Fahmi Ichwansyah, Fahmi
Unit Pelaksana Fungsional Kesehatan Aceh Kementerian Kesehatan RI Jln. Sultan Iskandar Muda Lr. Tgk. Dilangga No.9 Lambaro Aceh Besar

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS PEMILIHAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA DI KABUPATEN BIREUEN Fauzan, Ahmad; Ichwansyah, Fahmi; Usman, Said
Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA) Vol 2, No 2 (2019): Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA)
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.861 KB) | DOI: 10.32672/makma.v2i2.1299

Abstract

Pelayanan Dokter Keluarga merupakan pelayanan kesehatan yang di dukung oleh pengetahuan kedokteran terkini secara menyeluruh, paripurna, terpadu, berkesinambungan dalam menyelesaikan semua keluhan dari pengguna jasa atau pasien sebagai komponen keluarganya dengan tidak memandang umur, jenis kelamin dan sesuai dengan kemampuan sosialmya.Tujuanpenelitianmenganalisisfaktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan dokter keluarga di Kabupaten Bireuen. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain case control dengan perbandingan 1:2.  Kelompok kasus adalah semua pasien yang menggunakan layanan dokter keluarga, sedangkan kontrol adalah semua pasien yang dinyatakan tidak menggunakan layanan dokter keluarga tetapi di puskesmas. Jumlah sampel adalah126 orang responden, yang terdiri dari 42 orang kasus dan 84 kontrol. Hasil analisis bivariat diketahui faktor yang berhubungan dengan pemilihan dokter keluarga adalah :faktor pendidikan tinggi (P value= 0,0001: OR 10,9), faktor  pekerjaan formal (P value= 0,0001: OR 5,7), faktor  penghasilan cukup (P value= 0,001: OR 3,8), faktor jarak dekat (P value= 0,0001: OR 5,8), faktor fasilitas pelayanan kesehatan baik (P value= 0,001: OR=5,2), faktor persepsi baik (P value= 0,0001: OR= 4,4), faktor sikap tenaga kesehatan  baik (P value= 0,0001: OR=5,6), faktor jenis (P value= 0,015: OR=2,5). Kesimpulan dari penelitian ini  fasilitas baik (P value= 0.012: OR= 4,7) merupakan variabel yang paling berhubungan dengan pemelihan pelayanan dokter keluarga dibandingkan variabel lainnya. Kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) agar dapat mengadvokasi praktek dokter keluarga agar lebih meningkatkan kulitas pelayaan dan peningkatan sarana dan prasarana. Dokter keluarga dapat menjalin dan memperluas kerjasama dengan asuransi lainnya dalam hal cakupan pelayanan dan penggunakan layanan kesehatan.
ANALISIS PEMILIHAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA DI KABUPATEN BIREUEN Fauzan, Ahmad; Ichwansyah, Fahmi; Usman, Said
Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA) Vol 2, No 2 (2019): Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA)
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/makma.v2i2.1299

