Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMILIHAN SISTEM CAD/CAM DALAM INDUSTRI MANUFAKTUR STUDI KASUS: BRAKE DRUM Suhendra, Bobie
RESULTAN : Jurnal Kajian Teknologi Vol 15 No 2 (2015): RESULTAN
Publisher : RESULTAN : Jurnal Kajian Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.357 KB)

Abstract

Dalam tulisan ini dibahas tentang pemilihan sistem CAD/CAM yang diterapkan di industri manufaktur. Secara spesifik diketengahkan tiga jenis software yang dapat diaplikasikan yakni CATIA, Pro/ENGINEER dan Unigraphic dengan studi kasus brake drum. Terdapat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing software tersebut dan tentu dengan alasan dan justifikasi tersendiri khususnya berkaitan dengan investasi dan hasil yang diharapkan
ANALISA PENGARUH BENTUK IMPELLER TERHADAP PERFORMA POMPA SENTRIFUGAL DOUBLE SUCTION TYPE VENUS 1-900.1000 Firmansyah, Rifqi; Suhendra, Bobie
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 6 No 2 (2018): JURNAL ILMIAH TEKNIK MESIN
Publisher : Universitas Islam 45 Bekasi, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.275 KB)

Abstract

The impeller wheel is an important component of centrifugal pumps, which need to get importantattention starting from designing and modeling impeller shapes. This is very influential on theperformance of the pump. This study aims to determine the exact model of the impeller in theinstaller in parallel and to maintain the balance of the pump working operation with time. Themethod used is a comparative system of pump impeller models in order to improve pumpperformance optimally. From the results of this study that the pump with a discharge of 3.1 m3/sobtained optimum results with a pump head of 281 meters and an efficiency of 88% and dimensionsof the blade width of 22.5 cm for the double suction pump type.
ANALISIS PERFORMA AIRFOIL USA-35B DALAM PERANCANGAN BILAH JENIS TAPERLESS PADA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL 500 WATT Lamhot Fernando Remember Simanjuntak; Bobie Suhendra
AL JAZARI : JURNAL ILMIAH TEKNIK MESIN Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.684 KB) | DOI: 10.31602/al-jazari.v7i1.7104

Abstract

Tenaga listrik adalah salah satu sistem energi yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan kemajuan suatu negara. Terlebih pada saat sekarang ini muncul tantangan yang dihadapi umat manusia sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk aspek yang harus dipenuhi adalah pengadaan listrik yang terus meningkat. Konsumsi energi yang besar di ikuti dengan berkurangnya ketersediaan minyak khususnya di indonesia. Salah satu contoh pemanfaatan energi angin adalah dengan turbin angin atau yang biasa kita sebut kincir angin. Indonesia sangat berpotensi untuk pengembangan energi terbarukan karena Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah, baik matahari, air, dan angin merupakan energi alternatif yang dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh pemerintah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber daya berlimpah yang berpotensi menjadi energi terbarukan saat ini. Pada pembangkit listrik tenaga bayu yang menggunakan turbin angin terdapat beberapa komponen penting termasuk Bilah.  Bilah ini bagian pertama yang berfungsi menerima angin lalu energi mekanik nya dikonversikan menjadi energi listrik oleh generator Di PT. Lentera Bumi Nusantara (LBN). Oleh karena itu perlu dilakukan analisis untuk mengetahui jenis bilah yang cocok untuk diaplikasikan pada turbin angin di PT. Lentera Bumi Nusantara. Dari hasil simulasi menngunakan aplikasi Qblade didapatkan data analisis yaitu Coeficient lift/Coeficient drag sebesar 63.8 pada alpha 5,5. Pada kecepatan angin 12 m/s daya listrik yang dihasilkan adalah 1.415 watt, hasil daya listrik tersebut masih berpengaruh pada efisiensi generator dan efisiensi controller sehingga hasil akhir daya yang dihasilkan oleh turbin angin kurang lebih adalah 500 watt.
Perencanaan Ulang Poros Propeller Shaft pada Mobil Toyota Avanza Tipe E 1300 CC Roby Muhammad Akbar; Iwan Nugraha; Bobie Suhendra
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 8 No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/METTEK.2022.v08.i01.p01

