Siradjuddin
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kepemimpinan dan Budaya Islam dalam Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Insani Perbankan Syariah di Tengah Persaingan Perubahan Teknologi Norman Omang; Siradjuddin; Abd. Wahid Haddade
Jurnal Iqtisaduna Vol 8 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/iqtisaduna.v8i2.31271

Abstract

Penelitian ini bertujuang untuk mengetahui: 1) implementasi kepemimpinan dan budaya islami; 2) urgensi pengembangan kompetensi sumber daya insani ditengah persaingan perubahan tekhnologi; 3) kompetensi apa saja yang dibutuhkan sumber daya insani; 4. peluang dan tantangan pengembangan kompetensi sumber daya insani di ditengah persaingan perubahan teknologi; dan 5) pengembangan kompetensi sumber daya insani pada Bank Muamalat Indonesia Regional Sulampua. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. penelitian kualitatif. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan theologi normatif dan pendekatan fenomenologi, dengan sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumen-tasi. Teknik analisis adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) implementasi kepemimpinan dan budaya islami sudah sesuai dengan kode etik, dan nilai-nilai muamalat IDEAL; 2) urgensi pengembangan kompetensi SDI adalah: teknologi digital, perilaku konsumen dan kebutuhan profesi; 3) Kebutuhan kompetensi SDI adalah: aspek personal (skill, knowledge, traith, values and motive), aspek organisasional (kompetensi komunikasi, perencanaan, strategi aksi, manajemen diri, kompetensi multicultural, dan team work); program core training, functional training, aspek behavioural and managerial, dan aspek spiritualitas; 4) tantangan pengembangan kompetensi SDI adalah: inovasi baru dibidang digital, komitmen dari semua pemangku kepentingan, ketersediaan anggaran, perubahan lanskap, tingginya sikap skeptis masyarakat atas keamanan, culture shock nasabah di daerah-daerah tertentu, turn over cukup tinggi. Sedangkan peluang adalah: regulator OJK yang mengharuskan perusahaan membuat roadmap pengembangan kompetensi SDI; dan 5) Upaya pengembangan kompetensi SDI adalah: program reskilling, upskilling, muamalat officer development program.
Konsep Negara dan Masyarakat Ideal Menurut Al-Farabi dalam Sudut Pandang Ekonomi Nur Alisa; Siradjuddin; Misbahuddin
Syarikat: Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Vol. 6 No. 2 (2023): Syarikat : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah
Publisher : Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam Universitas Islam Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/syarikat.2023.vol6(2).13338

Abstract

Al-Farabi adalah seorang tokoh filsuf muslim terkenal dengan berbagai gagasan pada bidang ilmu pengetahuan. Hasil pemikirannya tertuang dalam berbagai karya seperti buku, makalah dan kritikan terhadap filsuf lainnya. Salah satu karya fenomenal Al-Farabi yaitu buku berjudul Ara Ahl al-Madinah al-Fadhilah. Buku ini mendiskusikan tentang politik, negara dan masyarakat berdasarkan sudut pandang Al-Farabi. Konsep tersebut dikorelasikan pada tatanan ekonomi yang dipraktikkan oleh masyarakat dalam negara yang cita-citanya untuk mencapai kebahagiaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep negara dan masyarakat ideal menurut Al-Farabi dalam sudut pandang ekonomi. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data yaitu studi pustaka (library research) dan penelitian lapangan (field research). Hasil penelitian menunjukkan bentuk negara menurut Al-Farabi adalah al-Madinah al-Fadhilah, al-Madinah al-Jahiliyah, al-Madinah al-Fasiqah, al-Madinah al-Mutabaddilah, dan al-Madinah al-Dallah. Dari kelima konsep negara tersebut, negara yang paling diidamkan Al-Farabi adalah bentuk negara ideal (Al-Madinah Al-Fadhilah). Negara ideal merupakan negara yang tatanan masyarakatnya sadar akan tujuan hidup bernegara dan mampu mewujudkan cita-cita tersebut dengan mengedepankan kerjasama antar masyarakat dan negara. Cita-cita negara dan masyarakat ideal adalah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Aktivitas ekonomi menjadi salah satu jalan meraih kebahagiaan dengan terpenuhinya kebutuhan ekonomi masyarakat. Kegiatan ekonomi didasarkan pada spesifikasi kemampuan masing-masing berlandaskan syariat Islam. Penelitian ini berfokus pada representasi keidealan suatu negara dan masyarakat sesuai yang diharapkan oleh Al-Farabi yang dinilai berdasarkan pada tingkat perkembangan perekonomiannya.
Kajian Pemikiran Ekonomi Islam Abu ‘Ubaid Al-Qasim Bin Salam dan Relevansinya di Indonesia Samsidar; Misbahuddin; Siradjuddin; Ilma Radia Syam; Prades Arioato Silondae
Syarikat: Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Vol. 7 No. 1 (2024): Syarikat : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah
Publisher : Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam Universitas Islam Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/syarikat.2024.vol7(1).13675

