Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pelatihan Manajemen Komunikasi Bisnis Dan Budaya Masyarakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Ponggang Serangpanjang Subang Dwinarko, Dwinarko; Sjafrizal , Tabrani; Dewi , Nita Komala; Sulistyanto , Ari; Widodo , Aan
Jurnal Abdimas UBJ (Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 3 No. 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Lembaga Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.189 KB) | DOI: 10.31599/jabdimas.v3i1.59

Abstract

Economic development that is carried out by activating Village-Owned Enterprises is explained in the Regulation of the Minister of Villages (Permendesa), Development of Disadvantaged Regions and Transmigration of the Republic of Indonesia Number 4 of 2015 concerning the Establishment, Management and Management and Amendment of Village-Owned Enterprises or so-called BUMDES. The purpose of establishing BUMDES in article 3 states that: (a) improving the village economy; (b) optimizing village assets to be useful for village welfare; (c) increasing community efforts in managing the economic potential of the village; (d) developing inter-village business cooperation plans and / or with third parties; (e) create market opportunities and networks that support citizens' general service needs; (f) open employment; (g) improving the welfare of the community through improving public services, growth and equitable distribution of the village economy; and (h) increase the income of the village community and the original income of the village. The existence of Village-Owned Enterprises as organizations that are business is a strategic step to build the community's economy. This strategic step must certainly be supported by village funds and management training and business communication that can encourage the achievement of the establishment of BUM Desa. Training on business communication management and community culture in the economic empowerment of the Ponggang Serangpanjang Subang village community aims to provide understanding and skills in improving the empowerment of rural communities through the development of tourism and MSMEs through the Village Owned Enterprises. The method used is in the form of business communication management training, with presentation techniques and training simulations for preparing proposals and business letters to the management and members of UMKM through the Ponggang Village Owned Enterprises. The output produced by the management and members can implement the principles of effective business communication management and can build village income sources by managing and creating jobs through tourism development, waste management, processing of agricultural products, plantations and fisheries. Keywords: Strategy, Communication, Business, Empowerment, Society Abstrak Pembangunan ekonomi yang dijalankan dengan mengaktipkan Badan Usaha Milik Desa dijelaskan dalam Peraturan Menteri Desa (Permendesa), Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan dan Perubahan Badan Usaha Milik Desa atau yang disebut dengan BUMDES. Tujuan pendirian BUMDES dalam pasal 3 disebutkan bahwa: (a) meningkatkan perekonomian desa; (b) mengoptimalkan asset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan desa; (c) meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa; (d) mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan atau / dengan pihak ketiga; (e) menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum warga; (f) membuka lapangan kerja; (g) meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa; dan (h) meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan asli desa. Keberadaan Badan Usaha Milik Desa sebagai organisasi yang sifatnya bisnis merupakan langkah strategis untuk membangun perekonomian masyarakat. Langkah strategis ini tentunya harus ditunjang dengan dana desa dan pelatihan manajemen serta komunikasi bisnis yang dapat mendorong tercapainya tujuan berdirinya BUM Desa. Pelatihan manajemen komunikasi bisnis dan budaya masyarakat dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat desa Ponggang Serangpanjang Subang bertujuan memberikan pemahaman dan ketrampilan dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa melalui pembangunan parawisata dan UMKM melalui Badan Usaha Milik Desa.Metode yang digunakan berupa pelatihan manajemen komunikasi bisnis, dengan teknik presentasi dan simulasi pelatihan pembuatan proposal dan surat-surat bisnis kepada pengurus dan anggota UMKM melalui Badan Usaha Milik Desa Ponggang.Luaran yang dihasilkan pengurus dan anggota dapat menjalankan prinsip-prinsip manajemen komunikasi bisnis efektif dan dapat membangun sumber pendapatan desa dengan mengelola dan menciptakan lapangan kerja melalui pembangunan pariwisata, pengolahan limbah, pengolahan hasil pertanian, perkebunan dan perikanan. Kata Kunci: Strategi, Komunikasi, Bisnis, Pemberdayaan, Masyarakat
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PRODUKSI PERTANIAN JAMUR TIRAM PADA KELOMPOK TANI “ANUGERAH MAKMUR” DI DUSUN CIBUERIUM, SERANGPANJANG, KABUPATEN SUBANG ARI SULISTYANTO; DWINARKO; TABRANI SJAFRIZAL; SAEFUL MUJAB
JURNAL EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA Vol 1 No 11 (2020): INTELEKTIVA : JURNAL EKONOMI, SOSIAL DAN HUMANIORA (EDISI, JUNI 2020 )
Publisher : KULTURA DIGITAL MEDIA ( Research and Academic Publication Consulting )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The limited knowledge of marketing faced by the "Anugerah Makmur" farmer group in Cibuerium Hamlet, Pongang Village, Kec. Serangpanjang, Kab, Subang in cultivation "Oyster Mushrooms cause excess production of Oyster Mushrooms can not be marketed to the fullest. So far, marketing has relied on local middlemen who can only market in limited quantities in the market area of ​​Seranpanjang District. Through the activities of the Community Partnership Program (PKM) encourage increased knowledge and management capabilities of marketing communications that are integrated and integrated as well as understanding of modern and export-oriented marketing management. Through training and mentoring methods, it is expected that, first, the ability in managing integrated marketing communications, starting from the stage of improving the quality of production. Second, the ability to manage the distribution of oyster mushroom production. Third, the ability to manage production pricing strategies. Fourth, the ability to manage promotions, both direct marketing and various promotion strategies
PELATIHAN TEKNIK PEMASARAN USAHA EKONOMI KREATIF (UEP) PADA KARANG TARUNA KELURAHAN MARGA MULYA KOTA BEKASI JAWA BARAT DENGAN KEKUATAN PUBLIC RELATIONS TABRANI SJAFRIZAL; DWINARKO; METHA MADONNA
JURNAL EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA Vol 2 No 02 (2020): INTELEKTIVA : JURNAL EKONOMI, SOSIAL DAN HUMANIORA (EDISI, SEPTEMBER 2020 )
Publisher : KULTURA DIGITAL MEDIA ( Research and Academic Publication Consulting )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the activities of the youth organization is to provide businesses with residents who have less or no income. This activity is called Productive Economic Enterprises (UEP). The purpose of forming UEP by members of the youth organization cannot be separated from the desire to make the community prosperous. In this case in the economic or material field. At UED, residents will be guided in carrying out various activities that can support their economic activities. Creating jobs with various businesses. In this UEP, the skills of the members are adjusted, so the expertise they have will be used as a business in a productive economic life. Related to the Productive Economic Enterprises (UEP) formed by members of the youth organization, it should also be noted that UEP inevitably has to adapt to the era of information technology. In the current era of information technology, there is a flood of information, as a result of which people become increasingly critical thinking and skeptical of the superior quality, benefits, of the products they are going to buy. This problem encourages marketing practitioners to take advantage of the power of public relations in their marketing techniques, which in many circumstances are indeed an essential element of any marketing activity.
Pelatihan Manajemen Komunikasi Bisnis Dan Budaya Masyarakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Ponggang Serangpanjang Subang Dwinarko Dwinarko; Tabrani Sjafrizal; Nita Komala Dewi; Ari Sulistyanto; Aan Widodo
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat UBJ Vol. 3 No. 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Lembaga Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.189 KB) | DOI: 10.31599/jabdimas.v3i1.59

