Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Produksi Madu Lebah Heterotrigona itama di Kebun Lebah Simpur Desa Kecapi Kecamatan Kalianda Novita Siti Rahayu; Indriyanto .; Ceng Asmarahman
Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia Vol 3, No 1 (2022): Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jc.v3i1.26140

Abstract

Madu lebah Heterotrigona itama banyak diminati oleh pembeli karena ciri khas rasa madu yang berasa manis agak asam. Budidaya lebah tersebut juga tergolong mudah, namun produksi madunya belum diketahui. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui produksi madu pada budidaya lebah Heterotrigona itama yang terdapat di Kebun Lebah Simpur, Desa Kecapi, Kecamatan Kalianda. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember 2021. Penghimpunan data produksi madu dilakukan dengan pengukuran setiap bulan sekali selama tiga bulan pada lima kotak lebah. Selain data produksi madu, juga diamati dimensi kotak lebah, intensitas radiasi matahari, temperatur udara, dan kelembapan udara disekitar kotak lebah. Data ditabulasi serta analisis regresi dan korelasi pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata produksi madu setiap bulan sebesar 275,6 ml/kotak. Berdasarkan analisis regresi sederhana bahwa ukuran kotak lebah tidak berpengaruh nyata terhadap produksi madu dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,027 dengan stup sarang lebah berukuran panjang 63,8 cm dan diameter 37,6 cm. Stup tempat madu berukuran panjang 42,2 cm, lebar 42,2 cm, dan tinggi 12 cm. Intensitas radiasi matahari berpengaruh nyata terhadap produksi madu dengan persamaan regresi Y= 366,866 - 0,002 X dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,967. Rata-rata intensitas radiasi matahari pada pagi hari sebesar 115.389,2 lux, rata-rata pada siang hari 48.780 lux dan rata-rata pada sore hari sebesar 11.361,8 lux. Dengan demikian, produksi madu lebah Heterotrigona itama akan lebih tinggi jika kotak lebah diletakkan pada tempat yang teduh. Temperatur udara dan kelembapan udara tidak berpengaruh nyata terhadap produksi madu dengan nilai korelasi masing-masing sebesar 0,365 dan 0,035. Rata-rata temperatur udara pada pagi hari sebesar 28,6oC, siang sebesar 31,9oC, dan sore sebesar 28,8o C. Rata-rata kelembapan udara pada pagi hari sebesar 76,1%, siang hari sebesar 66,4%, dan sore hari sebesar76,1%.
JENIS TUMBUHAN SUMBER PAKAN LEBAH MADU DI KEBUN LEBAH SIMPUR DESA KECAPI KECAMATAN KALIANDA Lege Santoso; Indriyanto Indriyanto; Ceng Asmarahman
Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia Vol 3, No 1 (2022): Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jc.v3i1.24680

Abstract

Ketersedian pakan lebah merupakan sesuatu yang sangat penting dalam keberhasilan budidaya lebah madu.  Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang menjadi sumber pakan lebah madu, mengetahui besarnya total populasi dan sebaran populasi tumbuhan penghasil nektar dan pollen sebagai sumber pakan lebah madu. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2021. Metode yang digunakan adalah metode plot dengan intensitas sampling 36% sehingga total luas plot adalah 3.600 m2. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 21 jenis tumbuhan yang menjadi sumber pakan lebah madu Trigona spp. di Kebun Lebah Simpur, populasi tumbuhan sumber pakan lebah pada fase pohon  sebanyak 22 individu/ha, fase tiang dan perdu 25 individu/ha, fase sapihan 28 individu/ha, serta fase semai 30 individu/ha. Sebaran tumbuhan sumber pakan lebah di Kebun Lebah Simpur bervariasi mulai dari sebaran tumbuhan yang sangat terbatas dengan nilai frekuensi 0,11 yaitu tumbuhan cempedak, jabon, lamtoro, jambu biji, ceri, cempaka putih, pinang, belimbing, rombusa kuning, pepaya dan puring, hingga sebaran yang paling luas dengan nilai frekuensi 0,77 yaitu tumbuhan, durian, pisang, dan cengkeh. Kata kunci : jenis tumbuhan, populasi, sebaran populasi.Availability of bee feed is very important in the success of honey bee cultivation. Therefore, this research was carried out with the aim of knowing the species of plants that are a source of honey bee feed, knowing the total population and distribution of plant populations that produce nectar and pollen as a source of honey bee feed. This research was conducted in November 2021. The method used is the plot method with a sampling intensity of 36% so the total area of the plot is 3.600 m2. The results showed that there were 21 species of plants that became a source of food for Trigona spp. honey bees in the Simpur Lebah Plantation, the population of plants that fed bees in the tree phase was 22 individuals/ha, pole and shrub phases 25 individuals/ha, weaning phase 28 individuals/ha. , and the seedling phase of 30 individuals/ha. The distribution of bee-feeding plants in the Simpur Bee Gardens varies from a very limited distribution of plants with a frequency value of 0.11, namely cempedak, jabon, lamtoro, guava, cherry, white cempaka, areca nut, star fruit, yellow rombusa, papaya and puring, to the widest distribution with a frequency value of 0.77, namely plants, durian, bananas, and cloves. Keywords :  plant species, population, distribution population
Sifat fisik dan kimia media semai cetak dengan berbagai komposisi bahan organik Sudarsono Efendi Sofyan; Melya Riniarti; Ceng Asmarahman; Hendra Prasetiya; Slamet Budi Yuwono; Yulia Rahma Fitriana
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v7i1.10162