Abstract

Pelayanan Dokter Keluarga merupakan pelayanan kesehatan yang di dukung oleh pengetahuan kedokteran terkini secara menyeluruh, paripurna, terpadu, berkesinambungan dalam menyelesaikan semua keluhan dari pengguna jasa atau pasien sebagai komponen keluarganya dengan tidak memandang umur, jenis kelamin dan sesuai dengan kemampuan sosialmya.Tujuanpenelitianmenganalisisfaktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan dokter keluarga di Kabupaten Bireuen. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain case control dengan perbandingan 1:2.  Kelompok kasus adalah semua pasien yang menggunakan layanan dokter keluarga, sedangkan kontrol adalah semua pasien yang dinyatakan tidak menggunakan layanan dokter keluarga tetapi di puskesmas. Jumlah sampel adalah126 orang responden, yang terdiri dari 42 orang kasus dan 84 kontrol. Hasil analisis bivariat diketahui faktor yang berhubungan dengan pemilihan dokter keluarga adalah :faktor pendidikan tinggi (P value= 0,0001: OR 10,9), faktor  pekerjaan formal (P value= 0,0001: OR 5,7), faktor  penghasilan cukup (P value= 0,001: OR 3,8), faktor jarak dekat (P value= 0,0001: OR 5,8), faktor fasilitas pelayanan kesehatan baik (P value= 0,001: OR=5,2), faktor persepsi baik (P value= 0,0001: OR= 4,4), faktor sikap tenaga kesehatan  baik (P value= 0,0001: OR=5,6), faktor jenis (P value= 0,015: OR=2,5). Kesimpulan dari penelitian ini  fasilitas baik (P value= 0.012: OR= 4,7) merupakan variabel yang paling berhubungan dengan pemelihan pelayanan dokter keluarga dibandingkan variabel lainnya. Kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) agar dapat mengadvokasi praktek dokter keluarga agar lebih meningkatkan kulitas pelayaan dan peningkatan sarana dan prasarana. Dokter keluarga dapat menjalin dan memperluas kerjasama dengan asuransi lainnya dalam hal cakupan pelayanan dan penggunakan layanan kesehatan.
DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS KEUMALA KAPUBATEN PIDIE Azkia, Nisa Ulfa; Aramico, Basri; Ichwansyah, Fahmi
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 6, No 3 (2024): JULI: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/jjhsr.v6i3.24202

Abstract

Stunting merupakan permasalahan gizi pada balita di dunia saat ini khususnya di negara berkembang yang ditandai dengan tinggi badan tidak sesuai dengan umurnya dan tinggi badan kurang jika dibandingkan anak lain seusianya. Kebaruan penelitian menganalisis data tiga tahun berturut-turut menggunakan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM). Penelitian bertujuan untuk mengetahui determinana kerjadian stunting pada balita. Penelitian merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita sebanyak 1.293 ibu balita. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu balita yang berjumlah 1.270. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Keumala Kabupaten Pidie pada bulan Desember-Mei 2023. Pengumpulan data di lakukan dengan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) dan di uji menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan analisis chi square. Hasil uji chi square diketahui ada hubungan status gizi balita dengan kejadian stunting pada tahun 2020, 2021, dan 2022 dengan P-value secara berturut turut (0,001), (0,002), (0,004). Ada hubungan usia balita dengan kejadian stunting pada tahun 2020, 2021, dan 2022 dengan P-value secara berturut turut (0,001), (0,002), (0,002). Tidak terdapat hubungan jenis kelamin dengan kejadian stunting pada tahun 2020 dan 2021 dengan P-value berturut (0,673), (0,603). Ada hubungan jenis kelamin dengan kejadian stunting pada tahun 2021 dengan Pvalue (0,006). Kesimpulan terdapat hubungan antara status gizi balita, dan usia balita dengan kejadian stunting selama pada tahun 2020-2022, tidak hubungan jenis kelamin dengan kejadian stunting pada tahun 2020-2021, namun ada hubungan jenis kelamin dengan kejadian stunting pada tahun 2022.
SOCIODEMOGRAPHIC RELATIONSHIP AND HISTORY OF CONCOMITANT DISEASES WITH CORONARY HEART DISEASE IN ACEH PROVINCE (SECONDARY DATA RISKESDAS 2018) Naimah, Naimah; Abdullah, Asnawi; Ichwansyah, Fahmi
Jukema (Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh) Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh (JUKEMA)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/jukema.v7i1.1070

