Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Nuansa Patriarki dalam Praktik Konsep Sekufu di Dua Novel Karya Habiburrahman El Shirazy Dian Rizky Azhari; Mohamad Yoesoef; Turita Indah Setyani
Jurnal Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran (KIBASP) Vol 6 No 1 (2022): Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/kibasp.v6i1.4633

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kehadiran nuansa patriarki di dalam penggunaan konsep sekufu dalam dua novel Habiburrahman El Shirazy berjudul Cinta Suci Zahrana(CSZ) dan Bidadari Bermata Bening(BBB). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yang menggunakan bantuan teori arena dan kuasa kapital dari Pierre Bourdieu untuk memetakan pertentangan modal dari masing-masing tokoh yang berkonflik. Selain itu, sebagai landasan teori untuk menganalisis keberadaan nuansa patriarki digunakan konsep peran gender dalam Islam dari Shihab dan Umar.Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran konsep sekufu pada kedua teks tidak benar-benar mencerminkan kesetaraan di antara laki-laki dan perempuan. Simpulan penelitian ini yaitu tokoh perempuan digambarkan lebih berkualitas dari pada tokoh laki-laki di dalam kedua teks. Namun, kekurangan tokoh laki-lakitersebut ditutupi oleh teks dengan wacana patriarki, yaitu wacana nasab baik dan wacana tubuh perempuan (status perawan tua dan janda). Kata Kunci: Konsep sekufu, Patriarki, Peran gender dalam Islam
PENGELOLAAN UNSI (SANGGAR BUDAYA) DALAM TRADISI PERTUNJUKAN SENI DENDANG SERAWAI, BENGKULU Bustanuddin Lubis; Mohamad Yoesoef; Pudentia
Wacana: Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra dan Pengajaran Vol. 21 No. 1: Wacana, Vol. 21, No. 1, Januari 2023
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jwacana.v21i1.27951

Abstract

The goal to be achieved in the discussion of this article is the management of unsi in the tradition of performing seni dendang Serawai in Bengkulu. The process of maintaining an oral tradition is more related to the performance of the tradition than to the presence of traditional performers. Currently, the tradition of performing seni dendang is performed by a cultural unit formed independently by the community. Unsi, as actors and executors of performances, certainly experience a management process in their organizational management. Based on the results of observations in the fields of Seluma Regency and South Bengkulu Regency, it turns out that most of the unsi do not yet have good and healthy management. The research method used is qualitative, with direct interview data collection techniques and field research. The results of the study found that there were internal and external factors that became obstacles in the development of unsi in performances seni dendang. Internal factors relate to the performance seni dendang itself, while external factors relate to the supporters of the performance seni dendang. Paying attention to the role and function of unsi is one of the important keys to caring for the tradition of seni dendang Serawai .