Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

EFUSI PERIKARDIUM Ermawan, Romi
Jurnal Kedokteran Vol 3 No 4 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Efusi perikardium adalah suatu penyakit yang sering dijumpai para klinisi dalam praktek sehari-hari. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, dimana uremia dan tuberkulosis merupakan penyebab yang tersering. Jika efusi berkembang semakin besar dapat mengganggu hemodinamik, yang berakibat terjadinya syok kardiogenik yang dikenal sebagai tamponade jantung. Sangat penting mengatasi efusi perikardium dengan tepat melalui pemeriksaan fisik yang baik, pemeriksaan ekhokardiografi yang adekuat serta analisis cairan eprikardium yang akurat. Keywords: Efusi Perikardium - Tamponade Jantung
HUBUNGAN LAMA IMPLANTASI STENT DENGAN KEJADIAN IN-STENT RESTENOSIS BERMAKNA PADA PASIEN PJK YANG DILAKUKAN ANGIOGRAFI KORONER EVALUASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Zikriyya Melati Rahmany; Pintaningrum, Yusra; Ermawan, Romi
Jurnal Kedokteran Vol 10 No 1 (2021): volume 10 nomor 1 2021
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v10i1.477

Abstract

Background : in-stent restenosis is a problem which happens in patient whom underwent percutaneous coronary intervention procedure. The aim of this study is to know the correlation between the duration of stent implantation and significant in-stent restenosis case on coronary heart disease (CHD) patient under coronary angiography evaluation. Method : This study is an observational analytic study with cross sectional method on CHD patient under coronary angiography evaluation in West Nusa Tenggara Public Hospital. The data were obtained from heart catheterization laboratory and medical records from January, 2018 until June, 2020. The analysis was done by eta correlative hypothesis using SPSS Ver. 26.0. Result: This research has 89 subjects. The statistical analysis showed p = 0.174 and r = 0.251 Conclusion: There is no correlation between the duration of stent implantation and significant in-stent restenosis case on CHD patient under coronary angiography evaluation in West Nusa Tenggara Public Hospital. Key Word: In-stent restenosis, the duration of stent implantation, coronary angiography evaluation, coronary heart diasease
Hubungan Kadar Troponin-I dengan Selvester QRS Score pada Pasien Infark Miokardium Akut di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram Baiq Nopria Dwi Cahyani; Romi Ermawan; Devi Rahmadhona
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 7, No 1 (2021): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v7i1.440

Abstract

Infark miokardium akut merupakan salah satu manifestasi dari penurunan atau penghentian aliran darah menuju jantung sehingga menyebabkan terjadinya nekrosis pada otot jantung. Untuk mendiagnosis infark miokardium akut salah satunya menggunakan biomarker jantung. Biomarker jantung yang digunakan yaitu troponin-I yang merupakan lini pertama untuk mengevaluasi infark miokardium akut. Luas infark pada pasien infark miokardium akut dapat diperkirakan dengan Selvester QRS score yang merupakan metode tidak invasif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar troponin-I dengan Selvester QRS score pada pasien infark miokardium akut di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram. Penelitian ini merupakan studi cross sectional yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram. Subjek penelitian adalah pasien infark miokardium akut di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Data sekunder diambil dari rekam medis pasien yaitu nama, usia, jenis kelamin, kadar troponin-I, dan hasil pemeriksaan elektrokardiogram (EKG). Setelah mendapatkan data dari EKG maka akan dihitung luas infark miokardium dengan menggunakanSelvester QRS score. Total subjek penelitian ini 52 pasien, yang terdiri dari 71.2% pasien laki-laki dan 28.8% pasien perempuan. Usia rata-rata pada penelitian ini yaitu 58.06 tahun. Berdasarkan hasil uji korelasi didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara kadar troponin-I dengan Selvester QRS score (p=0.449). Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara usia dengan Selvester QRS score (p=0.371) dan jenis kelamin dengan Selvester QRS score (p=0.171). Penelitian ini menemukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar troponin-I dengan Selvester QRS score pada pasien infark miokardium akut di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram.Kata Kunci: Kadar troponin-I; Selvester QRS score; infark miokardium akut.
A Patient with Acute Myocardial Infarction who Experienced Mortality due to Ventricular Septal Rupture: A Case Report Romi Ermawan
Cardiovascular and Cardiometabolic Journal Vol. 3 No. 1 (2022): Cardiovascular and Cardiometabolic Journal
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/ccj.v3i1.2022.46-51