Abstract

Background: Coronary Heart Disease (CHD) in Indonesia, especially Aceh Province, is the number one contributor to death at this time. The prevalence of CHD by province at the age ? 15 years was reported that Aceh ranks in the top two with the highest CHD provinces (D 0.7% and D/G 2.3%). This research needs to be analyzed further aimed to determine the determinants of CHD in Aceh Province because CHD in Indonesia is one of the main problems most noticed by the government. Various programs to anticipate and find solutions of health problems, especially CHD has beeen made for the good of the people of Indonesia. Methods: Further analysis of this secondary data is descriptive analytic using cross-sectional design. The research location in Aceh Province was conducted in May-June 2013. The secondary data was reprocessed by researchers in 2019. The population and samples in this study were 11.617 households and 40,951 household members. Data analysis was performed using univariate and bivariate analysis. Result: The results showed that there is a relationship between age and coronary heart disease (p value 0.001), gender (p value 0.001), low education level (p value 0.002), employment status (p value 0.008), Diabetes mellitus (p value 0.001), hypertension (p value 0.001), and smoking (p value 0.0001). Recommendation: It is hoped that the provincial government implements the No Smoking Area (KTR) policy in every public area such as schools, terminals, hospitals and create qanuns that truly public health precision.
COMMUNICATION RELATIONSHIP OF HEALTH WORKERS TOWARDS THE IMPLEMENTATION OF BASIC IMMUNIZATION IN THE WORKING AREA OF BLANG KUTA HEALTH CENTER, BANDAR DUA DISTRICT, PIDIE JAYA REGENCY Munawir, Munawir; Ichwansyah, Fahmi; Azwar, Eddy
Jukema (Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh) Vol 9, No 2 (2023): Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh (JUKEMA)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/jukema.v9i2.2064

Abstract

Background: Basic immunization coverage in Pidie Jaya Regency from January to December was 29.6% for measles immunization. One of the health centers with the lowest basic immunization is Blang Kuta at 12.9%. This research aims  to determine the relationship between health worker communication and the implementation of basic immunization in the work area of the Blang Kuta Health Center. Methods: This research is descriptive- analytic with a cross-sectional design. The population in this study was 145 mothers who had babies aged 0-12 years in the Blang Kuta Community Health Center working area. The sample, consisted of 60 respondents who were determined using the Proportional Random Sampling technique. Data analysis used the Chi-Square test with SPSS. Results: Based on univariate analysis shows that the implementation of basic immunization in the Kuta Blang Health Center working area is still low (61.7%), there is a lack of information sources (71.7%), there is a lack of media (76.7%), there is a lack of communication messages (73.3%), lack of recipients of information (58.3%). Based on bivariate analysis, there is a relationship between information sources (p value=0.012), communication messages (p value=0.043), and recipients of information (p value=0.015) on the implementation of basic immunization in the Blang Kuta Community Health Center Working Area in 2019. Recommendation: Health workers should improve their effective communication skills, so they can  provide good and clear information about immunization procedures to the public, especially mothers who have babies and toddlers.
Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Minat Kunjungan Pasien Peserta BPJS di Puskesmas Kopelma Darussalam Tahun 2022 Desiana, Cut Rahmah; Ichwansyah, Fahmi; Ariscasari, Putri
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i1.3779

