Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pendampingan Menulis Penelitian Tindakan Kelas di Larantuka, Flores Timur Ezra Tari; Lanny I.D. Koroh; Umar Ali; Martin Ch. Liufeto; Talita Tlonaen
Real Coster : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 2: September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Real Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2515.093 KB) | DOI: 10.53547/rcj.v4i2.145

Abstract

Classroom action training was agreed upon by the service team, starting with concerns about the teacher's difficulties. The service team found that many teachers had not been able to combine observations in class. This research is a way of teacher research in the classroom to find problems in the learning process. The teacher found many problems related to learning, namely process design, media, learning techniques, and learning outcomes. To realize good classroom action research techniques, training is done. Some teachers have not been able to write a good scientific paper. So the service team trains skilled teachers in writing. The method of service in this service begins with planning the location of the service. The plan is carefully prepared to avoid obstacles in the field. This training produces groups of writer teachers according to their respective fields. The team already found teachers who did classroom action research. However, the difficulty in pouring it in the article. So that the team assists in writing classroom action research articles that will be published in journals, follow-up assistance is carried out in WhatsApp groups.Keywords: report; theory; learning; writing; class action AbstrakPelatihan tindakan kelas disepakati oleh tim pengabdian, diawali keresahan akan kesulitan guru dalam melakukannya. Tim pengabdian menemukan masih banyak guru yang belum bisa meramu hasil pengamatan dalam kelas. Kegiatan ini merupakan cara penelitian guru dalam kelas untuk menemukan masalah dalam proses pembelajaran. Guru menemukan banyak masalah terkait pembelajaran, yakni: rancangan proses, media, teknik pembelajaran, dan hasil pembelajaran. Untuk merealisasikan teknik penelitian tindakan kelas yang baik, maka dibuat pelatihan. Ada juga guru yang belum mampu menulis sebuah karya ilmiah yang baik. Maka tim pengabdian melatih guru terampil dalam menulis. Metode pengabdian ini diawali dengan merencanakan lokasi pengabdian. Rencana dipersiapkan dengan matang agar tidak ada kendala di lapangan. Pelatihan ini menghasilkan kelompok guru penulis sesuai bidang masing-masing. Tim menemukan sudah ada guru yang dapat membuat penelitian tindakan kelasn namun masih kesulitan dalam menuangkannya ke dalam artikel sehingga tim mendampingi dalam penulisan artikel penelitian tindakan kelas yang akan diterbitkan di jurnal. Selanjutnya, pendampingan lanjutan dilakukan dalam grup WhatsApp.Kata kunci: laporan; materi; pembelajaran; penulisan; tindakan kelas
Analisis Penerimaan Orang Tua Terhadap Anak Autis di Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang Sance Mariana Tameon; Talita Tlonaen
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 1 No 2 (2019): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v1i2.23

Abstract

Children who are born with a perfect condition in the sense of healthy and normal are expected by all parents. In reality, not all children are born with this condition, so that not a few parents who are shy, lack of confidence and unable to accept the situation of less normal children. One example is a child who has autism. The purpose of this study was to determine how parents' attitudes toward children with autism. Qualitative methods used in this study with data collection techniques are interviews and observation. The results of the study found that parents can accept children diagnosed with autism with a different time period from one another. This can be seen from how the subject understands the child's condition as it is good, positive, negative, strengths and weaknesses of the child and understands children's habits in their daily life such as realizing what children can and cannot do, understanding the causes of bad and good behavior done by children. Anak yang terlahir dengan keadaan sempurna dalam artian sehat dan normal sangat diharapkan oleh semua orang tua. Kenyataannya, tidak semua anak terlahir dengan kondisi demikian, sehingga tidak sedikit orang tua yang malu, kurang percaya diri dan tidak dapat menerima keadaan anak yang kurang normal. Misalnya anak yang mengidap autisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autis. Metode kualitatif dipakai dalam penelitian ini dengan teknik pengumpulan datanya adalah wawancara dan observasi. Hasil penelitian didapati bahwa orangtua dapat menerima anak yang didiagnosa menyandang autis dengan jangka waktu yang berbeda satu dengan yang lainnya. Pasangan orang tua yang lengkap (suami istri) berbeda dengan orang tua single parent dalam proses penerimaan anak autis. Hal ini terlihat dari bagaimana subjek memahami kondisi anak apa adanya baik itu tingkah laku positif, negatif, kelemahan dan kelebihan yang anak miliki, serta memahami kebiasaan-kebiasaan anak dalam kesehariannya. Seperti menyadari apa yang telah dapatdan yang belum dilakukan oleh anak dan memahami munculnya perilaku anak yang baik dan buruk.
Budaya Naketi Uab Atoin Meto: Pemulihan Relasi Komunikasi Di Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan Talita Tlonaen; Lanny I.D. Koroh; Ezra Tari
Jurnal Teologi Kontekstual Indonesia Vol 3, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/jtki.v3i1.558

