Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Prinsip-Prinsip Inovasi dan Pengembangan Kurikulum PAI Muhammad Abdul Gofur; Junedi Junedi; Mukh Nursikin
Educational Journal of Islamic Management Vol. 2 No. 2 (2022): Artikel Volume 2 Nomor 2 November 2022
Publisher : Information Technology and Science (ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/ejim.v2i2.1909

Abstract

Pendidikan merupakan hal pokok yang sangat penting pendidikan merupakan cara yang sangat penting dalam membuat kemajuan di segala bidang kehidupan kurikulum berperan dalam memilih dan mengevaluasi apa yang dianggap berguna bagi kehidupan siswa Adanya ketidaksesuaian lain antara nilai-nilai yang terdapat didalam prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dengan kehidupan di mana kurikulum itu dijalankan. Kurikulum seharusya bisa menjawab dari setiap tantangan sejalan dengan kebutuhan dan masyarakat perkembangan yang berubah dengan cepat Kurikulum dalam pengembangannya bukanlah proses cepat tetapi butuh studi intensif. Sumber referensi pengembangan kurikulum minimal harus didasarkan dari data eksperimental dan empiris.
Pendekatan dalam Inovasi Materi dan Metode Pembelajaran Kurikulum PAI Berbasis HOTS Era Industri 4.0 di MTs NU Salatiga Mukh Nursikin; Muhammad Nur Fadkhurrohmad
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 4 No. 1 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Sistem Informasi dan Teknologi (Sisfokomtek)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1324.306 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan solusi dari persoalan pembelajaran melalui pendekatan inovasi materi dan metode pembelajaran kurikulum PAI berbasis HOTS era Industri 4.0 di MTS NU Salatiga.. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada obyek yang amaliah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena, baik yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan dengan fenomena lainnya. Dari segi pelaksanaan dan pengumpulan data, penelitian ini termasuk penelitian lapangan yang berlokasi di MTS NU Salatiga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Adanya kebaharuan dari materi pembelajaran PAI membutuhkan pola pendekatan interdisciplinary yang berfokus pada pemecahan suatu masalah dengan perpaduan yang ideal, bukan menghilangkan yang sudah ada, namun berusaha menemukan metode, cara yang kekinian adaptif terhadap perkembangan zaman yang sangat melek digital. Mempertahankan nilai-nilai tersebut merupakan tantangan terberat yang dihadapi revolusi industri 4.0. Perkembangan zaman membutuhkan kreativitas yang lebih dari manusia, karena zaman pada prinsipnya tidak bisa menolak. Revolusi Industri 4.0.
Kosmologi dalam Tafsir Al-Ibriz Karya Bisri Mustafa: Relasi Tuhan, Alam dan Manusia Muhammad Roziqin Yusuf; Mukh Nursikin
Journal on Education Vol 6 No 1 (2023): Journal On Education: Volume 6 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v6i1.3354

Abstract

From a Javanese perspective, cosmology is very important for mastering all functional concepts of the world. This concept enlivens every perception and every action in the Javanese worldview, even in the field of Qur'an interpretation. Bisri Mustafa's Al Ibriz is one of his interpretations that consistently reveals his identity as a Javanese interpretation. Based on this, the aim of this study is to find a cosmological understanding of Al-Ibriz's interpretation. To achieve this goal, this study uses a kind of descriptive analysis technique for literature review. The study also uses data analysis techniques using the Hans-Gerk-Gadamer interpretation method. As a result of the discussion, it was found that in Al-Iblitz's interpretation, the relationship between God, nature and humans is described through human behavior in the real world. As the center of reality, humans have a duty to maintain the world and make the most of it. Therefore, people should always worship God and build relationships with others. This behavior is an attempt to maintain balance and peace in life in the real world, and it also affects the afterlife.
Epistemologi Pendidikan Nilai Ditinjau dari Filsafat Pendidikan Islam Kontemporer Maftukhah Maftukhah; Mukh Nursikin
ANWARUL Vol 3 No 4 (2023): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Yasin AlSys