Abstract

Economic development that is carried out by activating Village-Owned Enterprises is explained in the Regulation of the Minister of Villages (Permendesa), Development of Disadvantaged Regions and Transmigration of the Republic of Indonesia Number 4 of 2015 concerning the Establishment, Management and Management and Amendment of Village-Owned Enterprises or so-called BUMDES. The purpose of establishing BUMDES in article 3 states that: (a) improving the village economy; (b) optimizing village assets to be useful for village welfare; (c) increasing community efforts in managing the economic potential of the village; (d) developing inter-village business cooperation plans and / or with third parties; (e) create market opportunities and networks that support citizens' general service needs; (f) open employment; (g) improving the welfare of the community through improving public services, growth and equitable distribution of the village economy; and (h) increase the income of the village community and the original income of the village. The existence of Village-Owned Enterprises as organizations that are business is a strategic step to build the community's economy. This strategic step must certainly be supported by village funds and management training and business communication that can encourage the achievement of the establishment of BUM Desa. Training on business communication management and community culture in the economic empowerment of the Ponggang Serangpanjang Subang village community aims to provide understanding and skills in improving the empowerment of rural communities through the development of tourism and MSMEs through the Village Owned Enterprises. The method used is in the form of business communication management training, with presentation techniques and training simulations for preparing proposals and business letters to the management and members of UMKM through the Ponggang Village Owned Enterprises. The output produced by the management and members can implement the principles of effective business communication management and can build village income sources by managing and creating jobs through tourism development, waste management, processing of agricultural products, plantations and fisheries. Keywords: Strategy, Communication, Business, Empowerment, Society Abstrak Pembangunan ekonomi yang dijalankan dengan mengaktipkan Badan Usaha Milik Desa dijelaskan dalam Peraturan Menteri Desa (Permendesa), Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan dan Perubahan Badan Usaha Milik Desa atau yang disebut dengan BUMDES. Tujuan pendirian BUMDES dalam pasal 3 disebutkan bahwa: (a) meningkatkan perekonomian desa; (b) mengoptimalkan asset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan desa; (c) meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa; (d) mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan atau / dengan pihak ketiga; (e) menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum warga; (f) membuka lapangan kerja; (g) meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa; dan (h) meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan asli desa. Keberadaan Badan Usaha Milik Desa sebagai organisasi yang sifatnya bisnis merupakan langkah strategis untuk membangun perekonomian masyarakat. Langkah strategis ini tentunya harus ditunjang dengan dana desa dan pelatihan manajemen serta komunikasi bisnis yang dapat mendorong tercapainya tujuan berdirinya BUM Desa. Pelatihan manajemen komunikasi bisnis dan budaya masyarakat dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat desa Ponggang Serangpanjang Subang bertujuan memberikan pemahaman dan ketrampilan dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa melalui pembangunan parawisata dan UMKM melalui Badan Usaha Milik Desa.Metode yang digunakan berupa pelatihan manajemen komunikasi bisnis, dengan teknik presentasi dan simulasi pelatihan pembuatan proposal dan surat-surat bisnis kepada pengurus dan anggota UMKM melalui Badan Usaha Milik Desa Ponggang.Luaran yang dihasilkan pengurus dan anggota dapat menjalankan prinsip-prinsip manajemen komunikasi bisnis efektif dan dapat membangun sumber pendapatan desa dengan mengelola dan menciptakan lapangan kerja melalui pembangunan pariwisata, pengolahan limbah, pengolahan hasil pertanian, perkebunan dan perikanan. Kata Kunci: Strategi, Komunikasi, Bisnis, Pemberdayaan, Masyarakat
Komunikasi Organisasi Melalui Pelatihan Dan Pendampingan Dalam Penyusunan Peraturan Desa (Perdes) Pada Forum Badan Permusyawaratan Desa (Bpd) Ponggang Serangpanjang Subang Dwinarko Dwinarko; Tabrani Sjafrizal; Ari Sulistyanto; Pagi Muhammad
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.893 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i10.9720