Abstract

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang hidup sesuai dengan budaya dan ajaran agama yang dianut namun sebagai manusia biasa seseorang tidak pernah luput dari suatu kesalahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan ritual naketi uab, persepsi dan ideologi masyarakat mengenai naketi uab dalam pemulihan relasi komunikasi dan persepsi gereja tentang ritual naketi uab. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian ditemukan bahwa naketi uab merupakan ritual yang dilakukan oleh manusia untuk mengatasi atau mencegah suatu permasalahan baik secara sosial maupun spiritualitas. Pelaksanaan ritual naketi uab dilangsungkan dengan menggunakan tutur adat dawan Timor (Uab meto) yang memiliki makna tertentu dengan tujuan adanya keterbukaan, pemberian nasihat, sebagai sarana komunikasi dan juga untuk pemulihan relasi dengan diri sendiri, dengan sesama maupun dengan Tuhan sebagai pemilik kehidupan. Tujuan utama dari ritual naketi uab adalah untuk merefleksikan diri, memperbaiki kesalahan yang dilakukan dan memperdamaikan diri dengan sesama maupun Tuhan sebagai bentuk pemulihan relasi komunikasi. Pelaksanaan naketi uab pada dasarnya berlandaskan pada nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat (antropologi) dan ajaran agama yang dianut (teologis) oleh pihak yang terlibat. Humans are creatures created by God who live under the culture and religious teachings adopted, but one never escapes from a mistake as an ordinary human. This study aimed to describe and analyze the implementation of the naketi uab in the restoration of communication relations and the church’s perception of the naketi uab ritual. This type of research is qualitative research, a phenomenological approach. The result of the study found that naketi uab is a ritual performed by humans to overcome or prevent a problem both socially and spiritually. The implementation of the naketi uab ritual is carried out using the Timorese dawan (uab meto) speech which has a specific meaning with the aim of openness, giving advice, as a means of communication and also for restoring relationships with oneself, with others, and with God as a personower of life. The primary purpose of the naketi uab ritual is to self-reflect, correct mistakes made and reconcile with others and God as a form of restoration of communication relations. The implementation of nakti uab is based on the values prevailing in society (anthropology) and the religious teachings adopted (theologically) by the parties involved.
PELATIHAN PENYUSUNAN MODUL AJAR SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SMAK MARYO NEKMESE HOINENOPELATIHAN PENYUSUNAN MODUL AJAR SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SMAK MARYO NEKMESE HOINENO Doni A. L. Liu; Yandri Y. C. Hendrik; Maglon F. Banamtuan; Donal J. J. Biaf; Talita Tlonaen
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023): Volume 4 Nomor 4 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i4.19350

Abstract

Guru-guru Sekolah Menengah Agama Kristen Maryo Nekmese Hoineno sejauh ini belum memiliki modul ajar sendiri. Untuk itu, tim pengabdian melakukan survey di sekolah lalu menyepakati dengan pihak sekolah dengan tema pengabdian yakni: pelatihan penyusunan modul ajar sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi guru di Sekolah Menengah Agama Kristen Maryo Nekmese Hoineno merupakan salah satu langkah dalam mengembangkan kompetensi guru. Metode yang dipakai dalam pelatihan tersebut adalah seminar-workshop dan metode bimbingan teknis individu. Jumlah guru yang mengikuti pelatihan penyusunan modul ajar adalah 12 guru. Tempat pelaksanaan pelatihan ini di aula Sekolah Menengah Agama Kristen Maryo Nekmese Hoineno. Maka hasil yang diperoleh saat melakukan pelatihan adalah: 1). Hasil pretes menunjukkan bahwa hampir semua guru belum mengikuti pelatihan penyusunan modul ajar, guru belum memiliki modul ajar sendiri dan belum mengetahui langkah-langkah penyusunan modul ajar; 2). Hasil posttes menunjukkan bahwa guru-guru sudah memahami seluruh langkah-langkah menyusun modul ajar
Makna Pengampunan dalam Ritus Naketi pada Masyarakat Amanuban Timur dan Relevansinya terhadap Nilai-nilai Kristiani Talita Tlonaen; Maya Djawa
APOSTOLOS Vol 4 No 1 (2024): May
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/a.v4i1.281

Abstract

Forgiveness is an obligation that must be carried out in the naketi rite in East Amanuban. However, the meaning of forgiveness in the naketi rite has not been implemented optimally so that people do not understand correctly what should be done in giving forgiveness and interpreting forgiveness in accordance with God's will. Therefore, in this writing the meaning of forgiveness in the naketi rite in East Amanuban will be explained. This type of research is qualitative research, a phenomenological approach. Data collection techniques are by way of observation, interviews and documentation and documents. The results of the writing found that the main purpose of the naketi rite is to reflect on oneself, correct mistakes made and reconcile oneself with others and God as a form of relationship restoration. The meaning of forgiveness in the naketi rite must be marked by peace within oneself, others and God as creator. Forgiving means reflecting on the mistakes you have made, forgiving the mistakes you have made without bitterness within yourself and being able to apply the forgiveness given by Jesus Christ as a form of thanksgiving for the grace received without demanding anything in return.