Fruit leather merupakan salah satu produk olahan hasil pengeringan bubur buah atau sayuran sehingga menghasilkan lembaran tipis seperti kulit yang bertekstur kenyal yang dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Produk ini dapat dikategorikan sebagai makanan sehat karena mengandung berbagai nutrisi bermanfaat. Penggunaan bahan baku kombinasi seperti labu kuning (Cucurbita moschata D.) dan wortel (Daucus carota L.) dapat menghasilkan fruit leather yang tinggi nutrisi dan dapat meningkatkan keanekaragaman produk dari bahan pangan lokal. Perbandingan bahan labu kuning dan wortel yang bervariasi akan menghasilkan fruit leather dengan karakteristik kimia yang berbeda. Kendala yang sering muncul dalam pembuatan fruit leather adalah tingkat elastisitasnya yang rendah. Oleh sebab itu, diperlukan penambahan bahan penstabil, seperti gum arab, untuk dapat meningkatkan kualitas fisikokimia dan organoleptik pada produk. Literature Review of Fruit Leather Productions from Combination of Pumpkin and CarrotsFruit leather is one of processed food made from the drying of fruit or vegetable puree to produce a thin sheet like leather with a chewy texture that can be stored for a long time. This product can be categorized as a healthy food because it contains a variety of beneficial nutrients. The use of combination raw materials such as pumpkin (Cucurbita moschata D.) and carrots (Daucus carota L.) can produce nutritious fruit leather and increase product diversity from local ingredients. Various ratio of pumpkin and carrot will produce fruit leather with different chemical characteristics. Constraints that often arise in the manufacture of fruit leather is a low level of elasticity. Therefore, it is necessary to add a stabilizer, such as gum arabic, to improve the physicochemical and organoleptic quality of the product.