Pemerintah Indonesia melakukan vaksinasi bagi seluruh elemen masyarakat dalam upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari melalui aplikasi KPC PEN per tanggal bulan November 2021 capaian vaksinasi COVID-19 sebesar 43,57% dan per tanggal 17 Januari 2022, total capaian vaksinasi COVID-19 mengalami peningkatan menjadi 70% dari target Provinsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kendala pemenuhan cakupan vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Batang Hari Tahun 2022. Penelitian ini merupakan studi deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah sumberdaya manusia yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan program vaksinasi COVID-19 di 3 Kecamatan yang berjumlah 36 orang. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan Focus Group discussion (FGD). Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pelaksanaan vaksinasi di 3 Kecamatan Kabupaten Batang Hari, walaupun terdapat beberapa kendala, pelaksanaannya telah sesuai dengan kebijakan pemerintah. SDM tercukupi, dana pelaksanaan vaksinasi berasal dari APBD dan diatur langsung oleh pemerintah daerah, sarana dan prasarana juga tercukupi. Ada tambahan dana yang berasal dari dana BLUD Puskesmas untuk pemenuhan kebutuhan makan minum dan pembelian laptop, kertas dan sebagainya. Penjadwalan kegiatan vaksinasi ditentukan langsung dari masing-masing Puskesmas dan hasil capaian vaksinasi dari 3 Kecamatan yang diteliti telah mencapai target 70% untuk vaksindosis 1, sedangkan dosis 2 dan dosis 3 belum mencapai target provinsi. Beberapa kendala yang terjadi adalah seperti dana insentif yang kurang, SDM yang tidak mengikuti pelatihan, kekurangan SDM untuk wilayah terpencil, sosialisasi masyarakat dan pemanfaatan media yang kurang, sarana dan prasarana yang rusak, stok vaksinasi dan perencanaan pelaksanaan yang kurang komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan vaksinasi sudah berjalan dengan baik, namun terdapat beberapa kendala seperti dana yang kurang khususnya insentif tenaga kesehatan, tidak semua SDM terlibat pelatihan pelaksanaan COVID-19, perlunya tambahan SDM untuk pelaksanaan vaksinasi di wilayah-wilayah terpencil, sosialisasi vaksinasi kepada masyarakat belum secara optimal, pemanfaatan media sosialisasi yang kurang seperti spanduk dan radio, sarana dan prasarana transportasi yang rusak seperti kendaraan operasional puskesmas, stok vaksinasi tidakmencukupi, genset serta perencanaan pelaksanaan yang kurang komunikasi.