Abstrak. Anggota yang tergabung dalam PPR-GTM Dapel III Jemaat Buntuballa, adalah ibu-ibu rumah tangga yang dalam keseharian mereka, bekerja di rumah untuk mempersiapkan makanan untuk keluarga, dan sebahagian besar di antara mereka adalah petani tradisional yang menggarap lahan pertanian seperti sawah dan kebun secara turun-temurun yang diwarisi dari orang tua dan atau nenek moyang mereka. Dalam mempersiapkan kebutuhan sehari-hari, banyak menghasilkan sampah anorganik, seperti sisa-sisa sayuran, sisa-sisa makanan, serta berbagai sampah lainnya, misalnya daun kayu yang jatuh di sekitar rumah yang setiap hari mereka sapu untuk membersihkan halaman rumah.Sampah-sampah tersebut jika tidak dikelola dengan baik, dapat mengotori lingkungan permukiman, apalagi mereka bermukim di kampung yang tidak ada sarana pembuangan sampah, apalagi Dinas Kebersihan Kabupaten tidak menjangkau sampai ke kampung-kampung.Untuk mengatasi masalah tersebut, kepada anggota PPR-GTM diberi pengetahuan tentang pengolahan sampah, dengan metode 3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle yaitu salah satu cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah plastik dengan berbagai jenisnya. Untuk sampah organik, metode Recycle dilakukan dengan Komposter. Pelaksana kegiatan menyiapkan semua peralatan dan bahan penunjang yang digunakan, yaitu bahan pembuatan komposter, serta EM 4 sebagai bahan pencampur agar sampah-sampah organik tersebut cepat larut menjadi pupuk kompos. Jadi sampah- sampah organik mereka, diolah menjadi pupuk kompos sehingga dapat bermanfaat untuk tanaman mereka, baik tanaman pekarangan berupa sayur-sayuran, maupun tambahan pupuk untuk usahatani mereka, baik di ladang maupun di sawah.Permasalahan saat ini adalah: 1). Anggota PPR GTM Dapel III Jemaat Buntuballa, setiap hari membuang sampah organik berupa sisah-sisah pengolahan makanan dan sampah daun-daun kering di halaman rumah di sekitar rumah, dan menimbulkan pencemaran lingkungan. 2) Anggota PPR GTM Dapel III Jemaat Buntuballa dalam membantu suami sebagai wanita petani, mengutamakan penggunaan pupuk kimia dalam berusaha tani. 3) Anggota PPR GTM Dapel III Jemaat Buntuballa, belum mengetahui cara pembuatan pupuk kompos. 4) Anggota PPGR GTM Dapel III belum memahami pentingnya penggunaan pupuk kompos untuk menjaga kelestarian alam.Solusi yang ditawarkan pada pelatihan ini adalah: 1) Memberi penyuluhan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah di sembarang tempat. 2) Memberi penyuluhan tentang pentingnya pelestarian lingkungan binaan atau lahan pertanian yang dikelola agar berkelanjutan. 3) Memberi penyuluhan tentang dampak penggunaan pupuk kimia dalam jangka lama. 4) Memberi penyuluhan tentang keuntungan menggunakan pupuk kompos untuk berusaha tani. 5) Memberi pelatihan tentang cara pembuatan pupuk kompos dengan komposter.Luaran dari kegiatan ini adalah: 1) Lima belas (15) orang anggota mitra memiliki pengetahuan tentang kebersihan lingkungan. 2) Lima belas (15) orang anggota mitra memiliki pengetahuan tentang pentingnya pelestarian alam untuk menjaga kesuburan tanah lokasi bersusaha tani. 3) Lima belas (15) orang anggkota mitra memiliki pengetahuan tentang dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia. 4) Lima belas (15) orang anggkota mitra memiliki pengetahuan tentang keuntungan penggunaan pupuk kompos. 5) Lima belas (15) orang anggkota mitra memiliki pengetahuan dan keterampilan membuat pupuk kompos dengan komposter.Khalayak sasaran (mitra) dari kegiatan ini adalah Anggota PPR GTM Dapel III Jemaat Buntuballa Desa Balla Barat Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa. Hasil dari program ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mitra. Kata kunci: komposter, pupuk organik ramah lingkungan