Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIKANKER KURKUMINOID TERHADAP SEL MELANOMA B16-F10 Sandra Amalia Riyadi; Fajar Fauzi Abdullah; Fitri Fadhilah; Nurul Assidiqiah
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 13, No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jfb.v13i2.1458

Abstract

Kurkuminoid berasal dari rimpang kunyit (Curcuma Longa L.) yang memiliki ketiga komponen utama penyusunnya diantaranya kurkumin, demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin. Secara struktur ketiganya hanya berbeda pada subtituen gugus metoksi, namun mampu memberikan efek biologis yang berbeda. Kurkumin dalam beberapa tahun kebelakang menjadi salah satu target pengembangan penelitian sebagai agen antikanker yang dilakukan terhadap beberapa sel kanker. Namun, kemampuan kurkumin sebagai antikanker menjadi sangat terbatas akibat rendahnya kelarutan kurkumin dalam air, yang mempengaruhi rendahnya penyerapan senyawa kurkumin oleh sel dalam tubuh. Maka dari itu menjadi sangat perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut untuk melihat aktivitas antikanker dari senyawa kurkumin lainnya yaitu demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin. Rimpang kunyit yang telah dikeringkan kemudian dimaserasi dengan etanol selama 3x24 jam kemudian maserat yang diperoleh diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak pekat etanol kunyit. Selanjutnya dilakukan partisi dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan n-butanol. Fraksi etil asetat kemudian dipekatkan dan dilakukan berbagai jenis metode pemisahan sehingga didapatkan ketiga senyawa kurkuminoid. Selanjutnya, isolat yang sudah terkarakterisasi di lakukan uji sitotoksik terhadap sel B16-F10 dengan menggunakan Metode Reduksi Resazurin. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan aktivitas penghambatan yang signifikan diantara ketiga isolat. Bisdemetoksikurkumin memiliki aktivitas penghambatan tertinggi dengan nilai IC50 16,20 µg/mL. Setelah itu, demetoksikurkumin dengan nilai IC50 22,59 µg/mL dan yang terakhir adalah kurkumin dengan nilai IC50 152,71 µg/mL.
Pewarnaan Preparat Apus Tipis Malaria (Plasmodium vivax Dan Plasmodium falcifarum) Menggunakan Ekstrak Murbei Sebagai Pengganti Eosin Pada Komposisi Giemsa Sandra Amalia Riyadi; Fitri Fadhilah
CHEMPUBLISH JOURNAL Vol. 6 No. 2 (2021): Chempublish Journal
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malaria is caused by the plasmodium parasite and still a threat to Indonesia. The main examination is staining of thick and thin smear preparations using Giemsa. Because giemsa is expensive, its waste is difficult to decompose, toxic and rare. Therefore, there is a need for new inventions to utilize the potential of natural components like mulberry fruit, which contains anthocyanins for coloring agents, to lessen the impact and risk of giemsa. The purpose of this study was to determine the effect of macerated ethanol extract of mulberry with a ratio of 1:3 (w/v) as an alternative to eosin in Giemsa on staining of thin blood smears of malaria, as well as knowing the best concentration in staining. This type of experimental research by observing the clarity of shape, color of parasites P.vivax, P.falcifarum, erythrocyte cells also compared with 3% giemsa as a control. This study consisted of 32 samples, 8 repetitions and 4 treatments namely P1 (3% Giemsa control), Giemsa modified mulberry eosin P2 (20%), P3 (30%), P4 (40%). The quality of the preparations was assessed based on the clarity and contrast of the colors. Kruskal-Wallis and Mann-Whitney data analysis techniques were used. The results showed that mulberry extract could be an alternative dye to replace eosin in the composition of giemsa on malaria thin smear preparations. The most effective concentration was 30% which could give the Plasmodium nuclei the same quality of staining as the control, while for the erythrocytes the staining quality was not the same as the control.