Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JAMBURA Journal of Architecture

Perancangan Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Rekayasa Dengan Tema Modern Rebuchi Lilian Andjani Padali; Sri Sutarni Arifin; Kalih Trumansyahjaya
JAMBURA Journal of Architecture Vol 4, No 2 (2022): JJoA : Desember 2022
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v4i2.15832

Abstract

Keberadaan lemaga pendidikan di Indonesia terus memberikan kontribusi terhadap pembangunan disegala bidang. Salah satu Lembaga Pendidikan yang diharapkan menghasilkan manusia yang berkualitas adalah Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Rekayasa (SMKTR). Provinsi Gorontalo tercatat memiliki 58 SMK yang tersebar di seluruh wilayah, namun belum ada SMK dengan fokus utama pada teknologi rekayasa khususnya dalam konstruksi dan properti dengan menerapkan sistem sekolah ber-asrama. Perencanaan Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Rekayasa (SMKTR) yang menerapkan sistem Boarding School dan menitikberatkan pada arsitekur modern diharapkan dapat memaksimalkan sistem pendidikan SMK di Provinsi Gorontalo. Arsitektur modern merupakan istilah yang diberikan kepada sejumlah bangunan dengan ciri khas yang mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghilangkan segala macam ornamen. Keunggulan arsitektur modern adalah pelaksaaan konstruksi yang cepat dengan menghasilkan gaya arsitektur yang praktis (Inez, 2014). Oleh karena itu, bentuk arsitektur harus mengikuti fungsinya. Penekanan desain arsitektur modern adalah pada ruang, sehingga desainnya polos, sederhana dan memiliki area kaca yang luas. Arsitektur modern memiliki prinsip fungsionalitas dan efisiensi.Dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Rekayasa (SMKTR) ditemukan bahwa konsep perencanaan makro sudah sesuai dengan ketentuan yang ada dan mencakup seluruh kegiatan di sekolah yang bersangkutan, namun dengan beberapa kekurangan. Kekurangan ini ditanggulangi dari hasil analisa orientasi matahari, arah angin, kesibingan dan vegetasi. Perubahan perencanaan yang dapat memaksimalkan fungsi dari setiap bagian bangunan yang akan dibangun dimasa yang akan dating. Selain itu, analisis denah juga direkomendasikan untuk digunakan sebagai dasar perencanaan bangunan yang akan dibangun dengan menggunakan pendekatan arsitektur modern.
DESAIN PERKEBUNAN BUAH NAGA MENJADI KAWASAN AGROWISATA DI KABUPATEN GORONTALO Junita BR Panjaitan; Lydia Surijani Tatura; Kalih Trumansyahjaya
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 1 (2023): JJoA : Juni 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i1.18010

Abstract

Perkembangan kawasan Agrowisata yang tersebar di setiap Provinsi di Indonesia dengan berbagai keunikannya yang menjadi ciri khas bagi setiap destinasi wisata. Potensi Agrowisata pada saat ini mengalami peningkatan yang cukup pesat dari waktu ke waktu, peningkatan ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah kedatangan wisatawan internasional dari tahun 1950-2010, yang mencatat 25 juta sampai 490 juta orang dengan pertumbuhan setiap tahunnya rata-rata 6,2%, bahkan diperkirakan pada tahun 2020 akan meningkat hingga mencapai 1,6 miliyar kunjungan wisatawan dunia, dengan sebagian besar yaitu 1,2 milyar, merupakan wisatawan regional dan hanya 378 juta orang yang merupakan wisatawan jarak jauh. Menurut data artikel Furisuka Distributor Sembako, Hasil perkebunan dan lahan perkebunan yang cocok untuk dijadikan sebagai Kawasan Agrowisata salah satunya adalah Tanaman Buah Naga yang mempunyai banyak kegunaan dan banyak peminatnya di Indonesia. Hasil produksi Buah Naga pun sangat banyak dibuatkan dengan berbagai jenis makanan, Furisuka Distributor Sembako juga menuliskan bahwa agen penanaman Buah Naga terbanyak terdapat di berbagai wilayah Indonesia salah satunya yaitu di Wilayah Provinsi Gorontalo, hal ini ditandai dengan banyaknya hasil perkebunan Buah Naga yang terdapat di berbagai Kabupaten. Tema Arsitektur Ekologi yang menjadi dasar perancangan ini didasari oleh kesatuan hubungan antara pemakai dan lingkungan di sekitar, karena perancangan ini lebih banyak memakai area alam dan juga perkebunan maka sangatlah cocok untuk membangunan keselarasan alam dan pengunjung.