Abstract

Poros propeller (profeller shaft) biasa juga ddisebut dengan poros kopel merupakan bagian penting pada kendaraan yang berfungsi sebagai pemindah tenaga. Terdapat pada 2 tipe kendaraan yaitu FR dan 4WD, Poros propeller bekerja untuk meneruskan daya putaran dari transmisi ke diferensial dalam keadaan tidak saling bersambungan. lalu putaran diteruskan dari transmisi ke poros propeller dan dari poros propeller ke diferensial melalui universal joint, universal joint berfungsi untuk meneruskan daya putaran yang dalam keadaan tidak satu garis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tegangan yang terjadi pada poros, umur nominal pada bearing, dan umur dari bearing itu sendiri. Material yang digunakan poros adalah baja ST 37 dengan kekuatan tarik sebesar ?b = 37 kg/ . Hasil dari perhitungan manual didapatkan tegangan sebesar 7,090 Kg/ lebih kecil dari tegangan geser yang sebenernya sebesar 17,5 Kg/ . Umur nominal pada bearing didapatkan 181 juta putaran. Umur bearing didapatkan dari perhitungan manual 942,7 jam. The propeller shaft, also known as the coupling shaft, is an important part of the vehicle that functions as a power transfer. There are 2 types of vehicles, namely FR and 4WD, the propeller shaft works to transmit rotational power from the transmission to the differential in a discontinuous state. then the rotation is passed from the transmission to the propeller shaft and from the propeller shaft to the differential through the universal joint, the universal joint serves to continue the rotational power that is not in one line. The purpose of this study was to determine the stress that occurs on the shaft, the nominal life of the bearing, and the life of the bearing itself. The material used for the shaft is ST 37 steel with a tensile strength of b = 37 kg/(mm)^2. The result of manual calculation shows that the stress is 7.090 Kg/(mm)^2 which is smaller than the actual shear stress of 17.5 Kg/(mm)^2. The nominal life of the bearing is 181 million revolutions. Bearing life is obtained from manual calculation of 942.7 hours.
Modelling, simulation and analysis of 2D steady state conduction, convection and radiation heat transfer of moulding on rubber press machine Sena, Boni; Suhendra, Bobie; Fauzun, Fauzun
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 17, No 1 (2022): Volume 17, Nomor 1, April 2022
Publisher : Mechanical Engineering Department - Semarang State Polytechnic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/jrm.v17i1.3201

Abstract

Distribusi transfer kalor yang seragam pada bagian moulding dari mesin rubber press sangat penting untuk menghasilkan hasil moulded produk yang berkualitas terbaik. Pada kenyataannya, transfer kalor pada moulding dari mesin rubber press tidak terdistribusi secara seragam. Oleh karena itu, transfer kalor pada moulding dari mesin perlu dievaluasi. Sebagian besar penelitian sebelumnya hanya mempertimbangkan transfer kalor secara konduksi pada moulding sementara itu tidak ada studi yang menginvestigasi transfer kalor secara konvensi dan radiasi yang hampir terjadi pada seluruh tipe mesin rubber press dengan tipe moulding yang terbuka. Metode elemen hingga digunakan untuk menganalisis distribusi temperatur berdasarkan transfer kalor secara konduksi dan metode analitik dipakai untuk menghitung transfer kalor secara radiasi dan konveksi pada moulding dari mesin rubber press. Hasil dari metode elemen hingga menunjukkan bahwa temperatur tinggi hanya terjadi pada bagian boundary sementara bagian pusat dari moulding menunjukkan temperatur yang lebih rendah. Temperatur pada bagian boundary bervariasi sebesar 124.3 oC, 124.4 oC, 124.5 oC, 124.8, 125.3 oC, 126.5 oC, 129.2 oC, dan 134.8 oC. Transfer kalor secara konveksi dan radiasi pada moulding sebesar 13.3 kW dan 68.23 kW. Perbedaan antara pengukuran langsung dan simulasi menggunakan metode elemen hingga diakibatkan adanya asumsi steady state pada model simulasi. Penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan kondisi transient pada transfer kalor secara konduksi dan view factor yang lebih bervariasi pada transfer kalor secara konveksi dan radiasi.