Abstract

Ventricular septal rupture (VSR) is one of the rare complications of acute myocardial infarction (AMI). Although the incidence decreased in percutaneous coronary intervention (PCI) era, the mortality rate remained extremely high. We report a case of an AMI patient who developed a post-fibrinolytic VSR, which was confirmed by echocardiography. Although rescue PCI had been performed, the clinical condition did not improve because he was also having coronary slow flow (CSF). Then he fell into cardiogenic shock and acute lung edema, and died. The main key to dealing with VSR is to reduce afterload so that the left-to-right bypass flow can be reduced in order to maintain the adequate LV stroke volume. In addition to pharmacological therapy, mechanical supportive therapy and correction of VSR both surgically or transcatheterly are required. However, AMI patients with VSR still have a poor prognosis even with the optimal treatment. Keywords: Acute myocardial infarction, Mortality, Ventricular Septal Rupture
Kadar VCAM-1 Darah Tepi Dan Wilkins Score Pada Stenosis Mitral Penyakit Jantung Rematik Romi Ermawan
Unram Medical Journal Vol 10 No 4 (2021): Jurnal Kedokteran Volume 10 nomor 4 (Desember) 2021
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v10i4.606

Abstract

Abstract Background: Vascular cell adhesion molecule-1 (VCAM-1) is an important protein in the progression of mitral valve damage in rheumatic heart disease. To measure the severity of the damage, there is a scoring system known as Wilkins Score, consisting of valve mobility disorder, valve thickening, valve calcification and sub-valvular thickening. Methods: This analytic-observational study was using cross-sectional design. There were 45 patients with mitral stenosis of rheumatic heart disease who were collected by consecutive sampling. The peripheral VCAM-1 level was obtained from peripheral venous access, and echocardiogram was obtained to assess Wilkin Score as well as other related parameters. There were also 22 normal subjects who got involved as comparison. Results: The mean Wilkins Score of patients are 9,09 ± 1,81. The mean peripheral VCAM-1 level of patients and normal subjects are 1155,3 ± 328,8 ng/mL and 605,5 ± 100,4 ng/mL. There is significant difference in peripheral VCAM-1 level between 2 groups (p<0,001). There are also significant positive correlations between peripheral VCAM-1 level and valve mobility disorder (p<0,001, r = +0,522), valve thickening (p<0,001, r = +0,583), valve calcification (p<0,001, r = +0,538), sub-valvular thickening (p <0,001, r = +0,647), and also Wilkin Score (p<0,001, r = +0,841). Conclusion: There is a significant positive correlation between peripheral VCAM-1 level and Wilkins Score in mitral stenosis of rheumatic heart disease. Keyword: VCAM-1 - Wilkins Score - Mitral Stenosis - Rheumatic Heart Disease
Bantuan Hidup Dasar Untuk Para Pesepeda Yusra Pintaningrum; Basuki Rahmat; Romi Ermawan; Yanna Indrayana; A.A.S.M. Meiswaryasti Putra
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 4 (2022): Oktober-Desember 2022
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v5i4.2539

