p-Index From 2019 - 2024
0.882
P-Index
This Author published in this journals
All Journal ZOOTEC
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : ZOOTEC

Pengaruh lama ensilase terhadap kandungan bahan kering (BK), bahan organik (BO), protein kasar (PK) sorgum varietas pahat ratun ke-1 sebagai pakan ruminansia E.F.S. Balo; A.F. Pendong; R.A.V. Tuturoong; M.R. Waani; S.S. Malalantang
ZOOTEC Vol. 42 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.155 KB) | DOI: 10.35792/zot.42.1.2022.41090

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama ensilase yang berbeda terhadap kadar bahan kering (BK), kadar bahan organik (BO), kadar protein kasar (PK) silase sorgum varietas Pahat. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 7 ulangan.  Materi yang digunakan adalah hijauan sorgum yang dipanen pada umur 70 hari terdiri dari batang, daun, dan malai. Perlakuan pada penelitian ini adalah : (R1) lama penyimpanan 3 minggu, (R2) lama penyimpanan 5 minggu, (R3) lama penyimpanan 7 minggu. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan lama penyimpanan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar bahan kering, kadar bahan organik, kadar  protein kasar silase sorgum varietas Pahat. Uji beda nyata jujur (BNJ) menunjukkan bahwa lama penyimpanan 3  minggu (R1) menghasilkan  kadar  bahan  kering yang tidak berbeda dengan lama penyimpanan 5 minggu (R3) dan nyata lebih rendah dari lama penyimpanan 7 minggu. Sedangkan kadar bahan organik dan protein kasar pada lama penyimpanan 3 minggu nyata lebih rendah dari lama penyimpanan 5 minggu dan 7 minggu. Lama penyimpanan 5 minggu menghasilkan kadar bahan kering, bahan organik dan protein kasar yang nyata lebih rendah dari lama penyimpanan 7 minggu. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan lama ensilase meningkatkan kandungan bahan kering, bahan organik, dan protein kasar sorgum varietas pahat  ratun ke-1 sebagai pakan ruminansia. Kadar bahan kering, bahan organik, dan protein kasar tertinggi pada lama penyimpanan 7 minggu.Kata Kunci : sorgum, silase, lama pemeraman, bahan kering, bahan organik, protein kasar
Evaluasi sistem pemeliharaan tradisional terhadap pemenuhan kebutuhan bahan kering dan bahan organik pada sapi peranakan ongole di Kecamatan Bolangitang Barat Y.I.A.P. Yunus; A.F. Pendong; Y.L.R. Tulung; C.A. Rahasia
ZOOTEC Vol. 42 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.802 KB) | DOI: 10.35792/zot.42.1.2022.41523

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi sistem pemeliharaan tradisional terhadap pemenuhan kebutuhan pakan sapi potong peranakan ongole (PO) dalam menunjang produktivitasnya. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow utara pada bulan Juni 2021. Pada penelitian ini menggunakan sampel 20 ekor sapi PO berumur antara 2 – 4 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif dengan pendekatan secara kuantitatif, dimana data-data pengamatan yang diperoleh, dianalisis secara statistik deskriptif. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah bobot badan ternak sapi PO, jumlah konsimsi bahan kering dan jumlah konsumsi bahan organik ternak sapi PO. Bobot badan ternak sapi peranakan ongole di Kecamatan Bolangitang Barat berkisar antara 219,04 – 408,04 kg dengan rerata 306,66 kg. Jumlah konsumsi rerata hijauan rumput segar sapi P0 adalah 31,63 kg/ekor/hari, sementara rerata konsumsi BK dan BO dari rumput lapang, yaitu secara berurutan 7,93 dan 6,92 kg/ekor/hari. Tingkat pemenuhan kebutuhan bahan kering sapi PO diperoleh 102,61% dari standar kebutuhan BK sebesar 7,72 kg/ekor/hari. Dapat disimpulkan, bahwa sistem pemeliharaan tradisional berbasis rumput lapang di Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, ternyata mampu mencukupi kebutuhan bahan kering ternak sapi PO.Kata Kunci: Sapi potong peranakan Ongole, bahan kering, bahan organic
Tingkat pemenuhan kebutuhan nutrien pada sapi peranakan ongole (PO) yang dipelihara secara tradisional berbasis rumput lapang di Kecamatan Tompaso Barat Y.L.R. Tulung; M.R. Waani; D. Anggara; A.F. Pendong; N.W.H. Tuwaidan