Abstract

ABSTRACTKesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup dengan layak dan produktif. Puskesmas Kopelma Darussalam merupakan salah satu pusat kesehatan masyarakat yang ditunjuk pemerintah kota Banda Aceh untuk melayani kesehatan di wilayah Kopelma Darussalam dan sekitarnya. Namun, di Puskesmas Kopelma Darussalam,  jumlah kunjungan pasien BPJS mengalami penurunan selama dua tahun berturut-turut pada tahun 2019 dan tahun 2020 dan kembali meningkat pada tahun 2021. Penurunan jumlah kunjungan mengindikasikan kemungkinan adanya ketidakpuasan  pasien terhadap kualitas pelayanan yang diberikan sehingga mempengaruhi tingkat pemanfaatan pelayanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan kesehatan terhadap minat kunjungan pasien peserta BPJS di Puskesmas Kopelma Darussalam tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain Cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien peserta BPJS yang menggunakan layanan di Puskesmas Kopelma Darussalam yang berjumlah 14.634 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan accidental sampling sebanyak 100 responden dan Analisis data menggunakan chi square. Pengumpulan data dilaksanakan pada 15-22 Juli 2023 dengan membagikan kuesioner dan wawancara, yang dibantu oleh 1 orang enumerator dan staf administrasi puskesmas. Hasil penelitian univariat menunjukkan bahwa pasien BPJS yang berminat berkunjung ke Puskesmas sebesar 70,00%, daya tanggap tenaga kesehatan baik sebesar 49%, kehandalan petugas Kesehatan baik sebesar 58%, jaminan pasien terhadap pelayanan dari tenaga Kesehatan baik sebesar 55%, empati tenaga Kesehatan baik sebesar 58%, dan bukti langsung puskesmas baik sebesar 64%. Hasil uji bivariat diperoleh ada hubungan daya tanggap (p-value: 0,0001), kehandalan (p-value: 0,017), jaminan (p-value: 0,004), empati (p-value: 0,0001) dan bukti fisik (p-value: 0,005) terhadap minat kunjungan pasien peserta BPJS di Puskesmas Kopelma Darussalam tahun 2023. Kesimpulan dari penelitian ini, adanya hubungan daya tanggap, kehandalan, jaminan, empati dan bukti fisik di Puskesmas Kopelma Darussalam tahun 2022. Diharapkan meningkatkan mutu pelayanan pada dimensi daya tanggap dan empati yang dirasa kurang baik dan mempertahankan mutu yang sudah baik agar tetap maksimal.Kata Kunci : BPJS, Minat Kunjungan, Mutu Pelayanan KesehatanHealth is a basic human need to be able to live properly and productively. Puskesmas Kopelma Darussalam is one of the community health centers appointed by the Banda Aceh city government to serve health in the Kopelma Darussalam area and its surroundings. However, at the Kopelma Darussalam Health Center, the number of BPJS patient visits decreased for two consecutive years in 2019 and 2020 and increased again in 2021. The purpose of this study is to determine the relationship between the quality of health services and the interest in visiting patients of BPJS participants at the Kopelma Darussalam Health Center in 2023. This study was an observational study with a Cross-sectional design. The population in this study was all patients participating in BPJS who used services at the Kopelma Darussalam Health Center which amounted to 14,634 people. The sampling method uses accidental sampling of 100 respondents and data analysis using chi-square. Data collection was carried out by distributing questionnaires and interviews, which were assisted by 1 enumerator and puskesmas administrative staff. The results of univariate research show that 70.00% of BPJS patients are interested in visiting the Community Health Center, the responsiveness of health workers is good at 49%, the reliability of health workers is good at 58%, the patient's guarantee of service from health workers is good at 55%, the empathy of health workers is good. good by 58%, and direct evidence of good health centers by 64%. The results of the bivariate test obtained a relationship between responsiveness (p-value: 0.0001), reliability (p-value: 0.017), assurance (p-value: 0.004), empathy (p-value: 0.0001) and physical evidence (p-value: 0.005) on the interest in visiting patients participating in BPJS at the Kopelma Darussalam Health Center in 2023. It is expected to improve service quality on the dimensions of responsiveness and empathy that are considered not good and maintain good quality to remain maximal. Keywords: bpjs, Interest In Visiting, Quality Of Health Services
Analisis Faktor Risiko Penyebab Kelelahan Kerja Pada Petugas Keamanan di PT Jannata Group Indonesia Rahmat, Said Muhakikin; Ariscari, Putri; Ichwansyah, Fahmi
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i1.3788