Abstract

Pelatihan dan pendampingan dalam penyusunan PERDES melalui komunikasi organisasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan bentuk sinergis mitra kerja BPD dengan kepala desa. BPD sebagai mitra kepala desa memiliki fungsi sebagai penampung aspirasi masyarakat, merencanakan pembangunan bersama-sama pemerintahan desa, mengawasi pelaksanaan pembangunan dan menyelenggarakan musyawarah desa. Peraturan desa merupakan tugas kemitraan dalam menciptakan hubungan harmonis dalam membangun desa. Metode ceramah, diskusi dan sosialisasi pentingnya peraturan desa dalam menyelenggarakan pemerintahan desa. Hasil pelatihan dan pendampingan berupa rancangan peraturan desa mengenai aset desa dan rancangan pembangunan jangka pendek desa. Pembuatan PERDES dibutuhkan adanya pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif pada semua anggota BPD dan pemerintahan desa, sehingga mampu merencanakan pembangunan desa yang berkesinambungan, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Guna mencapai pembuatan PERDES, sangat diperlukan adanya pelatihan dan pendampingan melalui komunikasi organisasi dalam pemerintahan desa. Pelatihan dan pendampingan merupakan bagian yang sangat penting bagi semua anggota BPD dalam bermitra dengan kepala desa dalam mengelola anggaran pembangunan dana desa sehingga pengawasan dan tujuan pembangunan dapat tercapai sesuai dengan hasil musyawarah desa yang telah disepakati bersama. BPD merupakan lembaga desa yang anggota-anggotanya dipilih melalui proses demokrasi, sebagai perwakilan masyarakat dan diangkat melalui Surat Keputusan Bupati seperti halnya kepala desa, sehingga Peran BPD dalam pembangunan desa sebagai mitra kepala desa sangat strategis dalam konsep pembangunan berkelajutan. Permasalahan: Kurangnya pemanfaatan komunikasi organisasi dalam forum komunikasi BPD kepada para anggota sehingga minimnya pengetahuan dan pemahaman fungsi BPD dalam menyusunan PERDES untuk mendukung kelancaran pembangunan desa yang berkelanjutan. Pemanfaatan saluran komunikasi organisasi BPD melalui; Pertama, para anggota BPD belum mengetahui mekanisme pembuatan PERDES. Kedua, Para anggota belum pernah diberikan pelatihan dan workshop tentang pembuatan PERDES sehingga menjadi hambatan dalam menyusun PERDES. Hasil adalah, Pelatihan dan pendampingan dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman atas kesadaran anggota BPD terhadap kegunaan PERDES dan perencanaan program pelatihan disinergikan antar desa dalam forum komunikasi organisasi pada tingkat kecamatan. Solusi dan Metode; Dibutuhkan program pelatihan dan pendampingan secara menyeluruh, terpadu dalam sosialisasi berkelanjutan dengan menggunakan platform komunikasi organisasi dan media sosial whatshapp.