ZOOTEC Vol. 42 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.223 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemenuhan hijauan segar, bahan kering dan bahan organik sapi Peranakan Ongole (PO) yang dipelihara secara tradisional berbasis rumput lapang di Kecamatan Tompaso Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif dengan menggunakan 20 ekor sapi peranakan ongole (PO) berumur antara 2 – 4 tahun. Penelitian ini dilakukan 5 tempat pengambilan sampel dalam setiap areal satu lingkaran dimana ternak sapi Peranakan Ongole diikat, setiap tempat dilakukan pengambilan rumput lapang dengan ukuran satu meter bujur sangkar (m²) dengan mempertimbangkan kondisi lahan, pakan atau rumput yang dikonsumsi ternak sapi PO dan kemudahan untuk dijangkau yang menggunakan tali rafia yang membentuk lingkaran. Berdasarkan hasil penelitian rerata bobot hidup sapi PO   417,9 kg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi hijauan segar (HS) sebesar 37.3 kg ekor-1hari-1(8,92% dari berat badan), konsumsi bahan kering (BK) sebesar 9,66 kg ekor-1hari-1 (2,3% dari berat badan) dan konsumsi bahan organik (BO) sebesar 8.71 kg ekor-1hari-1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan konsumsi hijauan segar sebesar 8,92% dan konsumsi bahan kering sebesar 2,3%  dari berat badan sapi PO yang dipelihara secara tradisional berbasis rumput lapang di Kecamatan Tompaso Barat belum memenuhi kebutuhan. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemenuhan hijauan segar, bahan kering dan bahan organik sapi Peranakan Ongole (PO) yang dipelihara secara tradisional berbasis rumput lapang di Kecamatan Tompaso Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif dengan menggunakan 20 ekor sapi peranakan ongole (PO) berumur antara 2 – 4 tahun. Penelitian ini dilakukan 5 tempat pengambilan sampel dalam setiap areal satu lingkaran dimana ternak sapi Peranakan Ongole diikat, setiap tempat dilakukan pengambilan rumput lapang dengan ukuran satu meter bujur sangkar (m²) dengan mempertimbangkan kondisi lahan, pakan atau rumput yang dikonsumsi ternak sapi PO dan kemudahan untuk dijangkau yang menggunakan tali rafia yang membentuk lingkaran. Berdasarkan hasil penelitian rerata bobot hidup sapi PO   417.9 kg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi hijauan segar (HS) sebesar 37.3 kg ekor-1hari-1(8.92% dari berat badan), konsumsi bahan kering (BK) sebesar 9.66 kg ekor-1hari-1 (2.3% dari berat badan) dan konsumsi bahan organik (BO) sebesar 8.71 kg ekor-1hari-1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan konsumsi hijauan segar sebesar 8,92%  dan konsumsi bahan kering sebesar 2,3%  dari berat badan sapi PO yang dipelihara secara tradisional berbasis rumput lapang di Kecamatan Tompaso Barat belum memenuhi kebutuhan.   Kata kunci: sapi Peranakan Ongole, rumput lapang, konsumsi hijauan segar, bahan kering, bahan organik ABSTRACT LEVEL OF NUTRIENT NEED FULFILLMENT IN TRADITIONALLY BRAINED ONGOLE  (PO) GRASS-BASED FIELD CATTLE IN TOMPASO BARAT DISTRICT. This study aims to determine the level of fulfillment of fresh forage, dry matter, and organic matter for Ongole Crossbreeds (PO) cattle that are kept traditionally based on field grass in the West Tompaso District. The research method used is comparative descriptive using 20 Ongole Crossbreeds (PO) aged between 2-4 years. This study was conducted at 5 sampling sites in each area of ​​a circle where Ongole Peranakan cattle were tied, each place took field grass with a size of one meter square (m²) taking into account the condition of the land, feed, or grass consumed by PO cattle and the ease of harvesting. reached using raffia rope that forms a circle. Based on the results of the study, the average live weight of PO cattle was 417.9 kg. The results showed that consumption of fresh forage (HS) was 37.3 kg head-1day-1 (8.92% of body weight), consumption of dry matter (BK) was 9.66 kg fish-1day-1 (2.3% of body weight), and consumption of dry matter organic matter (BO) of 8.71 kg fish-1day-1. Based on the results of the study, it can be concluded that the consumption of fresh forage is 8.92% and the consumption of dry matter is 2.3% of the bodyweight of PO cattle which are traditionally reared based on field grass in West Tompaso District. Keywords: Ongole Crossbreed cattle, field grass, fresh forage, dry matter, organic matter    