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58578/anwarul.v3i4.1242

Abstract

The purpose of writing this research is to conducted an in-depth analytical and research study of the epistemology of value education in terms of contemporary Islamic educational philosophy. This study used a type of qualitative research with an approach literature research methods. This article was an attempt from the epistymology of value education in caried out its transformation through contemporary Islamic educational philosophy. Contemporary Islamic educational philosophy showen that with the concept of epistimology, value education can lead to students who were broad-minded, knowledgeable, and independent. In an expression said that an educational renewal can be well directed if it was based on a solid educational philosophical and theoretical framework.
Konsep Dasar Islam Wasathiyah: Menyoroti Islam Wasathiyah Berdasarkan Pemikiran dan Pandangan Ika Ayu Rohmiyanti; Mukh Nursikin
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 3 No. 1: Desember 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v3i1.2690

Abstract

Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara yang disurvei Central Connecticut State University (CCSU) pada 2016. 2 Mempunyai kereligiusan tinggi namun tak dibarengi budaya literasi adalah masalah tersendiri bagi bangsa ini. Tak heran, dalam berbagai isu, masyarakat akan mudah sekali terprovokasi jika digaungkan isu-isu agama. Apalagi sebagai negara keempat pengguna media sosial terbesar di dunia, berdasarkan riset CupoNation 2020 hal-hal yang berkaitan dengan agama tentunya tidak lepas dari kehadirannya mewarnai beranda-beranda media sosial masyarakat. Sayangnya, agama islam sering tidak dipresentasikan dengan paripurna di jagat media sosial. Menurut Muchlis Hanafi, saat ini paling tidak islam dan umat islam menghadapi dua tantangan, yakni: Pertama, sebagian umat islam yang cenderung bersikap ketat dalam memahami teks-teks keagamaan dan memaksakan sikap ekstrem tersebut di tengah masyarakat, bahkan tidak segan dalam beberapa hal memakai cara kekerasan. Kedua, adalah kecenderungan lain dengan bersikap longgar dalam beragama dan tunduk pada pengaruh negatif yang berasal dari luar. Penelitian ini bertujuan untuk menghadirkan islam wasathiyah/islam yang moderat agar terwujud perdamaian satu sama lain, dalam bermasyarakat maupun bernegara. Metode penelitian ini menggunakan studi pustaka dengan referensi berasal dari berbagai jurnal/makalah/penelitian lain yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran islam wasathiyah dapat menjadi jawaban bagi problematika umat islam pada khususnya, dan umat manusia pada umumnya, dikarenakan islam wasathiyah memiliki berbagai prinsip yaitu: toleran, seimbang, adil, sederhana, dan berada pada posisi pertengahan, sehingga dapat membuat orang dapat bersikap bijaksana dalam berpikir dan bertindak. Selain itu islam wasathiyah sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia dengan tetap berpedoman pada nilai-nilai syariat. Berbagai ulama, berpendapat bahwa dengan adanya islam wasathiyah, dapat menjadi pijakan dan arah pemikiran umat islam dengan tetap berlandaskan pada al-Qur’an dan as-Sunnah.
PEMIKIRAN KONSEP KURIKULUM DUA TOKOH NEGARA YANG BERBEDA (PALESTINA DAN INDONESIA) Muhamad Bayu Safii; Mukh Nursikin
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 4 (2023): Volume 6 No 4 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i4.21013

Abstract

Pendidikan Islam memuat materi nilai nilai religius yang mendasari kehidupan manusia. Materi yang terkandung harus relevan dengan realita yang terjadi kepada peserta didik. Melihat kondisi di era digital pendidikan Islam jika tidak mengikuti perkembangan zaman maka nilai-nilai islam akan sulit diterima oleh peserta didik. Kurikulum memiliki peran sebagai wadah materi nilai- nilai yang luhur yang seharusnya dapat berevolusi menjadi bahan belajar peserta didik yang realistis dan dinamis. Permasalahan siswa di era digitalisasi perlu mendapat perhatian terutama permasalahan pembelajaran Pendidikan Islam, karena ilmu-ilmu yang lain mulai beradaptasi dengan pesat menyatu dengan arah modernisasi. Intisari pemikiran para tokoh beberapa negara perlu menjadi referensi dalam acuan membuat sebuah kurikulum yang berbasis kenyataan permasalahan siswa dan sesuai dengan kebutuhan yang di perlukan di era digital. Kurikulum merdeka di desain untuk masa milenial sekarang ini, akan tetapi nilai nilai Islam perlu pembatasan dalam belajar yang merdeka. Pembatasan nilai nilai Islam dalam merdeka belajar tentunya didasarkan oleh para pemikir Pendidikan Islam dan sumber ajaran Agama Islam, sehingga merdeka belajar tidak mengabaikaan nilai nilai Islam yang memiliki kemerdekaan tetapi juga memiliki aturan yang harus ditaati. Perbandingan dua tokoh ini bertujuan untuk mengambil intisari Pendidikan Islam yang positif untuk dimasukkan ke dalam suatu kurikulum
DIFERENSIASI KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUT IMAM GHAZALI DAN MUHAMMAD NATSIR Laeli Zzakiyah; Dinda Meilasari An Nisa; Mukh Nursikin
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 4 (2023): Volume 6 No 4 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i4.21334

