Hardinal Pratama
STID Mohammad Natsir

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERAN AKUN TWITTER PUBLIC FIGURE INDONESIA DALAM MEMBENTUK OPINI PUBLIK TENTANG CITRA POSITIF ATAS KEMENANGAN TALIBAN-AFGANISTAN Ujang Habibi; Hardinal Pratama
Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan Vol. 4 No. 2 (2021): Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan
Publisher : Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam STID Mohammad Natsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i2.110

Abstract

Tujuan Penelitian: untuk mengetahui peran media sosial Twitter melalui opini public figure dalam membentuk citra positif tentang Taliban. Metode Penelitian: Kualitatif. Hasil Penelitian: Hasil dari analisis data yang telah dideskripsikan diatas menunjukan bahwa adanya opini public yang ingin disampaikan dari beberapa narasumber tersebut agar terbentuknya sebuah citra positif di masyarakat khususnya di Indonesia. Hal ini dilihat dari cara mereka menanggapi memandang suatu isu dengan pendapatnya sendiri, penelitian ini menggunakan landasan teori Robert N. Entman yaitu, framing adalah seleksi realitas yang membuat realitas tertentu lebih menonjol dalam teks komunikasi dengan menekankan definisi dari sebuah masalah, penyebab masalah, membuat keputusan modal dan merekomendasikan penyelesaian tertentu. Kesimpulan: Dari pemaparan di atas maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa opini public itu terbentuk dengan menggunakan 3 pola yaitu: pertama menciptakan isu (agenda setting); membuat banyak pemberitaan tentang Taliban terkait citra positifnya. kedua melakukan pembingkaian (framing), dengan menyajikan teks pandangan opini. ketiga adalah mengarahkan pandangan publik (priming); yakni dengan membuat postingan terkait isu yang sedang terjadi sehingga pandangan tersebut terbentuk ditengah-tengah masyarakat. Pada akun twitter Fadli Zond an Hidayat Nur Wahid juga dibentuk opini bahwa pemerintahan Taliban di Afghanistan bukanlah termasuk organisasi teroris, tetapi murni sebagai sebuah negara Islam dank arena itu masyarakat diajak untuk tidak phobia terhadap Islam.