Sidik Nuryanto, Sidik
FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Partisipasi Masyarakat dalam Gerakan Kelas Inspirasi Nuryanto, Sidik
Southeast Asian Journal of Islamic Education Southeast Asian Journal of Islamic Education, Vol. 1(2), 2019
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training of UINSI Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.456 KB) | DOI: 10.21093/sajie.v1i2.1442

Abstract

Profesi atau cita-cita adalah hal yang ingin dicapai seseorang setelah mendapatkan pendidikan. Saat ini masih banyak anak yang tidak tahu kapan mereka bekerja sebesar cita-citanya itu. Indonesia Mengajar hadir dengan salah satu tujuannya untuk memperkenalkan jenis profesi yang ada. Gerakan ini mengundang para profesional yang sukses untuk turun tangan dalam berbagi cerita dan pengalaman kerja selama sehari di Hari Inspirasi. Begitu kutipan kalimat yang terdapat pada gerakan Indonesia mengajar.Kelas inspirasi adalah salah satu bagian dari program Indonesia Mengajar, mengundang para pemimpin profesional di bidangnya untuk berbagi pengalaman mereka tentang profesi mereka dan berbagi cerita tentang pengalaman mereka di tingkat sekolah dasar selama satu hari. Kelas inspirasi adalah manifestasi dari partisipasi masyarakat dalam mendukung keberhasilan pendidikan di Indonesia. Pendidikan tidak hanya mendominasi dengan pencapaian nilai-nilai kognitif, tetapi juga perlu membekali anak-anak dengan berbagai nilai dan keterampilan untuk menjadi bekal kehidupan masa depan mereka. Partisipasi masyarakat berarti tindakan yang mengambil bagian atau berpartisipasi dalam proses pendidikan. Ini dapat dilakukan dengan melibatkan mental dan emosional untuk berkontribusi pada pendidikan. Sumbangsih tidak harus materi, tetapi segala sesuatu yang dapat mendukung kesuksesan pendidikan dapat diberikan. Dengan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan, ini menyiratkan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya guru.
PENGGUNAAN METODE READ ALOUD UNTUK MENDONGENG PADA ANAK USIA DINI Nuryanto, Sidik
JURNAL AUDI : Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Anak dan Media Informasi PAUD Vol 1, No 1 (2016): Jurnal AUDI : June 2016, 7 Articles, Pages 1-53
Publisher : UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.886 KB) | DOI: 10.33061/ad.v1i1.1208

Abstract

Pendidikan anak usia dini diharapkan mampu memberikan pelayanan yang dapat menstimulasi perkembangan bahasa, sosial emosional, kognitif, fisik motorik, moral dan seni. Bahasa sebagai salah satu perkembangan yang penting dalam menunjang aktivitas anak seperti membaca, menulis, menceritakan gambar, maupun menyampaikan pendapat. Adapun salah satu indikator perkembangan kemampuan berbahasa adalah berkomunikasi secara lisan anak, mampu mendengarkan dan menceritakan kembali cerita secara runtut. Kegiatan tersebut dapat dilakukan sama halnya seperti mendongeng. Efektivitas dongeng untuk stimulasi perkembangan anak usia dini telah terbuktikan dalam beberapa penelitian. Berpijak pada asumsi tersebut, maka budaya mendongeng dapat ditularkan kepada anak usia dini. Dalam penyampaiannya diperlukan metode yang efektif sesuai dengan perkembangan anak. Anak usia dini khususnya Taman kanak-kanak (TK) dapat diperkenalkan dengan metode Read Aloud yang secara umum artinya membaca nyaring. Secara kompleks metode tersebut membacakan cerita/ dongeng di buku bergambar dengan suara yang nyaring, sehingga dapat membantu memfokuskan perhatian serta menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dan merancang diskusi. Metode Read Aloud menggabungkan unsur gambar dan suara yang dipastikan menarik bagi anak sehingga mempermudah bagi guru dalam merangsang keterampilan berbicara atau berbahasa pada anak.Kata kunci: Read Aloud, Mendongeng, Anak Usia Dini.
CERITA DALAM RANGKA MENINGKATKAN TOLERANSI DAN KEBHINEKAAN Nuryanto, Sidik
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : LPPM UBT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.512 KB) | DOI: 10.35334/jpmb.v2i2.520

Abstract

Indonesia adalah negara yang majemuk dengan berbagai keberagaman meliputi agama, suku, budaya, ras,bahasa dan sebagainya. Dengan keberagaman rawan adanya konflik karena perbedaan dan sikapintoleransi. CERITA dapat sebagai solusinya yaitu program yang dikeluarkan oleh The Habibie Center.Adapun kepanjangan Community Empowerment for Raising Inclusivity and Trust through TechnologyApplication. Program pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan metode pelatihan bercerita yang bermuatankeberagaman dan toleransi. Luarannya adalah peserta dapat membuat cerita dan diunggah pada peta cerita.
CAS CIS CUS METODE MENDONGENG PADA ANAK USIA DINI Nuryanto, Sidik
Edukasi: Jurnal Penelitian dan Artikel Pendidikan Vol 8 No 2 (2016): Vol. 8 No. 2 Des 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.976 KB)