Abstract

Sudah sewajarnya para pendidik dan tenaga kependidikan bidang pendidikan Islam memahami kurikulum serta berusaha mengembangkannya karena dalam melakukan kajian terhadap keberhasilan sistem pendidikan ditentukan oleh semua pihak, sarana dan organisasi yang baik, intensitas pekerjaan yang realistis tinggi dan kurikulum yang tepat guna. Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui kurikulum pendidikan Islam menurut tokoh yang sudah masyur namanya yaitu Imam Ghozali dan Muhammad Natsir. Metode yang digunakan yakni kualitatif dengan pendekatan library research. Dengan merangkum konsep kurikulum dari Imam Ghazali dan Muhammad Natsir, dapat disimpulkan bahwa keduanya menekankan pada pendidikan holistik yang mencakup aspek spiritual, moral, intelektual, dan praktis. Kesamaan-kesamaan ini mencerminkan upaya untuk menciptakan individu Muslim yang berakhlak baik, berpengetahuan luas, dan dapat berkontribusi positif pada masyarakat. Meskipun metode dan penekanan mungkin berbeda, konsep-konsep tersebut dapat membentuk landasan untuk pengembangan kurikulum pendidikan Islam yang komprehensif.
IMPLEMENTASI MODEL EVALUASI CIPP PELAKSANAAN SHOLAT DHUHA DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 1 GUBUG Durotun Nisak; Faisal Afda’u; Mukh Nursikin
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 7 No. 1 (2024): Volume 7 No 1 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i1.23041

Abstract

Pendidikan segi ibadah sholat sangatlah memiliki manfaat besar teruntut manusia. Efektifitas dalam pelaksanaan sholat dhuha sebagai langkah untuk diterapkan kepada para siswa, karena sholat dhuha bersifat sunnah sering manusia lupakan. Berdasarkan dari observasi yang telah dijalankan di SMP Negeri 1 Gubug kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan sholat sunnah dhuha kegiatan tersebut dilaksanakan bagi kelas VII-IX. Tujuan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan sholat dhuha bersama-sama di SMP N 1 Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan, untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas pelaksanaan kegiatan sholat dhuha dalam peningkatan disiplin siswa di SMP N 1 Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Metode yang digunakan field research dan hasil penelitian yang didapat adalah Pelaksanaan dalam kegiatan sholat dhuha di SMP N 1 Gubug kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan dilakukan setiap hari Senin sampai Jumat waktu istirahat jam 09.40. kegiatan sholat dhuha dilakukan di musholla sekolah dan dilakukan bersama-sama antar siswa bukan secara berjamaah yg di pimpin langsung pembina dalam sholat dhuha tetapi dalam pelaksanaannya yang sering memimpin adalah siswa sendiri yang diberikan amanah oleh guru pendidikan agama islam. Efektivitas dalam pelaksanaan kegiatan sholat dhuha di SMP N 1 Gubug kecamatan Gubug kabupaten Grobogan, efektivitasnya dalam kegiatan dapat dilihat dengan cara model evaluasi CIPP yang peneliti gunakan. evaluasi kontes (context evaluation), evaluasi masukan (input evaluation), evaluasi proses (proces evaluation), evaluasi produk (product evaluation).
Penanaman akhlak pada anak usia dini pasca pandemi covid-19 melalui metode storytelling Zuhrotul Laili; Suryono; Mukh Nursikin
ijmus Vol. 3 No. 1 (2022): Indonesian Journal of Muhammadiyah Studies
Publisher : PDM Kota Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62289/ijmus.v3i1.31

