SLAMET HARIYANTO, SLAMET
Anggota DPRD Kalimatan Kab.Bulungan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MODEL MEKANISME PENGELOLAAN ARSIP DI KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN TULUNGAGUNG HARIYANTO, SLAMET
Jurnal PUBLICIANA Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal PUBLICIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.877 KB)

Abstract

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari permasalahan arsip. Hal ini terjadi pada kantor pemerintah dan  swasta bahkan rumah tangga dan perorangan, niscaya akan terlibat dengan arsip. Arsip merupakan suatu kumpulan catatan secara tertulis (warkat) yang disimpan secara sistematis sehingga memudahkan dalam penemuan kembali. Kearsipan merupakan bagian pekerjaan kantor yang sangat penting. Informasi tertulis yang tepat harus tersedia apabila diperlukan agar kantor dapat memberikan pelayanan yang efektif. Kearsipan sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan administrasi karena arsip merupakan pusat ingatan bagi setiap kegiatan dalam suatu kantor.Dari hasil kajian ini akan diketahui hal-hal sebagai berikut : (1) sistem Penyimpanan Arsip di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Tulungagung adalah menggunakan sistem kombinasi antara sistem nomor dan sistem subjek.(2) azas penyimpanan arsip di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Tulungagung adalah azas kombinasi antara azas sentralisasi dan azas desentralisasi, (3) peralatan dan perlengkapan yang digunakan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Tulungagung adalah filling cabinet, almari, snelhechter, map, guide, dan lain-lain (4) prosedur pengelolaan arsip di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Tulungagung adalah semua arsip yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan pemilahan, untuk memisahkan arsip asli, duplikat dan non arsip, setelah itu, dilakukan pendataan arsip yang dibuat dalam Daftar Pertelaan Arsip, selanjutnya dilakukan pembungkusan arsip yang kemudian dimasukkan ke dalam kotak arsip dan terakhir dilakukanlah penyimpanan yaitu dengan meletakkan kotak arsip tersebut pada rak arsip yang terdapat pada ruang penyimpanan arsip., (5) prosedur penyimpanan arsip di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Tulungagung adalah dengan cara menyusun arsip dalam folder menurut kode klasifikasi kemudian folder tersebut dimasukkan dalam kotak arsip in aktif dan di susun secara vertikal pada rak arsip dalam ruangan dengan pengaturan suhu yang telah ditentukan, (6) prosedur penemuan kembali arsip di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Tulungagung yaitu dengan mengetahui subjek atau pokok masalah dan tahunnya, mencari nomor urut agenda surat dalam buku agenda, mencari arsip dalam snelhechter sesuai dengan pokok masalah dan tahunnya, setelah snelhechter ketemu langkah selanjutnya mencari arsip yang diperlukan dalam snelhechter sesuai dengan nomor urut buku agenda  (7) kendala-kendala yang dihadapi di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Tulungagung antara lain tenaga-tenaga SDM, sarana dan prasarana, kurangnya perhatian arsiparis terhadap penataan arsip.
ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI PANTAI PRIGI KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK Hariyanto, Slamet
Jurnal BONOROWO Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : UPT Perpustakaan Universitas Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.666 KB)