Abstract

Storytelling is an activity that is often found in the process of early childhood learning. Fairy tales are used by educatorsor teachers in order to entertain and instill character values. In the use of fairy tales in learning sometimes there are someproblems for both teacher and students. Teachers often find it difficult to start a story and close the story. At the time of theimplementation of the core of storytelling, the stories told have not been attracted the children?s attention to listen. Anotherproblem comes from the students that are difficult to be set to listen to the stories. The habit of guessing the storyline is also aproblem for teachers, so the storytelling is considered failed. Therefore, it takes a storytelling method which is helpful for teachersto implement and to attract the children?s attention. CAS CIS CUS is a story-telling method which divides story-telling intothree phases. CAS (Cipta Aksi Super ? Super Action Creation) as a mean to open the story by attractive action to drawchildren?s attention. CIS (Cipta Inspirasi Super ? Super Inspiration Creation) as the core of story-telling which containsinspiration or character values. CUS (Cipta Usulan Super ? Super Idea Creation) as the closing f story-telling which containideas of character values followed by children.
PELATIHAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LITERASI AWAL PADA GURU TAMAN KANAK-KANAK AISYAH CEKEL KARANGTURI KARANGANYAR Wahyuseptiana, Yetty Isna; Nuryanto, Sidik
ADI WIDYA : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 5, No 1 (2021): ADIWIDYA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/awpm.v5i1.4546

Abstract

Abstrak Pendidikan saat ini mengalami dinamika perubahan sehingga menuntut setiap individu untuk mampu berkompetisi. Tentunya hal ini menjadikan sekolah dan keluarga lebih peka akan pemberian pengetahuan kepada anak. Saat ini kemampuan literasi awal pada anak telah diupayakan untuk mendapat perhatian. Hal ini dikarenakan kemampuan literasi awal merupakan salah satu indikator siap atau tidaknya anak melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya. Namun dilapangan para guru di TK Aisyah Cekel Karanganyar masih belum memahami literasi awal. Dengan demikian guru perlu memiliki pemahaman pembelajaran literasi awal. Tujuan yang dicapai dari program pengabdian ini yaitu pelatihan pengembangan pembelajaran literasi awal pada anak. Metode pelaksanaan yang dilakukan melalui metode pendekatan partisipatif, penyadaran, pembelajaran (teori dan praktek) dan reflektif. Adapun mekanisme pelaksanaan pengabdian meliputi persiapan, pelaksanaan pelatihan mencakup penyajian materi, evaluasi kegiatan, refleksi dan penutupan kegiatan. Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi diperoleh adanya perubahan secara signifikan dan peningkatan akan pemahaman para guru terhadap pembelajaran literasi awal pada anak. Kata kunci: Literasi, anak usia dini, Guru
Peningkatan Nilai-Nilai Karakter Dengan Metode Mendongeng CAS CIS CUS Di BA Aisyiyah Kaponan 2 Ponorogo Nuryanto, Sidik
Journal of Nonformal Education Vol 3, No 1 (2017): February 2017
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jne.v3i1.8732

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah melihat pelaksanaan mendongeng CAS CIS CUS dan peningkatan nilai karakter di BA ‘Aisyiyah Kaponan 2 Ponorogo. Penelitian ini dilaksanakan dengan subjek sejumlah 18 peserta didik. Metode penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas. Prosedurnya meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Sumber data berupa informan, tempat dan peristiwa, dokumen dan arsip. Metode pengumpulan data dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji validitas data yang digunakan dengan teknik triangulasi. Data dianalisis dengan menggunakan model deskriptif komparatif.       Hasilnya pada kegiatan mendongeng dibagi menjadi 3 tahapan yaitu CAS CIS CUS. CAS (Cipta Aksi Super) sebagai sarana untuk membuka dongeng, CIS (Cipta Inspirasi Super) sebagai inti dari pelaksanaan dongeng, dan CUS (Cipta Usulan Super) sebagai penutup dongeng. Pada pra siklus nilai karakter kecintaan terhadap Tuhan yang mulanya 68,8% pada siklus I menjadi 75%, dan pada siklus II 87,5%. Nilai disiplin anak pada kondisi awal 62,5% meningkat menjadi 68,8% dan akhir siklus II mencapai 93,8%. Nilai kemandirian terus meningkat dari 68,8% lalu 81,3% dan menjadi 93,8%. Nilai kerjasama bermula dari 56,3% pada siklus I menjadi 75% dan siklus II menjadi 81,3%. Tanggungjawab pada keadaan awal 56,3% berubah menjadi 68,8% serta siklus II menjadi 87,5%.The purpose of this study is to see the implementation of the CIS CAS CUS storytelling and character value increase in BA 'Aisyiyah Kaponan 2 Ponorogo. This study was conducted with 18 subjects number of learners. The research method uses classroom action research. The procedure includes the planning, implementation, observation and reflection. Sources of data in the form of informants, places and events, documents and archives. Data were collected by interview, observation and documentation. Test the validity of the data used by triangulation techniques. Data were analyzed using descriptive comparative models. The result in storytelling activities are divided into three stages, namely the CIS CAS CUS. CAS as a means to open up the fairy tale, CIS as the core of the implementation of the fairy tale, and the CUS as a cover fairy tale. In the pre-cycle value of the character love of God which was originally 68.8% in the first cycle to 75%, and the second cycle of 87.5%. The value of discipline of children at baseline 62.5% increase to 68.8% and the end of the cycle II reached 93.8%. The value of independence has increased from 68.8% and 81.3% and to 93.8%. The value of cooperation stems from 56.3% in the first cycle to 75% and the second cycle to 81.3%. Responsibilities of the initial conditions change 56.3% to 68.8% and the second cycle be 87.5%.