Abstract

Pada dasarnya persemaian memiliki permasalahan berupa ongkos pengangkutan yang mahal, jumlah pekerja yang kurang dan persentase kerusakan bibit semakin tinggi.  Perlu dilakukan teknologi pengembangan media tumbuh semai yang mudah untuk dibawa dan murah,  sehingga ongkos pengangkutan akan rendah serta dapat disediakan dalam jumlah banyak dengan jumlah pekerja yang terbatas. BPDAS WSWS Lampung mengembangkan Media Semai Cetak (MSC). MSC merupakan media yang dibuat untuk pengganti polybag didalam pembibitan, berukuran kecil (2cm x 2cm) dan didesain digunakan sebagai media semai sekaligus media tumbuh, sehingga tidak ada kegiatan penyapihan.  Hal ini membuat penggunaan MSC akan sangat efisien, selain akan mengurangi ongkos angkut dalam transportasi bibit ke lapangan. Namun, kajian secara ilmiah efetivitas MSC belum dilakukan, demikian pula kajian tentang komposisi MSC yang tepat, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan kimia media semai cetak dengan berbagai komposisi bahan organik sebagai media tumbuh tanaman kehutanan. Sifat fisik yang diteliti meliputi kekerasan media MSC, berat volume MSC dan sifat kimia meliputi kandungan hara pada media semai cetak. Hasil penelitian menunjukan bahwa MSC memiliki nilai kekerasan bernilai berkisar 2 - 4 dan berat MSC bernilai 1,50g/cm2 – 1,84g/cm2 juga memiliki unsur kimia tanah pH (5,55-7,73) N total (0,06-0,15), P(2,17-39,28) ,K (0,76-1,62) serta C organik (1,38-4,01). 
DENSITAS HAMA BIBIT TANAMAN HUTAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BPDASHL WAY SEPUTIH WAY SEKAMPUNG LAMPUNG SELATAN Yolanda Ayu Saputri; Indriyanto Indriyanto; Ceng Asmarahman
Jurnal Belantara Vol 6 No 2 (2023)
Publisher : Forestry Study Program University Of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbl.v6i2.894

Abstract

The density of pest attacks in nurseries can interfere with growth and reduce seedling quality and can even cause death and cause economic losses. This study aims to analyze the density of each type of pest in the nursery. Data collection was carried out by direct observation of the sample plot at the BPDASHL Way Seputih Way Sekampung Permanent Nursery, Karang Sari Village, Ketapang District, South Lampung Regency. The sample was determined by Cluster Sampling which was based on the type of tree seed, while the placement of sample plots in each seedling bed used Systematic Sampling. The results showed that there were 19 types of pests that attack forest plant seeds in nurseries including leaf curler caterpillars, armyworms, bagworms, brown moths, wood grasshoppers, stone grasshoppers, green steamed grasshoppers, two-lane grasshoppers, small grasshoppers, dompolan lice, lamtoro lice , metallic blue beetle, red rumex beetle, sitona beetle, triple horn moth, walang sangit, koksi beetle, stem borer and snail. The highest density of pests that attack forest seedlings are wood locusts, stem borer beetles and dompolan lice. Nurseries need to monitor the development of pest populations and maintain a balance of climate and cleanliness of the area around the nursery with appropriate silvicultural measures.