Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KOMPOSISI DAN TINGKAT KERAMAHAN LINGKUNGAN ALAT TANGKAP BAGAN DI LABUAN UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Ernawati Paputungan; Alfret Luasunaung; Fanny Silooy; Johny Budiman; Ixchel Feiby Mandagi; Wilhelmina Patty
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 8 No. 1 (2023): Januari-Juni
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.8.1.2023.42523

Abstract

Bagan merupakan salah satu alat tangkap  yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil, dioperasikan pada malam hari dan menggunakan cahaya lampu sebagai atraktor untuk menarik ikan ke area penangkapan. Alat tangkap bagan apung telah lama digunakan oleh nelayan di Desa Labuan Uki Kabupaten Bolaang Mongondow yang terdiri dari bagan perahu dan rakit.  Hasil tangkapan  bagan apung dimanfaatkan sebagai umpan hidup pada perikanan pole and line, kebutuhan makanan sehari-hari, dan juga dikeringkan untuk dijual.  Hasil tangkapan umumnya terdiri dari ikan pelagis kecil yang tertarik pada cahaya (phototaxis positive).  Penelitian ini bertujuan untuk melihat komposisi hasil tangkapan bagan dan mengkaji tingkat keramahan lingkungan alat tangkap bagan berdasarkan target penangkapan (target spesies), tangkapan sampingan (by catch) dan tangkapan yang dibuang (discard catch). Pengumpulan data primer  menggunakan metode experimental fishing pada beberapa trip penangkapan, wawancara mendalam (deep interview) dengan nelayan mengenai keberadaan perikanan bagan yang ada di Labuan Uki. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui pustaka dan informasi dari dinas terkait.  Analisis data untuk komposisi jenis ikan menggunakan rumus komposisi jenis ikan oleh Oktaviani (2018) dan untuk tingkat keramahan lingkungan menggunakan persamaan Akiyama (1997).  Hasil yang diperoleh bahwa 10 jenis spesies yang tertangkap selama trip penelitian yang didominasi oleh ikan teri, kembung, petek dan sarden.  Alat tangkap bagan memiliki tingkat keramahan lingkungan yang baik yakni selektif terhadap jenis tangkapan sasaran, tidak merusak habitat (destructive fishing), tidak membahayakan nelayan, menghasilkan ikan yang bermutu baik, produk tidak membahayakan kesehatan konsumen, hasil tangkapan yang terbuang minimum, memberikan dampak minimum terhadap biodiversity, tidak menangkap jenis yang dilindungi dan diterima secara sosial.