Abstract

Abstrak Rendahnya pendapatan nelayan di Prigi salah satunya dipengaruhi oleh faktor kondisi alam. Sehingga proses penangkapan ikan tidak berlangsung sepanjang tahun. Pada periode tertentu nelayan tidak melaut karena angin kencang, gelombang besar dan arus laut yang kuat. Kondisi seperti ini disebut dengan musim paceklik yaitu suatu musim yang dimana nelayan tidak beraktivitas sama sekali. Guna mencukupi kebutuhan hidup nelayan harus mencari pinjaman kepada pedagang atau menjual barang-barang yang dimilikinya.  Pinjaman akan dibayar saat musim sudah membaik dan hasil tangkapan ikan melimpah. Konsekuensi  yang harus dipenuhi adalah ketika musim ikan nelayan harus menjual hasil tangkapan dengan harga yang telah ditentukan oleh juragan atau pedagang. Dampak dari hubungan kurang baik  antara nelayan dengan juragan atau pedagang ini adalah pada saat musim ikan datang nelayan tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Dan akibatnya, pinjamannya sering kali tidak bisa dilunasi dan menumpuk karena pada musim paceklik berikutnya nelayan meminjam lagi.Untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat nelayan di pesisir Prigi yang demikian, diperlukan program pemberdayaan yang dapat diwujudkan melalui kemandirian masyarakat nelayan. Program pemberdayaan yang dilakukan harus mampu menjawab semua masalah yang di hadapi masyarakat nelayan di Prigi, selain itu program yang dilakukan harus melibatkan masyarakat sebagai peran utama dalam pemberdayaan masyarakat nelayan di Prigi. Keberhasilan program pemberdayaan bergantung pada stakeholders yang terlibat dalam pemberdayaan masyarakat nelayan dengan menempatkan masyarakat nelayan sebagai subyek dan objek pembangunan.Dengan adanya pendekatan pembangunan yang berpusat pada masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan, baik fisik maupun non fisik.Abstract The low income of fishermen in  Prigi beach influenced by natural conditions, so  the process of fishing does not take place throughout the year. At certain periods the fishermen not to fish because strong wind,big waves and strong ocean currents.These conditions are referred to the famine that is a season in which the fishermen do not move at all. In order to meet the needs of fishermen borrow merchants or sell its goods.Debt is paid when the season is getting better and abundant fish catches. the term conditions  is the fisherman has to sell the catch at a price which determined by the skipper or middlemen. The impact of this bad relationship between fisherman with skipper or middlemen when  during the fishing season does not get satisfactory results. And consequently,  the debt can’t be repaid and being accumulate  because the next famine season fishermen would borrow again.To improve living conditions in the coastal fishing communities in Prigi, needs empowerment program that can be realized through independence fishing communities. Empowerment programs should be able to answer all the problems faced by fishing communities in Prigi, besides that the programs undertaken should involve the community as the main actor in the empowerment of fishing communities in Prigi. The success of the empowerment program depends on  stakeholders which involved in the fishing community empowerment by placing the fishing communities as the subject and object of development. With the approach centered on community development can improve the welfare of fishermen, both physical and non-physical.   
Dampak Kebijakan Alokasi Dana Desa (Add) Terhadap Pembangunan Desa Di Kabupaten Bulungan Tahun 2011 – 2014 Hariyanto, Slamet; Mutiarin, Dyah
Journal of Governance and Public Policy Vol 2, No 3: October 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Village Fund Allocation given to all villages in the district of Bulungan gives hope that the greater will be the realizationof equitable development, equitable and participatory. Village Fund Allocation policy implementation makes a verysignificant change, the village that was once get a very limited budget that is managed centrally by governmentagencies above the village are now getting a large enough budget and was given the authority to manage independently.The purpose of this study was to: (1) determine the impact of policies Village Allocation Fund in the SilvaRahayu Village, Tanjung Buka Village, Gunung Seriang Village, dan Bunyu Selatan Village, and (2) determine factorscausing variations in the impact of policies Village Allocation Fund in Silva Rahayu Village, Tanjung Buka Village,Gunung Seriang Village, dan Bunyu Selatan Village.The research is a qualitative research. This study was conducted inBulungan, precisely in the Silva Rahayu Village, Tanjung Buka Village, Gunung Seriang Village, dan Bunyu SelatanVillage. Data collected through interviews, observation, and documentation. The data analysis technique used is dataanalysis with qualitative methods to measure data collection, data reduction, data presentation, and conclusion.Theresults showed that the village has an impact Village Fund Allocation most suited to the purpose of the Village FundAllocation is expected Silva Rahayu village and the village of Tanjung Buka. Village at least in accordance with theoriginal purpose of the program is the Village Fund Allocation Bunyu Selatan Village. This is due to Silva Rahayu Villageand the Tanjung Buka Village has implemented the Village Fund Allocation program in accordance with the rules andregulations. The village is still having an inhibiting factor is the village of Tanjung Buka. The quantity and quality ofhuman resources in the village Tanjung Buka still fairly minimal and require further training. Silva Rahayu village,Gunung Seriang village, and the Bunyu Selatan Village not having problems associated with factors that can influencepolicy implementation Village Fund Allocation program. In all three villages of both quality and quantity of humanresources are sufficient to implement the Village Fund Allocation program. Human resources and apparatus also hasa mental attitude that is ready to implement the program properly.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Hariyanto, Slamet
Jurnal PUBLICIANA Vol 9, No 1 (2016)
Publisher : Tulungagung University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.517 KB)

Abstract

Seiring perkembangan global di era informasi, keberadaan masyarakat mengalami pergeseran pola yang dinamis. Kehadiran hasil karya manusiadi bidang teknologi informasi menjadi karakteristik dimana masyarakat diera sekarang dikenal sebagai masyarakat informasional.Akan tetapi belum semua masyarakat mampu mengelola informasi dengan baik. Dengan kata lain masih ada beberapa kelompok masyarakat yang belum memahami arti pentingnya sebuah informasi. Sebagai tanggapan fenomena di atas maka lahirlah pemikiran baru dibidang informasi yang dikenal dengan Sistem informasi Manajemen.