Abstract

Sejak Al-Qur'an diturunkan beberapa abad yang lalu, konsep dan praktik ekonomi Islam telah berkembang dan hal ini terkadang memunculkan perkembangan baru dalam filsafat ekonomi Islam. Konsep ekonomi Islam tentulah harus berlandaskan pada Al-Qur’an, hadis dan sunah yang secara hukum maupun pengarahan kebijakan ekonomi termaktub di dalamnya, selain itu perlunya pengadaptasian dengan perubahan zaman serta disparitas tempat regional. Artikel ini mencoba mengungkap relevansi pemikiran ekonomi Abu ‘Ubaid al-Qasim bin Salam dalam tatanan perekonomian Indonesia yang bisa ditinjau dalam karyanya yang monumental berjudul kitab al-Amwal. Dalam kitab tersebut, dia menegaskan kembali gagasan ekonomi mendasar tentang keadilan sebagai landasan filosofis yang kokoh untuk pengembangan pemikiran ekonomi. Dalam kitabnya Abu 'Ubaid al-Qasim berpendapat, uang memiliki dua tujuan yaitu berfungsi sebagai patokan nilai tukar dan sebagai alat tukar yang masih berguna dalam ekonomi modern. Abu 'Ubaid al-Qasim setuju bahwa hegemoni pemerintah dalam perdagangan global sangat penting untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum Al-Qur'an, hadis dan sunah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan paradigma fenomenologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran ekonomi Abu ‘Ubaid al-Qasim merefleksikan perlunya memelihara dan mempertahankan hak dan kewajiban masyarakat, menjadikan keadilan sebagai prinsip dan pegangan utama dalam menjalankan roda kepemerintahan serta menekankan rasa persatuan dan tanggung jawab bersama. Limitasi dalam penelitian ini terletak pada proses penelitian yaitu wawancara yang masih terbatas, peneliti menyadari bahwa dalam suatu penelitian selalu terdapat kelemahan.  
Analisis Pemikiran Ekonomi Imam Malik Tentang Syirkah Di Indonesia Syamsurianto; Misbahuddin; Siradjuddin
Syarikat: Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Vol. 6 No. 2 (2023): Syarikat : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah
Publisher : Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam Universitas Islam Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/syarikat.2023.vol6(2).13909

Abstract

Dalam penelitian ini penulis membahas terkait pemikiran Imam Malik tentang syirkah dan bagaimana relevansinya di indonesia. Menurut Imam Malik syirkah adalah kebolehan (atau izin) bertasharruf bagi beberapa pihak yang memberi izin kepada pihak dalam mentasharrufkan hartanya. Penelitian bermaksud menerangkan terkait implikasi pada penerapan syirkah di Indonesia, dilihat dari historisitasnya masih relevan di Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode penelitian lapangan. Informannya adalah para pakar ekonomi Islam. Teknik pengumpulan datanya yakni wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan konsep syirkah Imam malik masih terealisasikan hingga saat ini di Indonesia, beberapa pihak menggunakan syirkah sebagai salah satu bentuk akad pembagian harta. Menurut Imam Malik akad yang boleh digunakan adalah akad syirkah inan, syirkah abdan dan syirkah mufawadhah, sedangkan syirkah wujuh tidak dibolehkan. Dilain sisi merujuk pada keterangan dewan syariah nasional (DSN) syirkah wujuh saat ini memang sudah tidak diterapkan lagi di Indonesia. Studi ini terbatas dilaksanakan pada suatu instansi yang mempraktekkan terjadi syirkah di dalamnya, sistem syirkah ini tidak menutup kemungkinan banyak pelaku lainnya yang menerapkan syirkah. Dengan demikian, hasil studi ini hanya mampu dalam jenis syirkah yang diterapkan di perbankan dan usaha syirkah yang ada di daerah yang diteliti saja.