Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Supplementation of growth enhancer on Ongole grade cattle: effects on nutrient utilization, and growth performance Wara Pratitis Sabar Suprayogi; Susi Dwi Widyawati; Adi Ratriyanto; Agung Irawan
Livestock and Animal Research Vol 20, No 3 (2022): Livestock and Animal Research
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/lar.v20i3.61474

Abstract

Objective: This experiment aimed to assess natural growth enhancers supplementation on nutrient metabolism and production performance of Ongole grade cattle.Methods: The solid growth enhancer (GE) was formulated to contain highly soluble energy sources (molasses), nitrogen (urea), bypass protein (dried-Leucaena leaves and soybean meal), polyunsaturated fatty acids (fish oil), phytonutrient-rich source (T. catappa), and mineral premix. In total, 25 Ongole grade cattle at 1-1.5 years in age averaged 150 ± 12 kg of initial body weight were distributed to receive five dietary treatments as follow: P0 = basal diet; P1 = P0 + 5 g/kg BW0.75 GE; P2 = P0 + 10 g/kg BW0.75 GE; P3 = P0 + 20 g/kg BW0.75 GE; P4 = PO + 30 g/kg BW0.75 GE, respectively, (5 replicates per treatment). The experiment lasted 10 months.Results: GE supplementation at 5g/kg BW0.75 (P1) significantly increased daily gain and final BW compared to P0 (P<0.05). Voluntary intake for dry matter, crude protein, and total digestible nutrient increased for cattle fed diets containing GE (P<0.05) compared to P0 but no difference among supplementary levels (P>0.05). Digestibility of DM and CF were significantly higher at P1 t (P<0.05) while N retention was highest on P1 and P2 and P0 was the lowest (P<0.05). Cattle fed with P1 and P2 treatments excreted higher allantoin and uric acid thus produced higher microbial protein synthesis than other treatments (P<0.05).Conclusions: In conclusion, dietary GE increased nutrient density of the ration and supplementation at 5g/kg BW0.75 could increase voluntary intake and nutrient utilization, and thus increased performance parameters of Ongole grade cattle.
Pengembangan Potensi Wisata Hutan Pinus di Kecamatan Karangtengah, Wonogiri, Jawa Tengah Catur Sugiarto; Adi Ratriyanto; Pram Suryanadi; Mulyadi Mulyadi; Astirin Okid Parama
SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol 12, No 2 (2023): November (Article in Press)
Publisher : LPPM UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/semar.v12i2.69251

Abstract

Wonogiri merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki ragam destinasi wisata alam yang menarik seperti wisata air terjun, gunung, waduk dan hutan. Salah satu destinasi yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah wisata hutan Pinus. Hutan Pinus di Kabupaten Wonogiri terletak di beberapa desa yang tersebar di sembilan kecamatan termasuk di antaranya di desa Temboro Kecamatan Karangtengah. Hutan pinus di Karangtengah memiliki keunggulan selain kondisi alam dan ekosistem yang masih sangat terjaga, lokasi hutan ini memiliki pesona alam yang indah untuk dapat dikelola menjadi daya tarik wisata yang akan banyak diminati. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan pengembangan destinasi dan penerapan strategi pemasaran yang efektif. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan pengelola hutan mengenai arti penting pengelolaan hutan pinus sebagai destinasi wisata dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan menopang pembangunan daerah. Selama ini hutan pinus di kecamatan Karangtengah baru dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat dalam fungsinya sebagai ekosistem hutan biasa seperti pemanfaatan getah, penggunaan kayu dan kulit pohon pinus, dan berbagai aktivitas keseharian masyarakat di hutan, namun belum dioptimalkan sebagai destinasi wisata alam. Program pengabdian ini memberikan konsep pengembangan Hutan Pinus Karangtengah sebagai alternatif wisata baru di Kabupaten Wonogiri. Konsep pengembangan tersebut berupa perancangan dan penerapan infrastruktur spot wisata seperti rancang bangun zona outbond dan camping, spot swafoto instagramable, perancangan icon khas wisata, dan konsep area bermain dan desain area kuliner. Selain itu, program ini membantu pihak pengelola destinasi hutan dalam mengembangkan strategi pemasaran melaui pelatihan pemasaran dan pemanfaatan digital marketing diantaranya dengan optimalisasi penggunaan website dan media sosial.