Abstract

Satpam memiliki tugas pokok yaitu menyelenggarakan keamanan dan ketertiban di tempat kerjanya yang meliputi aspek pengamanan fisik, personel, informasi dan pengamanan teknis lainnya.  Berdasarkan (ILO) tahun 2019 menunjukkan sekitar 32% pekerja dunia mengalami kelelhan akibat pekerjaan yang mereka lakukan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa petugas keamanan yang bekerja pada shift malam lebih mudah kelelahan dibandingkan petugas keamana yang bekerja pada shift pagi. Hal ini disebabkan karena aktivitas pada saat pagi hari petugas keamanan juga melakukan aktivitas saat di rumah,  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan Kelelahan Kerja Pada Petugas Keamanan Di PT Jannata Group Indonesia Gampong Ulee Tuy Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2023. Metode penelitian deskriptik analitik dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah petugas keamanan berjumlah 55 orang, metode sampel yang digunakan adalah total sampling. Pengumpulan data dilakukan 28 Januari s/d 5 Februari 2023. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square dengan derajat kemaknaan 0,05. Berdasarkan hasil analisis univariat variabel 60% responden mengalami kelelahan kerja, responden yang memiliki waktu kerja 24 jam hanya 3.6%, sebagian besar (74.5%) responden memiliki usia produktif,  shift kerja 1 kali 18.2%, 38.2% responden mengalami beban kerja Berat dan 69.1% responden memiliki kuantitas yang tidur cukup. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada variabel independent yang berhubungan dengan variabel dependent (kuantitas tidur = p-value 0,156, CI95%, beban kerja = p-value 0.823, CI95%, waktu kerja = p-value 0,446, shift kerja = p-value 0,621 dan umur = p-value 0,521).Kata Kunci :Kelelahan Kerja, Beban Kerja, Waktu Kerja,  Kuantitas Tidur, Shift Kerja.Security guards have the main task of maintaining security and order in their workplace which includes aspects of physical security, personnel, information and other technical security. According to the ILO in 2019, around 32% of world workers experience fatigue due to the work they do. Based on the results of research conducted, information was obtained that security officers who work on the night shift get tired more easily than security officers who work on the morning shift. This is because security officers also carry out activities in the morning at home. The aim of this research is to determine the factors related to work fatigue among security officers at PT Jannata Group Indonesia Gampong Ulee Tuy, Darul Imarah District, Aceh Besar Regency in 2023. Analytical descriptive research method with a cross sectional research design. The population of this study was 55 security officers. The sample consisted of 55 respondents. Data collection was carried out from January 28 to February 5 2023. Data were analyzed using the Chi-Square test with a significance level of 0.05. Based on the results of univariate analysis of variables, 60% of respondents experienced work fatigue, only 3.6% of respondents had 24 hour work hours, the majority (74.5%) of respondents were of productive age, 18.2% worked 1 shift, 38.2% of respondents experienced heavy workload and 69.1% % of respondents have sufficient quantity of sleep. The results of the bivariate analysis showed that there were no independent variables that were related to the dependent variable (sleep quantity = p-value 0.156, CI95%, workload = p-value 0.823, CI95%, working time = p-value 0.446, work shift = p-value 0.621 and age = p-value 0.521).Keywords: Work Fatigue, Workload, Working Time, Age, Sleep Quantity, Work Shift
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE Ulfina; Ichwansyah, Fahmi; Septiani, Riza
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.33504

Abstract

Permasalahan jiwa dalam kehidupan seseorang menimbulkan ketidakstabilan dalam menjalani kegiatan sehingga menjadi permasalahan serius dalam kehidupan. Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa kronis yang mempengaruhi 24 jiwa atau 1 dari 300 jiwa (0,32%) diseluruh dunia. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kekambuhan pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Pidie. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah total populasi, berjumlah 41 pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Pidie dengan waktu penelitian dilaksanakan selama 7 hari dari tanggal 23 Desember s/d 29 Desember 2023. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah Analisa univariat dan bivariat dengan uji statistic chi-square. Hasil penelitian univariat menunjukkan mayoritas pasien laki-laki (73,2%), dan mayoritas umur Usia dewasa akhir (39,0%). Tingkat kekambuhan rendah (43,9%), sedang (24,4%) dan tinggi (31,7%). Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara dukungan keluarga p = 0,000 dengan tingkat kekambuhan pasien skizofrenia. Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan antara semua variabel dukungan keluarga dengan tingkat kekambuhan pasien skizofrenia. sehingga diharapkan kepada keluarga dan tenaga kesehatan untuk dapat memenuhi semua dukungan secara maksimal, baik dukungan instrumental, informasional, penilaian, dan emosional untuk meminimalisir kekambuhan pada pasien.