Abstract

Kematian mendadak usia muda sering terjadi saat aktivitas fisik seperti olahraga, dimana orang tersebut tidak pernah mengalami sakit jantung sebelumnya. Sebanyak 15-20 persen penyebab kematian mendadak adalah karena jantung, yaitu hilangnya fungsi jantung secara mendadak, dan seringkali terjadi kurang dari satu jam. Penting sekali memahami bagaimana penyebabnya dan faktor risikonya, sehingga kita perlu waspada lebih awal. Kegiatan pengabdian ini dilakukan pada tanggal 24 Juli 2022 di Rumah Sakit Universitas Mataram (RS UNRAM). Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia (PERKI) Provinsi Nusa Tenggara Barat mengadakan sejumlah kegiatan. Mulai dari bersepeda bersama dengan jarak 30 km, hingga edukasi dan pelatihan bantuan hidup dasar di RS UNRAM. kegiatan pelatihan ini diikuti oleh lebih dari 8 klub sepeda di Mataram. Materi yang diberikan adalah kematian mendadak pada pegiat olahraga, tips bersepeda yang aman dalam tinjauan kesehatan jantung, dan bantuan hidup dasar. Acara ini diampu oleh dokter-dokter spesialis jantung pembuluh darah serta dibantu oleh beberapa dokter muda Fakultas Kedokteran (FK) UNRAM. Suasana diskusi lebih hidup, peserta yang merupakan anggota perkumpulan pesepeda banyak mendapatkan pengetahuan mengenai bantuan hidup dasar. Kematian mendadak usia muda sering terjadi saat aktivitas fisik seperti olahraga, dimana orang tersebut tidak pernah mengalami sakit jantung sebelumnya dan solusinya  memberikan pengetahuan mengenai angka kematian jantung mendadak pada atlet atau pegiat pesepeda dan pentingnya pelatihan bantuan hidup dasar untuk menyelamatkan nyawa.
Hypertensive Crisis Siti Jaisy Millah Hadaina; Romi Ermawan; Andi Annisa Amaliah Darman; Nimas Resti; Putu Diva Gayatri Jaya Putri; Yusuf Alfin Firmawan
Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram Vol. 13 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57267/jisym.v13i1.224

Abstract

Hypertension in global burden disease and is expected to increase by 29% in 2025. one of the emergency condition that can arise from hypertension is hypertensive crisis. Hypertensive crisis is an increase of systolic blood pressure >179 mmHg and diastolic blood pressure > 109 mmHg. By the present of target organ damage, hypertensive crisis is classified as hypertensive urgency and hypertensive emergency.Hypertensive crisis occurs based on several mechanisms, failure of the autoregulation system, activation of renin-angiotensin-aldosterone system, and prothrombotic state. This mechanisms cause ischemia and induces a hypertensive crisis. Management of hypertensive crisis is to restore systolic blood pressure in range 100-110 mmHg. In hypertensive emergency case, blood pressure should be reduced slowly to 20-25% in first hour and 160/100 mmHg in the next 2 to 6 hours, except in hypertensive emergency case that cause aortic dissection. Therapy of hypertensive crisis including arterial and venous vasodilators, ACE inhibitor, calcium antagonists, and diuretics.
Optimalisasi Media Sosial Dari Hulu Ke Hilir Untuk Kampanye Kesehatan Yusra Pintaningrum; Basuki Rahmat; Romi Ermawan; Yanna Indrayana; A.A.S.M. Meiswaryasti Putra
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 6 No 2 (2023): April-Juni
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v6i2.4553

Abstract

Media sosial (medsos) memiliki peranan penting dalam dunia kedokteran. Hampir semua institusi menggunakan medsos untuk memberikan informasi mengenai informasi pendidikan sampai edukasi kesehatan baik untuk mahasiswa, dokter, maupun masyarakat awam. Namun, masalah etik yang bisa terjadi pada pengguna medsos diantaranya, pelanggaran privasi pasien, ketidakjelasan hubungan dokter dan pasien, pencemaran reputasi profesi, informasi tidak akurat, dan pelanggaran aspek hukum harus diwaspadai. Mahasiswa kedokteran diharapkan dapat melakukan edukasi ke masyarakat untuk kampanye kesehatan, namun juga harus memahami batasan dalam penggunaan medsos. Seminar dengan judul optimalisasi media sosial dari hulu ke hilir sebagai kampanye kesehatan diharapkan dapat membuka wawasan mahasiswa untuk melakukan kampanye kesehatan sehingga dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit di Indonesia.