Abstract

ABSTRACT In the process of teaching and learning activities, of course, a teacher uses various methods in carrying out his duties. The method used to be more effective, communicative, and fun for children, must be in line with the stages of development, both in terms of language, media and implementation. One method that is considered suitable for instilling moral values ​​in children is the storytelling method. With storytelling children can capture the narrative told by the teacher and apply it to their daily lives. The storytelling method in inculcating moral values ​​that is applied has a lot of positive effects on the moral development of children. The type of research used is qualitative research. The subjects of this study were children aged 4-5 years old. Qualitative research, which is a method of collecting data with the author directly in the field, is used to collect data in this study. Therefore, the information collected is empirical. The writer then used the following data collection procedures in this field study: 1) Observation 2) Conducting interviews 3) Providing documentation. This study uses three analytical techniques: data reduction, data display (data presentation), and conclusion drawing (data verification). The purpose of this study was to examine the use of the storytelling method in growing morals, as well as the supporting elements and challenges of using the storytelling method in fostering good behavior in children. The implementation is carried out through the stages of planning, implementation, and evaluation. The application of the method at the same time in the context of inculcating moral values ​​in children. With the Storytelling method used by researchers to instill morals in early childhood, the results are significant. Keywords: Storytelling, Morals, Learning Method
Interaksi Edukatif Guru PAI dalam Membangun Sikap Kesadaran Sosial Siswa di SD IT Nurul Islam Wasito Wasito; Rokhmad Afif; Mukh Nursikin
NYIUR-Dimas: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/nyiur.v2i2.347

Abstract

Praktik pembelajaran PAI yang masih sering menitikberatkan pada persoalan-persoalan teoretis kognitif yang berkaitan dengan pengembangan nilai-nilai Islam dengan mengabaikan pengembangan aspek afektif dan kognitif-volatif, seperti kemauan dan tekad untuk mengamalkan nilai-nilai Islam, menjadi konteks bagi pembelajaran PAI. Akibatnya seringkali terjadi keterputusan antara bagaimana agama dipahami dan bagaimana agama itu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang beragama secara individu saleh tetapi tidak saleh secara sosial. Penelitian lebih lanjut dilakukan pada interaksi edukatif guru PAI dan implementasinya terhadap sikap. Kesalehan sosial siswa berdasarkan masalah ini. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif berbasis sosiologi pendidikan. Observasi, wawancara, dan dokumentasi adalah semua metode pengumpulan data. Analisis kualitatif data penelitian meliputi reduksi data, penyajian data, verifikasi, dan penarikan kesimpulan. Triangulasi data, atau triangulasi teknis, sumber, dan waktu, berfungsi sebagai uji validasi data penelitian. Temuan penelitian ini menunjukkan sebagai berikut: Pola interaksi pendidikan pertama yang digunakan guru PAI adalah pola interaksi satu arah. Guru PAI menggunakan metode ceramah untuk menerapkan pola interaksi satu arah ini.2) Pola interaksi dua arah, yang dilakukan melalui format tanya jawab oleh instruktur PAI.3) Guru PAI menggunakan metode pembelajaran diskusi kelompok dan berbagai kegiatan keagamaan yang berkaitan dengan kesalehan sosial sebagai bagian dari pola interaksi multi arah. Kedua, proses KBM PAI digunakan untuk mengimplementasikan interaksi edukatif guru PAI di SD IT Nurul Islam Tengaran, termasuk membiasakan siswa untuk berdoa terlebih dahulu. dan setelah pembelajaran, memahami materi pembelajaran sebelumnya, menguasai dan menyampaikan materi pembelajaran yang baik, menghubungkan dengan isu-isu masyarakat, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dengan bantuan media dan strategi pembelajaran, bersikap terbuka, inklusif, objektif, dan tidak diskriminatif terhadap siswa, dan memberikan evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Di luar KBM PAI yaitu mengenalkan siswa pada ajaran Islam menanamkan nilai-nilai melalui kegiatan keagamaan berbasis sekolah.