belakangan ini produk Hallyu, termasuk drama, sering kali menggambarkan posfeminisme melalui karakter perempuan sebagai sosok yang percaya diri dan memiliki eksistensi, serta dapat mengekspresikan diri tanpa terjerat konsep superior-inferior. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi posfeminisme dalam drama Korea Vincenzo.Metode yang digunakan adalah semiotika milik John Fiske, yang terdiri dari 3 level yaitu, level realitas, level representasi, dan level ideologi. Dengan hasil, perempuan sebagai posfeminisme dalam drama Korea Vincenzo, merupakan perempuan yang aktif di ruang publik dan memiliki intelegensi intrapersonal. 
Representasi Disfungsi Keluarga dalam Film Disney “Encanto” Michielle Erica Wilson; Daniel Budiana; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 10, No 2 (2022): VOL 10, NO 2 SEPTEMBER 2022
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana disfungsi keluarga direpresentasikan melalui film Disney “Encanto”. Pendekatan yang dilakukan adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode semiotika televisi John Fiske melalui tiga level yaitu level realitas, representasi dan ideologi. Peneliti menggunakan karakteristik disfungsi keluarga milik Donna F. LaMar dan Michele Meleen untuk menemukan penggambaran disfungsi keluarga, yaitu nonexistent or poor support for individuals, conditions for care, ineffective communication, excessive criticism, excessive expectations, dan the use of blame. Keluarga Madrigal digambarkan sebagai keluarga magis yang dapat diandalkan namun tertekan oleh tuntutan Kepala Keluarga. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana kepala keluarga yang konservatif sebagai feminisme dengan pola asuh otoriter, dan dampak pada anggota keluarganya.
Analisis Resepsi Khalayak Mengenai Konten ‘Thirst Trap’ pada Akun TikTok @eunicetjoaa Florentina Fahriza Kusuma; Ido Prijana Hadi; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 10, No 2 (2022): VOL 10, NO 2 SEPTEMBER 2022
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai jenis konten diciptakan dan disebarluaskan di media sosial TikTok, salah satunya adalah konten thirst trap. Konten tersebut sengaja dibuat oleh creator-nya untuk menarik perhatian audiens secara seksual. Ada pun seorang creator TikTok yang terkenal akan konten thirst trap-nya bernama Eunice Tjoaa dengan akun @eunicetjoaa. Penerimaan khalayak tentunya akan berbeda- beda. Penelitian ini menggali lebih dalam penerimaan khalayak mengenai konten thirt trap akun TikTok @eunicetjoaa menggunakan metode analisis resepsi. Hasil yang didapat dibedakan menjadi tiga penerimaan yaitu dominant, negotiated, dan oppositional. Penerimaan dominannya adalah khalayak menerima status Eunice Tjoaa sebagai sosok artis TikTok. Kemudian penerimaan negotiated adalah khalayak cenderung menelaah lagi konten thirst trap tersebut yang memberikan respon penerimaan yang campur aduk antara positif dan negative. Dan yang terakhir penerimaan oppositional ditunjukkan oleh ketidaksetujuan khalayak terhadap konten thirts trap sebagai bentuk eskpresi diri.
Penggambaran Bangsawan Kulit Hitam dalam Serial Netflix “Bridgerton” Audrey Laksmono; Jandy Edipson Luik; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 10, No 2 (2022): VOL 10, NO 2 SEPTEMBER 2022
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ras kulit hitam seringkali dipandang sebelah mata sehingga banyak bermunculan stereotip dikalangan masyarakat yang menyatakan bahwa ras kulit hitam menduduki strata yang paling rendah dari segala bidang (ekonomi, sosial, budaya) jika dibandingkan dengan kulit putih. Tayangan media biasanya digambarkan sesuai realita yang terjadi dalam sosial. Kebanyakan kulit hitam digambarkan sebagai perilaku kriminal, masyarakat budak yang selalu disalahkan. Fenomena ini dikemas ke dalam dunia sinemas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penggambaran bangsawan kulit hitam dalam serial “Bridgerton”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah semiotika televisi milik John Fiske dengan tiga level, yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Berdasarkan kode-kode tersebut, peneliti menggunakan konsep blackness dalam media milik Ed Guerrero yang melihat kulit hitam memiliki strata lebih rendah daripada kulit putih dari sisi behavior, intelligence, dan emotion. Hasil penelitian ini menunjukkan bangsawan kulit hitam di abad ke-18 tidak digambarkan sepenuhnya sesuai dengan konsep Guerrero. Mereka digambarkan sebagai kaum kapitalis yang memiliki intelegensi tinggi, sangat ekspresif, dan tidak dapat berpikir panjang. Namun hal tersebut tidak terlalu berpengaruh dalam kehidupan sosialnya apabila kulit hitam menduduki strata tertentu, memiliki peran penting dalam masyarakat. Ideologi yang ditemukan dalam penelitian ini adalah kapitalisme.
Representasi Feminisme Dalam Film Penyalin Cahaya Nevan Gonza; Fanny Lesmana; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 10, No 2 (2022): VOL 10, NO 2 SEPTEMBER 2022
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Film Penyalin Cahaya yang disutradarai oleh Wregas Bhanuteja menyorot perempuan sebagai tokoh utama yang memiliki sisi tangguh. Rumusan masalah yang ingin dijawab adalah bagaimana representasi feminisme dalam film Penyalin Cahaya. Penelitian ini menggunakan metode semiotika, khususnya kode-kode televisi John Fiske. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek dari penelitian ini adalah film Penyalin Cahaya, sedangkan objek dari penelitian ini representasi feminisme. melalui film Penyalin Cahaya menunjukkan gambaran feminisme, sebagaimana upaya yang dilakukan Sur saat mengumpulkan bukti-bukti untuk mendapatkan keadilan, serta ketegasan dan keberanian Anggun dalam memimpin teater Mata Hari, yang telah membuktikan bahwa perempuan dapat kebebasan untuk berkembang dan mencapai kesetaraan hak perempuan. Selain itu, dalam film ini juga terdapat ideologi liberalisme.