Daya dukung pastura alam dalam pemenuhan kebutuhan nutrien Sapi lokal di Kabupaten bolaang Mongondow Utara A.F. Pendong; R.A.V. Tuturoong; Y.L.R. Tulung; Z. Poli; E.H.B. Sondakh
ZOOTEC Vol. 42 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.428 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi daya dukung pastura alam dalam pemenuhan kebutuhan nutrien sapi lokal di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Materi yang dijadikan objek pengamatan langsung adalah ternak sapi lokal yang dipelihara menurut kearifan lokal, dan pastura alam, yang ditentukan secara acak di 3 (tiga) willayah kecamatan sebagai representasi dari seluruh wilayah, sebagai sumber data primer. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait di wilayah penelitian, juga referensi dan hasil penelitian terdahulu. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif dengan pendekatan secara kuantitatif, dan selanjutnya melakukan komparasi dengan hasil penelitian dan rekomendasi yang diperoleh dari sumber-sumber artikel, jurnal penelitian yang terpercaya. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa jenis-jenis hijauan pakan yang tumbuh sebar di wilayah penelitian, umumnya dikonsumsi oleh sapi-sapi lokal didominasi jenis rumput, sekalipun terdapat beberapi jenis-jenis legume rambat dan legume pohon, juga hasil-hasil sisa pertanian, seperti jerami padi dan jrami jagung. Berdasrkan luas penggunaan lahan yang tersebar di 6 (enam) kecamatan, antara lain: padang rumput alam, tegal/kebun, perkebunan, irigasi /sawah, luas panen padi sawah dan luas panen jagung, masing-masing luasan memberi kontribusi terhadap produksi bahan kering (BK) hijauan, dengan total produksi 127.513 ton per tahun. Daya dukung wilayah terhadap hidup dan produksi ternak sapi (kapasitas tampung ternak sapi) berdasarkan produksi hijauan dari luas penggunaan lahan adalah sebesar 55.441 satuan ternak (ST) per tahun. Selanjutnya, daya dukung wilayah terhadap kapasitas penambahan populasi sapi potong (KPPTS), adalah sebesar 41.776 ST.
Kontribusi rumput lapang terhadap kebutuhan protein dan komponen karbohidrat pada sapi peranakan ongole (PO) yang dipelihara secara tradisional di Kecamatan Langowan Barat A. Rangian; A.F. Pendong; Y.L.R. Tulung; C.A. Rahasia
ZOOTEC Vol. 43 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi rumput lapang terhadap pemenuhan kebutuhan protein dan komponen karbohidrat sapi PO yang dipelihara secara tradisional. Pola tradisional dimaksud, selanjutnya disebut “System Yantum”. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif dengan pendekatan secara kuantitatif, dimana perolehan informasi dan data dilakukan dengan metode survey. Penentuan lokasi dan ternak sebagai contoh (sampling) dilakukan dengan purposive sampling. Selanjutnya, data pengamatan dianalisis secara deskriptif statistik. 20 ekor sapi PO, berumur antara 2 – 4 tahun, digunakan dalam penelitian ini, dimana penentuan bobot badan sapi PO dihitung menggunakan rumus Schorll. Variabel yang diamati, meliputi: jumlah konsumsi protein kasar (Pr-K) dan kontribusi protein kasar rumput lapang, jumlah konsumsi serat deterjen netral (neutral detergent fibre=NDF), dan jumlah konsumsi karbohidrat bukan serat (non fiber carbohydrate=NFC). Hasil penelitian menunjukkan, rerata konsumsi Pr-K sebesar 0,92 kg, lebih rendah dari kebutuhan standar Pr-K, sebesar 1,11 kg. Nilai rerata konsumsi NDF yang diperoleh, sebesar 6,86 kg, melampaui kebutuhan standar NDF yang hanya sebesar 5,025 kg. Nilai rerata konsumsi NFC adalah sebesar 0,97 kg, yang perlu dikoreksi dengan penggunaan sumber-sumber karbohidrat tersedia. Disimpulkan, kebutuhan protein kasar sapi PO yang dipelihara secara tradisional masih belum terpenuhi, namun nilai rerata konsumsi NDF melampaui kebutuhan standar, sementara nilai rerata konsumsi karbohidrat bukan serat (NFC), masih perlu dikoreksi dengan penambahan sumber-sumber karbohidrat tersedia. Kata kunci: Sapi PO, pemeliharaan tradisional, rumput lapang, protein kasar, NDF, NFC.